Foto Bersama Pocong di Malioboro

11 Feb 2014 Yogyamu

Foto Bersama Pocong di Malioboro

Cari uang dengan model pocong memang merupakan modus operandi baru di Malioboro. Mereka mesti rela berdiri berjam-jam dengan kaki yang tidak bisa melangkah karena diikat seperti pocong sungguhan.

Foto Ngamen Pocong di Malioboro/Titik Nol, difoto: Minggu, 19 Januari 2014, foto: a.sartono
Pocong tidak lagi menakutkan untuk diajak foto bersama

Beberapa bulan terakhir ini ada yang aneh dan unik di kawasan Malioboro, yakni “pocong” hidup. Orang ini tidak menyanyi, bermain musik atau menari, melainkan hadir dengan berdiri begitu saja di salah satau sudut atau ruas Jalan Malioboro. Ia mendandani dirinya dengan kostum dan rias pocongan. Wajahnya dibuat sedemikian rupa sehingga kelihatan menyeramkan dan seolah-olah meneteskan darah.

Pocongan ala Malioboro ini bagi orang dewasa tentu tidak berdampak menakutkan secuil pun. Namun bagi anak-anak yang mungkin imajinasinya telah terisi oleh film-film horror di televisi, hal ini bisa menimbulkan rasa takut. Mungkin justru dampak atau efek itu yang hendak disasar oleh para pengamen tersebut. Jika sasaran keseraman itu tercapai, maka anak-anak yang merasa pemberani justru akan berani mendekat dan bahkan memberi sekadar uang receh sebagai sawerannya.

Foto Ngamen Pocong di Malioboro/Titik Nol, difoto: Minggu, 19 Januari 2014, foto: a.sartono
Anak kecil ini menunjukkan keberaniannya untuk berfoto bareng pocong

Tampaknya usaha orang dengan kostum hantu ini lumayan berhasil juga. Buktinya, ada cukup banyak remaja dan anak-anak yang rela mengantre dan berfoto bersama hantu jadi-jadian ini.

Foto-foto tersebut tentu akan dipamerkan kepada teman atau handai taulannya sebagai semacam bukti bahwa dirinya adalah pemberani, atau hanya untuk sekadar guyonan. Orang-orang yang berfoto bersama pocong ini akhirnya akan merogoh kocek untuk sang pocong sebagai ucapan terima kasih.

Apa yang dilakukan oleh orang-orang yang berkostum pocong ini mungkin memang menjadi semacam terobosan dalam mencari uang. Orang mungkin saja telah mulai jenuh dengan model-model orang ngamen yang membawa gitar sambil menyanyi di depan orang kemudian mengulurkan tangannya untuk meminta uang.

Foto Ngamen Pocong di Malioboro/Titik Nol, difoto: Minggu, 19 Januari 2014, foto: a.sartono
Foto ini mungkin akan jadi kenangan tersendiri kelak

Cari uang dengan model pocong memang merupakan modus operandi baru di Malioboro. Mereka mesti rela berdiri berjam-jam dengan kaki yang tidak bisa melangkah karena diikat seperti pocong sungguhan. Kedua tangannya pun tak bisa leluasa bergerak karena berada di dalam balutan pakaian pocongnya. Wajahnya pun akan dirias sedemikian rupa sehingga wajah aslinya tenggelam dalam cat rias.

Begitulah variasi baru orang mengais rezemi di Malioboro Yogyakarta.

Ke Yogya yuk ..!

Naskah & foto:A.Sartono

Source Link: Jakarta

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 29-08-16

    Monolog dan Gerak Pu

    Dua puisi karya Resmiyati, yang dimuat dalam antologi puisi ‘Membelah Bulan’, masing-masing berjudul ‘Katresnan’ dan ‘Sephia 2’ diolah dalam bentuk... more »
  • 29-08-16

    Buku Pelajaran Sejar

    Judul            : Leerboek der Geschiedenis van Nederlandsch Oost-Indie Penulis  ... more »
  • 29-08-16

    Kawasan Panggung Kra

    Panggung Krapyak adalah salah satu bangunan cagar budaya yang berlokasi di Dusun Krapyak, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul... more »
  • 27-08-16

    Bayi Kelahiran Mangs

    Pranatamangsa: memasuki Mangsa Surya III Mangsa Katelu, 25 Agustus sampai dengan 17 September 2016, umur 24 hari. Candrane: Suta Manut ing Bapa,... more »
  • 27-08-16

    Topeng, Tradisi yang

    Topeng, merupakan salah satu koleksi di Museum Tembi Rumah Budaya Yogyakarta. Ada sekitar 15 topeng kuno yang dikumpulkan oleh Bapak Drs P Swantoro,... more »
  • 27-08-16

    Pameran Kriya Besar

    Tanggal 22-28 Agustus 2016 secara khusus Jogja Gallery, di Jl Pekapalan 1, Alun-alun Utara Yogyakarta  menyelenggarakan pameran besar kriya... more »
  • 26-08-16

    Teater Gandrik Penta

    Lakon “Orde Tabung” karya Heru Kesawa Murti akan dipentaskan Teater Gandrik dalam bentuk dramatic reading di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta (... more »
  • 26-08-16

    Alfian Emir Adytia d

    "Bisa karena biasa", menjadi pegangan bagi Alfian Emir Adytia (24) dalam menapaki jenjang kariernya di dunia musik. Pemuda kelahiran Ngawi, 24 Juni... more »
  • 26-08-16

    Uniform di Mata Haru

    Manusia diciptakan tidak seragam. Alam raya juga tidak seragam. Justru yang suka menyergamkan adalah manusia itu sendiri. Pada sisi ini sebenarnya... more »
  • 25-08-16

    Puisi Napi di Sastra

    Puisi ternyata juga ditulis oleh para napi, yang sekarang disebut sebagai warga binaan dari Lapas Wirogunan, Yogyakarta. Para napi menulis puisi dan... more »