Olga Lydia Senang Berkunjung ke Museum

Author:editorTembi / Date:24-06-2014 / Artis bedarah oriental Olga Lydia mengaku sangat senang berkunjung ke museum. Tidak hanya museum di dalam negeri, jika ada kesempatan ke luar negeri, ia merasa wajib berkunjung ke museum, dan toko buku.

Olga Lydia Senang ke Museum
Olga Lydia rutin mengunjungi museum 
karena senang sejarah, foto: dok. pri

Sukses dengan berbagai perannya dalam berbagai judul film, antara lain Ekskul (2005), 12AM (2006), Wanita kelahiran 4 Desember 1976 ini belakangan justru aktif sebagai pembawa acara di berbagai program televisi. Olga Lydia juga menyutradarai film ‘Curhat Dengan Sahabat’ bersama 4 sutradara lainnya, juga menjadi produser eksekutif film ‘Negri 5 Menara’.

Ditemui di kawasan Senayan beberapa waktu lalu, Olga hadir sebagai pembicara mengenai museum yang ada di Jakarta. Memang belum semua museum yang ada di Jakarta sudah ia sambangi, baru beberapa namun pasti akan ia kunjungi semua museum di Jakarta. “Secara pengelolaan museum di Jakarta sudah semakin baik, tinggal membuat program-program saja agar pengunjung museum bisa terus meningkat,” paparnya.

Kebanyakan museum yang dikunjungi wanita yang mengawali kariernya sebagai model catwalk ini adalah museum-museum di luar negeri, misalnya saat ia berkunjung ke Dubai, meski tak mengingat nama museumnya, namun sangat berkesan. “Sewaktu masuk kita seolah-olah berada di bawah air, terus waktu melihat ke atas seolah-olah melihat perahu di atasnya, bagus banget,” tambahnya.

Begitu juga kunjungannya ke museum-museum di Kamboja, Singapura, Beijing, dan lainnya. Yang juga tak akan lepas dari ingatannya adalah kunjungan museum di daerah Flores Nusa Tenggara Timur. Meski hanya bangunan kecil namun banyak benda-benda yang memiliki nilai sejarah penting di musem itu. “Hanya saja mereka menatanya tidak terlalu baik, jadi kayak diletakkan gitu aja, tapi setidaknya mereka ada kesadaran untuk menyimpan warisan leluhur,” tutur Lydia.

Olga Lydia Senang ke Museum
Olga saat bercerita tentang pengalamannya 
berkunjung ke museum, foto: Natalia S.

Ia berharap museum-museum di Indonesia, khususnya di Jakarta, bisa menjadi destinasi utama para turis. “Ini tugas kita bersama, bagaimana caranya menambah minat pengunjung museum di Indonesia,” katanya.

Dari segi pengelolaan atau menjaga benda-benda di museum juga harus banyak perbaikan. Sebagai contoh ia pernah mengantar seorang teman dari Belanda ke Museum Fatahillah, di Kawasan Kota Tua, Jakarta, dan teman itu memberi saran. “Saat itu ia terkagum-kagum dengan benda-benda yang ada di museum, yang membuat dia kaget adalah ada sebuah buku yang usianya ribuan tahun tapi boleh dipegang oleh pengunjung. Kata dia, kalau di negaranya pasti sudah ditaruh di lemari yang terkunci yang hanya bisa dipandang tanpa bisa disentuh,” cerita Olga.

Temen nan yuk ..!

Natalia S

 

Temen

Latest News

  • 27-06-14

    Siswa Sekolah Kriste

    Anak-anak yang terlihat dalam foto tersebut merupakan muri sekolah di Kaliceret, Salatiga. Waktu itu sekolah yang dibuka oleh para misionaris ini... more »
  • 27-06-14

    Arsip seniman, Sudah

    Sastrawan Iman Budi Santosa menganjurkan agar seniman, sebagai langkah pertama, mengumpulkan arsip dari dirinya sendiri. Langkah berikutnya adalah... more »
  • 27-06-14

    Rumah Gempa di Sangk

    Melalui tajuk ‘Melankolia’ lima perupa dari Malang, Jawa Timur, masing-masing Antoe Budiono, Gatot Pujianto, Iwan Yusuf, Joni Ramlan dan Keo Budi... more »
  • 26-06-14

    Vandalisme di Yogyak

    Upaya pembersihan dan pembenahan yang dilakukan pemerintah, pelajar, kelompok-kelompok tertentu, dan warga biasa sering terasa sia-sia karena begitu... more »
  • 26-06-14

    Didik Nini Thowok: L

    Kekhasan Didik adalah tari cross gender, artinya tarian yang dibawakan oleh penari yang jenis kelaminnya berlawanan. Tarian putri dibawakan oleh... more »
  • 26-06-14

    Teka Katon Raine Lun

    Pepatah ini secara lebih luas mengajarkan bahwa hendaknya orang bersikap ksatria, jujur, terbuka, sportif, dan bertanggung jawab. Atau tidak ada yang... more »
  • 25-06-14

    Gule Rakyat yang Ser

    Benar-benar harga rakyat karena untuk seporsi nasi gule hanya dibanderol Rp 4.000 dan secangkir teh Rp 1.000. Jadi untuk sekali makan dan minum di... more »
  • 25-06-14

    Sejarah Perkembangan

    Judul : Sejarah Perkembangan Arsitektur Kota Islam Banten. Suatu Kajian Arsitektural Kota Lama Banten Menjelang Abad XVI sampai dengan Abad XX... more »
  • 25-06-14

    Jose Immanuel Bingun

    Malam itu ada banyak wisatawan asing dan wisatawan Nusantara yang secara khusus menyaksikan pergelaran wayang golek di Tembi. Sebagian dari wisatawan... more »
  • 24-06-14

    Olga Lydia Senang Be

    Artis bedarah oriental Olga Lydia mengaku sangat senang berkunjung ke museum. Tidak hanya museum di dalam negeri, jika ada kesempatan ke luar negeri... more »