Launching Antologi Puisi di Banten

12 Mar 2016 Antologi puisi rupa berjudul ‘Anakku Sayang Ibu Pulang’, karya dari beberapa penyair, yang pernah tampil di Sastra Bulan Purnama, Sabtu malam, 5 Maret 2016 lalu dilaunching di Museum Negeri Banten, Jl. Brigjen K.H. Syam’un No 5, Kotabaru, Serang, Banten. Penyair yang hadir, Daru Maheldaswara, Umi Kulsum (Yogya), Aida Milasari (Depok), Mistari Hastibuan (Pasuruhan).

Puisi yang diramu dengan lukisan karya Jupri Abdullah, perupa dari Pasuruhan mengambil tema ‘Human Trafficking dan Buruh Migran’. Selain nama-nama disebut di atas, penyair yang puisinya ada dalam antologi ini ialah Slamet Riyadi Sabrawi (Yogyakarta) dan Melur Seruni (seorang buruh migran di Singapura).

Dalam launching ini, selain Aida Milasari, Daru Maheldaswara, Mistari Hastibuan, tampil penyair dari Banten Ibnu PS Megananda dan Nedi. Keduanya penyair dari Banten membacakan puisi karyanya sendiri, dan tidak diikutkan dalam antologi puisi rupa ‘Anakku Sayang Ibu Pulang’.

Membandingkan dengan pembacaan puisi di Yogya, yang seringkali riuh dihadiri oleh banyak orang. Pada pembacaan puisi di Banten ini, meskipun sejumlah seniman dari Banten tampak hadir, tetapi publik sastra di kota ini berbeda dengan publik sastra di Yogya. Tampaknya, memang jarang diselenggarakan kegiatan kesenian, sehingga antusiasme publik tidak terasa kental.

Tetapi dari segi penampilan, dua pembaca dari Banten, Ibnu dan Nedi, nampak penuh semangat, bahkan untuk menunjukkan rasa akrab dengan penyair dan seniman yang hadir dari Jawa Timur, Ibnu berteriak dengan bahasa khas Surabaya.

“Dyancuk Surabaya,” teriak Ibnu.

Terlihat, Ibnu sudah terbiasa tampil di panggung. Kemampuannya membaca puisi, dan penghayatan atas puisi yang dibacakan, bisa dirasakan dari ekspresinya. Hal yang sama juga bisa dilihat dari Nedi, penyair dan perupa dari Banten dan usianya lebih muda dari Ibnu.. Dengan suara lantang, Nedi membacakan baris-baris puisi, bahkan sengaja menjatuhkan kertas pada saat dia sedang membaca puisi.

Mistari Hastibuan, seorang penyair dari Surabaya, yang kini tinggal di Pasuruhan. Mungkin karena dia pernah ikut aktif di Bengkel Muda Surabaya, sehingga penampilannya, dengan suara yang khas, tapi terasa teaterikal. Terasa sekali bagaimana dia menghayati puisinya dan diekspresikan pada saat membaca.

Aida Milasari, seorang aktivis perempuan dan pembela hak-hak perempuan dan memberi pendampingan terhadap para buruh migran, membacakan puisi karyanya dengan penuh semangat, seolah ia sedang orasi saat melakukan demonstrasi atas pelanggaran hak-hak perempuan.

“Saya lebih kuat sebagai aktivis perempuan ketimbang sebagai penyair, tetapi saya memang tidak berhenti menulis puisi untuk menyuarakan persoalan-persoalan perempuan,” ujar Aida Milasari sebelum membacakan puisi karyanya.

Banten, seperti dihangatkan dengan launching antologi puisi rupa ‘Anakku Sayang Ibu Pulang’, dan seniman Banten ikut hadir dalam launching antologi puisi ini.

“Dengan pembacaan puisi karya dari penyair Yogya dan Surabaya ini, mudah-mudahan  bisa menggugah kegiatan kesenian di Banten menjadi tambah hidup,” kata Deden, seorang seniman dari Banten yang ikut repot menyelenggarakan acara ini.

Ons Untoro
foto:Wawan

Mistari Hastibuan, penyair dari Surabaya yang tinggal di Pasuruhan saat tampil membacakan puisi karyanya di Museum Negeri Banten, foto: Wawan Nedi, penyair dari Banten yang bertindak sebagai MC menutup acara dengan membacakan dua puisi, foto: Wawan Aida Milasari, aktivis perempuan sekaligus penyair saat tampil membacakan puisi karyanya di Museum Negeri Banten, foto; Wawan SENI PERTUNJUKAN

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 17-03-16

    Tumenga Sepa Tumungk

    Peribahasa Jawa di atas secara harafiah berarti mendongak (melihat ke atas) hambar melihat ke bawah sepi. Pepatah ini ingin menggambarkan keadaan... more »
  • 17-03-16

    Pawai Ogoh-Ogoh Yogy

    Dalam rangka memperingati Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1938, serangkaian acara dilangsungkan. Bagi umat Hindu terdapat serangkaian perayaan Nyepi... more »
  • 17-03-16

    Membedah Semarang Za

    Judul             : Semarang Tempo Dulu. Teori Desain Kawasan Bersejarah Penulis  ... more »
  • 16-03-16

    Denmas Bekel 16 Mare

    Denmas Bekel 16 Maret 2016 more »
  • 16-03-16

    23 Perupa Menangkap

    Fenomena alam yang luar biasa selalu disikapi oleh manusia dengan berbagai cara dan keyakinannya. Gerhana matahari seperti yang terjadi tanggal 9... more »
  • 16-03-16

    Donan Satria Yudha I

    Kepala Museum Biologi  UGM Yogyakarta Donan Satria Yudha Msc sedang membenahi museum yang dikelolanya itu supaya lebih maju, lebih dikenal, dan... more »
  • 15-03-16

    Ritual Sakral di Des

    Judul             : Kajian Bentuk Ritual dan Kepercayaan Masyarakat di Desa Sidetapa Penulis... more »
  • 15-03-16

    Upacara Tawur Agung,

    Ramainya wisatawan yang mengunjungi Candi Prambanan, Yogyakarta, tak mengurangi kekhidmatan umat Hindu dalam melangsungkan upacara Tawur Agung pada... more »
  • 15-03-16

    Tari Garba, Ungkapan

    Dalam pembukaan pameran seni rupa di PKKH UGM, Yogyakarta, Sabtu malam 27 Februari 2016, Sri Astari Rasjid juga mengundang koreografer dari Solo,... more »
  • 14-03-16

    Mahasiswa Jepang Bel

    Hari Jumat siang, 5 Maret 2016,  Tembi Rumah Budaya Yogyakarta dikunjungi oleh 8 mahasiswa dan 2 dosen kedokteran gigi  dari Jepang yang... more »