Jajang C Noer Pilih Akting daripada Sutradara

Author:kombi / Date:16-07-2013 / Tag: Temen / Temen

Jajang C Noer
Pilih Akting daripada Sutradara

Sampai menginjak usia 60 tahun, aktris ini masih eksis berperan dalam berbagai judul film Tanah Air. Meski perannya selalu menjadi ibu atau nenek, ia senang melakukan pekerjaannya sebagai aktris. Pernah mencoba menjadi sutradara drama televisi di pada dekade 90-an, faktanya dunia aktinglah yang sangat ia cintai.

Jajang C. Noer, Pilih Akting Daripada Sutradara
Jajang C Noer dalam filmnya Gending Sriwijaya, foto: Atjehpost.com

Mungkin tidak banyak yang tahu aktris senior kenamaan yang sudah malang-melintang di dunia perfilman Indonesia ini pernah mencoba dunia penyutradaraan pada dekade 1990-an. Sinetron ‘Bukan Perempuan Biasa’ adalah karya pertamanya sebagai sutradara. Karya tersebut dari naskah Arifin C Noer, suaminya, yang meninggal saat naskahnya baru selesai dibuat 7 episode.

Raam Punjabi yang saat itu dikejar deadline karena sinetron tersebut harus tayang segera, malah mencari sutradara lain yang sanggup meneruskan karya tersebut. Beberapa nama seperti Putu Wijaya, Garin Nugroho, Enison Sinaro menolak ajakan Raam, rupanya semua sutradara yang dihubungi Raam sudah dihubungi lebih dulu oleh Jajang untuk menolak tawaran tersebut.

Akhirnya Raam memberi kesempatan pada perempuan kelahiran Paris, 28 Juni 1952 ini untuk meneruskan karya sang suami dan menjadi sutradara sinetron tersebut. Jajang langsung mengiyakan karena merasa dialah yang paling tahu gaya cerita suaminya kala itu. Diluar dugaan, penghargaan Best Drama Series diterimanya di Festival Sinetron Indonesia tahun 1997. Ini juga menjadi buktinya kepada Raam bahwa ia juga mampu melakukan pekerjaan sebagai sutradara.

‘Bukan Perempuan Biasa’ menjadi sinetron pertama dan terakhir yang digarapnya sebagai seorang sutradara. Selanjutnya ia lebih suka menjalani hari-harinya sebagai aktris, wara-wiri di berbagai judul film, antara lain Biola Tak Berdawai, Eliana-Eliana, Laskar Pelangi, Cinta Tapi Beda, dan lainnya.

Wanita bernama lengkap Lidia Djunita Pamontjak ini mengaku tak pernah memilih-milih perannya dalam berbagai film. Judes sudah pernah dilakonkan, menjadi baik dan manis pun pernah. Siapa sutradara, bagaimana ceritanya, selalu menjadi pertimbangannya saat menerima tawaran berakting. Hanya saja peran Ibu selalu melekat pada dirinya, “Mungkin tampangku kampungan kali, jadi perannya selalu jadi ibu-ibu kampung,” paparnya.

Jajang C. Noer, Pilih Akting Daripada Sutradara
Jajang C. Noer bersama rekannya Ine Febriyanti
dalam pertunjukkan teater Padusi, foto: Dok Pribadi

Saat ditemui usai pagelaran teater bertajuk Padusi, pemenang Festival Film Indonesia tahun 1992 dalam kategori Aktris Pendukung Terbaik melalui film Bibir Mer ini senang mendapat tempat di panggung pertunjukan. “Apalagi Rama Soeprapto sebagai sutradara pertunjukan ini yang saya tahu memiliki ‘passion’ yang besar terhadap dunia pertunjukkan, saya percaya pasti sangat bagus, apalagi karyanya dari Tom Ibnur sebagai orang yang saya pandang sangat bermartabat tinggi,” ungkap Jajang.

