Nia Dinata Ingin Menduniakan Seni Tradisi

Author:kombi / Date:10-06-2013 / Tag: Temen / Temen

Nia Dinata Ingin "Menduniakan" Seni Tradisi

Berbagai film garapannya, sebut saja Ca Bau Kan (2002), Arisan (2004) dan Berbagi Suami (2006) sukses besar, tak hanya dari segi penjualan, dan komentar kritikus, namun juga penghargaan dari festival - festival Internasional, membuat wanita kelahiran 4 Maret 1970 ini masuk dalam jajaran sutradara handal. Ia pun mencoba dunia baru, sebagai penulis naskah untuk pertunjukan tari bertajuk ‘Padusi’, dengan latar kultur Minang.

Nia Dinata Ingin ‘Duniakan’ Seni Tradisi”
Nia Dinata Kagum Dengan Perempuan Minangkabau, foto: www.eventsintown.blogspot

Dunia tulis-menulis sebenarnya bukan hal baru bagi sutradara sekaligus pendiri Kalyana Shira Film, Nia Dinata. Berbagai judul skenario film pernah digarapnya, namun kali ini ia diminta untuk menulis naskah pagelaran tari legenda Minang yang melibatkan 50 penari dan musisi bersama maestro tari Tom Ibnur.

Sebagai perempuan yang terlahir berdarah Minang, Mia merasa tertantang dengan tawaran ini, apalagi ia didaulat untuk berkolaborasi dengan Tom Ibnur. “Saya sebagai orang Minang merasa ada panggilan emosional untuk bergabung dengan pagelaran seperti ini,” paparnya saat ditemui Tembi.

Legenda masyarakat, kata Nia Dinata, memang sudah sepatutnya diangkat dan diapresiasi sepenuhnya. Karena itu saat proses menulis naskah, selama kurang lebih 4 bulan, Nia melakukan riset untuk mendapatkan karya yang baik. “Nggak terasa capeknya, karena ceritanya sangat menarik, dan dalam proses itu, saya semakin tahu banyak, semakin memperkaya wawasan saya. Pekerjaan ini berkah buat saya,” tambah putri dari Dicky Iskandar Dinata ini.

Nia menyayangkan bahwa legenda masyarakat yang dikenal dari daerah Minang hanyalah ‘Malin Kundang’. Padahal selama melakukan riset, ia terkagum-kagum dengan fakta bahwa masyarakat Minang suka bercerita. Baik prosa-prosa maupun pantunnya sangat bagus dan menarik.

“Sebenarnya orang Minang itu sangat suka bercerita, dan dari sini juga saya banyak tahu karakter perempuan Minang, bahwa mereka progresif, ekstrem dan heroik. Meski mungkin banyak mengalami ketidakadilan, namun mereka berani membuat keputusan dan sikap yang menolak dijadikan korban,” paparnya.

Dari kedekatannya dengan dunia seni peran dan pertunjukkan ini, Nia berharap ia bisa lebih banyak mengolah seni tradisi agar kelak tak hanya diketahui dan dikenal di Indonesia, namun bisa mendunia. “Generasi muda juga bisa lebih menghargai seni tradisi, sayang sekali generasi sekarang banyak yang tidak paham cerita nenek moyangnya," lanjut Nia.

Nia Dinata Ingin ‘Duniakan’ Seni Tradisi”
Cuplikan pertunjukan Teater Padusi, foto: ImageDinamicsPR

Sementara disinggung soal karya film terbarunya, penggemar George Clooney ini mengaku sedang dalam proses riset untuk film drama terbarunya. Sayang seperti apa ceritanya Nia belum mau membocorkan.

Di tengah geliat perfilman Indonesia, Nia berpesan untuk generasi muda yang berkeinginan menggeluti dunia film. “Tips dari saya, rajin-rajinlah nonton film berkualitas, misalnya film-film yang ada di festival, karena dengan begitu mata dan rasa kita akan terbiasa melihat sinematografi dan cara bertutur yang baik. Otomatis hal itu akan terbawa dalam membuat karya,” tutup ibu dua anak ini.

Temen nan yuk ..!

Natalia S.

Temen Source Link: Jakarta

Latest News

  • 26-07-14

    Lukisan Kaca dari Em

    Pameran seni lukis kaca ini, yang berlangsung dari 11 Juli sampai 11 Agustus, baru pertama kali diselenggarakan di ruang pamer Tembi Rumah Budaya.... more »
  • 26-07-14

    Hari Keberuntungan O

    Kelebihan orang Wuku Maktal adalah sentosa budinya, setia pendiriannya. Namun, ia mudah kecewa jika pekerjaannya dianggap kurang benar oleh orang-... more »
  • 26-07-14

    Pasinaon Basa Jawa K

    Berikut ini contoh penerapan kata pada tataran bahasa Jawa saat ini, dengan keterangan: n = singkatan dari bahasa ngoko, na = bahasa ngoko halus, k... more »
  • 26-07-14

    Benarkah di Bantul P

    Mereka sempat menduga itu merupakan kerangka kuda atau sapi. Namun demi melihat struktur tulang lehernya yang kelihatan jenjang, mereka punya pikiran... more »
  • 26-07-14

    Ada Rumah Limasan Te

    Pameran foto ini menampilkan keindahan dan kekhasan aspek budaya, religi dan alam di Yogyakarta. Rencananya, foto yang dipajang akan diganti setiap... more »
  • 26-07-14

    Pelabuhan Sunda Kela

    Memang pada masa lalu Pelabuhan Sunda Kelapa yang dikenal dengan sebutan Bandar Empat Zaman memiliki arti penting bagi bangsa Indonesia: zaman Hindhu... more »
  • 25-07-14

    Pesan Visual dari Ta

    Ada 7 judul karya dengan tema besar Papua Sehat yang diputar di Goethe Haus oleh Forum Lenteng. Film-film tersebut mendokumentasikan masalah... more »
  • 25-07-14

    Main Kartu Sambil Be

    Permainan kartu modifikasi ini dinamai Tatepat, singkatan dari Karuta Tembang Macapat. Karuta adalah permainan kartu di Jepang yang mengilhami... more »
  • 25-07-14

    Mengajak Anak Muda M

    Acara tersebut bukan hanya diisi dengan tembang macapat dan lantunan geguritan, namun juga pelatihan bagi generasi muda untuk bisa membuat tembang... more »
  • 25-07-14

    Buka Bersama Seniman

    Faruk HT, selaku Kepala PKKH UGM mengajak para seniman dan budayawan kembali ke UGM. Karena pada masa tahun 1970-an sampai 1980-an, ketika Purna... more »