Hujan Membasahi Bulan Purnama

26 Mar 2016

Hujan deras sejak siang sampai malam hari mengisi Yogyakarta, sehingga Sastra Bulan Purnama edisi ke-54, Rabu malam, 23 Maret 2016 di Tembi Rumah Budaya ditumpahi hujan. Namun demkian, para penyair Negeri Laut terus membaca puisi di tengah hujan yang tak kunjung  reda.

Penyair dari beberapa kota seperti Hardho Sayoka (Ngawi), Joshua Igho, Daladi Ahmad (Magelang), Aryoko (Bojonegoro), Pipie J. Egbert (Surabaya) dan beberapa penyair dari Yogya seperti Sutirman Eka Ardhana dan lainnya hadir membacakan puisi karyanya yang tergabung dalam antologi puisi ‘Negeri Laut’.

Pendeknya, hujan membasahi Bulan Purnama, namun di tengah pendapa Tembi Rumah Budaya, penyair dari negeri Poci, yang datang dari berapa kota menghangatkan suasana dingin dengan puisi-puisi karyanya. Bukan hanya dibacakan melainkan dilagukan, setidaknya dilakukan dua penyair negeri Poci, yang datang dari Magelang, Joshua Igo dan Daladi Ahmad.

Keduanya, menyajikan dua puisi, satu puisi dibacakan dan satu lainnya dilagukan. Satu gitar untuk bergantian. Joshua dan Daladi, dalam memetik gitar, terlihat sekali kalau sudah terbiasa, sehinggga puisi karyanya terasa enak didengar ketika dilagukan.

“Satu puisi karya saya yang ada dalam Negeri Laut akan saya bacakan, dan satu puisi yang lain, dari Negeri Langit akan saya lagukan,” kata Joshua Igo mengawali.

Hardho Sayoka, penyair dari Ngawi, yang sering dipanggil mbah penyair oleh para penyair muda lainnya, tampil membacakan satu puisi karyanya, yang ada dalam antologi puisi Negeri Langit. Rambutnya yang panjang, dan sudah memutih menegaskan bahwa penyair ini sudah tidak muda lagi, namun semangat berkarya tak mau kalah dengan anak-anak muda.

“Saya senang dengan Tembi dan Sastra Bulan Purnamanya yang secara rutin diselenggarakan, beberapakali saya datang di tempat ini,” kata mbah penyair. Hardho Sayoko.

Pipie J. Egbert, penyair perempuan dari Surabaya, tampil membacakan puisinya yang tergabung dalam antologi puisi Negeri Laut. Dia merasa seperti memiliki kerinduan untuk hadir di Sastra Bulan Purnama. Selain bersama dengan para penyair Negeri Laut, Pipie pernah tampil di Amphytheater Tembi Rumah Budaya persama penggurit dan penyair dari Surabaya.

“Dalam antologi Negeri Laut ini nama saya Pipie J. Egbret, tapi nama yang biasa saya pakai Rosuno Kaori,” kata Pipie.

Dari wilayah Jawa Timur yang lain, tampil Arieyoko dari Bojonegoro. Ia sudah beberapa kali tampil di Sastra Bulan Purnama, sejak beberapa tahun lalu, setidaknya ketika dia masih sering tinggal di Yogya. Setelah kembali ke kampung halamannya dan menggerakkan sastra etnik dari sana, Arieyoko lama tak muncul.

“Sudah lama saya tidak hadir di Tembi Rumah Budaya, dan malam ini, kerinduan saya terhadap sastra Yogya seperti terobati,” kata Arieyoko.

Sastra Bulan Purnama edisi ke-54, dengan tajuk ‘Membaca Puisi Membaca Laut’ tidak hanya menampilkan penyair membaca puisi, tetapi beberapa musisi muda ikut tampil mengolah puisi menjadi lagu, seperti dilakukan Doni Onfire dan beberapa yang lain. Selain itu, komunitas yang tergabung dalam Study Teater Club  Yogyakarta mengolah puisi berjudul ‘Perjalanan Laut’ menjadi satu pertunjukan.

Ons Untoro

> Pipie J. Egbert, penyair dari Surabaya tampil membaca puisi di Sastra Bulan Purnama di Pendhapa Tembi Rumah Budaya, foto: Totok Joshua Igo, penyair dari Magelang, tampil membaca puisi di Sastra Bulan Purnama di Temb Rumah Budaya, foto: Totok Hardho Sayoko, penyair dari Ngawi tampil di Sastra Bulan Purnama di Pendhapa Tembi Rumah Budaya, foto: Totok SENI PERTUNJUKAN

Baca Juga

>

Artikel Terbaru

>
  • 30-03-16

    Selama Sebulan S Wan

    Perupa dari Sidoarjo, S Wandhie akan menggelar karya-karyanya di ruang pamer Tembi Rumah Budaya, Sewon, Bantul, Yogyakarta, selama satu bulan... more »
  • 30-03-16

    Gatot Nugroho: Beker

    “Bekerja di museum itu kuncinya harus ikhlas,” ungkap Gatot Nugroho.  “Jika kita ikhlas, maka hati kita akan senang. Walaupun keikhlasan kita... more »
  • 30-03-16

    Monumen Brimob Seday

    Monumen Brigade Mobil (Brimob) Polri berada di Dusun Sengon Karang, Kelurahan Argodadi, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. Bila... more »
  • 29-03-16

    Poetry Performance A

    Satu pertunjukan untuk merespon puisi, yang oleh sutradaranya Anes Prasetyo disebut sebagai Poetry Performance Art ditampilkan dalam Sastra Bulan... more »
  • 29-03-16

    Kadipaten Mangkuneg

    Kadipaten Puro Mangkunegaran Surakarta, yang termasuk salah satu keturunan Dinasti Mataram Islam mengalami kejayaan di akhir abad XIX hingga awal... more »
  • 28-03-16

    Ki Bagas Kriswanto,

    Ada nilai plus ketika seorang dalang berkualitas, lahir dan besar bukan dari keturunan dalang. Seperti halnya Ki Bagas Kriswanto. Selain bukan... more »
  • 28-03-16

    Bunga Rampai Sastra

    Judul            : Maleise Bloemlezing Penulis        ... more »
  • 28-03-16

    Idiosyncratic dalam

    Idiosyncratic berarti kepribadian yang unik, aneh, cenderung melenceng dan berbeda dari lingkungan sekitarnya. Istilah dalam psikoanalisa itu... more »
  • 26-03-16

    Masuk Mangsa Kasepul

    Pranatamangsa masuk mangsa Kasepuluh (10), umurnya 24 hari, mulai 26 Maret s/d 18 April. Musim padi tua, burung-burung sedang membuat sarang. Ternak-... more »
  • 26-03-16

    Hujan Membasahi Bula

    Hujan deras sejak siang sampai malam hari mengisi Yogyakarta, sehingga Sastra Bulan Purnama edisi ke-54, Rabu malam, 23 Maret 2016 di Tembi Rumah... more »
> Tembi Rumah Sejarah dan Budaya , Hak Cipta Dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net/
Tembi adalah Portal Berita Budaya Indonesia