Menginjak di usianya yang sudah tak muda lagi, semangatnya dalam berkarya masih sangat besar, khususnya di akting. Tapi jangan pernah lagi menawarinya menjadi sutaradara, sudah pasti akan ditolaknya mentah-mentah. “Aku merasa pekerjaan sebagai sutradara itu sangat berat sekali. Selain itu tanggung jawabnya juga sangat besar, sudah cukup satu kali aku mencoba, itu pun aku sudah susah payah,” katanya sambil tertawa.

Disamping itu, ia melihat banyak sekali sutradara wanita yang memiliki kemampuan sangat baik, sebut saja Nia Dinata, Upik, Viva Vesti, Lola Amaria, dan masih banyak lagi. “Mereka semua bagus-bagus, sama sekali nggak ‘ecek-ecek’. Jadi aku yakin mereka bisa lebih baik ke depannya sebagai seorang sutradara wanita,” tambahnya.

Lalu apa rencana ke depan Jajang, jawabnya dengan santai, akan berakting sampai kapanpun. Dia berharap film Indonesia tak terus-terusan fokus pada bintang film muda, dan menempatkan aktris senior sebagai ‘pemanis’ saja.

“Di Amerika, Eropa, banyak film dengan orang tua sebagai tokoh utamanya, di sini bahkan tidak ada sama sekali. Padahal masalah manusia bukan hanya untuk anak muda. Semoga suatu saat nanti bisa terwujud,” tutur aktris yang tengah mempersiapkan peluncuran 3 film terbarunya ini.

Jajang C. Noer, Pilih Akting Daripada Sutradara
Jajang C Noer saat masih muda, foto: dok. Pribadi

Temen nan yuk ..!

Natalia S.

Temen Source Link: Jakarta

Latest News

  • 26-07-14

    Lukisan Kaca dari Em

    Pameran seni lukis kaca ini, yang berlangsung dari 11 Juli sampai 11 Agustus, baru pertama kali diselenggarakan di ruang pamer Tembi Rumah Budaya.... more »
  • 26-07-14

    Hari Keberuntungan O

    Kelebihan orang Wuku Maktal adalah sentosa budinya, setia pendiriannya. Namun, ia mudah kecewa jika pekerjaannya dianggap kurang benar oleh orang-... more »
  • 26-07-14

    Pasinaon Basa Jawa K

    Berikut ini contoh penerapan kata pada tataran bahasa Jawa saat ini, dengan keterangan: n = singkatan dari bahasa ngoko, na = bahasa ngoko halus, k... more »
  • 26-07-14

    Benarkah di Bantul P

    Mereka sempat menduga itu merupakan kerangka kuda atau sapi. Namun demi melihat struktur tulang lehernya yang kelihatan jenjang, mereka punya pikiran... more »
  • 26-07-14

    Ada Rumah Limasan Te

    Pameran foto ini menampilkan keindahan dan kekhasan aspek budaya, religi dan alam di Yogyakarta. Rencananya, foto yang dipajang akan diganti setiap... more »
  • 26-07-14

    Pelabuhan Sunda Kela

    Memang pada masa lalu Pelabuhan Sunda Kelapa yang dikenal dengan sebutan Bandar Empat Zaman memiliki arti penting bagi bangsa Indonesia: zaman Hindhu... more »
  • 25-07-14

    Pesan Visual dari Ta

    Ada 7 judul karya dengan tema besar Papua Sehat yang diputar di Goethe Haus oleh Forum Lenteng. Film-film tersebut mendokumentasikan masalah... more »
  • 25-07-14

    Main Kartu Sambil Be

    Permainan kartu modifikasi ini dinamai Tatepat, singkatan dari Karuta Tembang Macapat. Karuta adalah permainan kartu di Jepang yang mengilhami... more »
  • 25-07-14

    Mengajak Anak Muda M

    Acara tersebut bukan hanya diisi dengan tembang macapat dan lantunan geguritan, namun juga pelatihan bagi generasi muda untuk bisa membuat tembang... more »
  • 25-07-14

    Buka Bersama Seniman

    Faruk HT, selaku Kepala PKKH UGM mengajak para seniman dan budayawan kembali ke UGM. Karena pada masa tahun 1970-an sampai 1980-an, ketika Purna... more »