Idud Dwi Nugroho Melahirkan Aneka Alat Musik nan Prima

11 Feb 2014 / Tag: PROFIL Temen

Idud Dwi Nugroho Melahirkan Aneka Alat Musik nan Prima

Penabuh drum kenamaan Gilang Ramadhan, sebagai salah satu kolektor dan pengguna alat musik ciptaan Idud, mengatakan ia ingin sekali mengenalkan alat musik ciptaan Idud ke seluruh dunia.

Pameran Alat Musik Sentana Art, 7 Februari 2014, foto: dok Pribadi Idud
Idud bersama komposer Rahayu Supanggah

Berawal dari Hardjo Suwignyo, seorang ‘luthier’ Indonesia tahun 1930-an yang ahli membuat dan memperbaiki instrumen-instrumen berdawai. Ia membuat gitar akustik, biola, cello, contra bass dan perkusi untuk pasar Indonesia dan Malaysia. Dia juga pernah dipekerjakan oleh perusahaan Belanda untuk memproduksi gitar dan biola di Surakarta, Jawa Tengah, selama era kolonialisme.

Generasi selanjutnya dari Hardjo Suwignyo meneruskan usaha dengan nama bengkel gitar Akustik Plus. Tempat ini telah meluncurkan gitar mereknya sendiri, bernama Suwig, gitar berdesain orisinil dengan kualitas yang tidak kalah dengan produk luar negeri.

Pameran Alat Musik Sentana Art, 7 Februari 2014, foto: dok Pribadi Idud
Satu set drum custom buatan Idud

Sentana Art kemudian hadir, yang didirikan oleh cucu Hardjo Suwignyo bernama ‘Idud’ Dwi Nugroho. Selain mendapatkan warisan keterampilan tangan dari kakeknya dan ayahnya, plus bermodal ilmu sebagai sarjana seni kriya Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Idud serius menekuni usaha pembuatan alat musik.

Dalam membuat berbagai alat musik, Idud biasanya melakukan penelitian yang memakan waktu sekitar 4 bulan, sementara proses realisasi menjadi alat musik, butuh waktu satu bulan. Segala aspek diperhitungkan, mulai dari bahan dasar, bentuk, dan lainnya agar bunyi yang keluar tidak terdengar asal.

Pameran Alat Musik Sentana Art, 7 Februari 2014, foto: dok Pribadi Idud
Bass pesanan

Sampai saat ini sudah ribuan alat musik karya Sentana Art tercipta, yang kebanyakan sudah menjadi milik seniman besar dan para kolektor. Selama 6 Februari – 13 Februari 2014, Idud membawa sekitar 25 alat musik garapan terbaru untuk dipamerkan di Bentara Budaya Jakarta. Ada sampek, kecapi, sgiter, gitar oud, mandoline gitar dan lainnya.

Penabuh drum kenamaan Gilang Ramadhan, sebagai salah satu kolektor dan pengguna alat musik ciptaan Idud, mengatakan ia ingin sekali mengenalkan alat musik ciptaan Idud ke seluruh dunia. “Saya terheran-heran ketika pertama kali melihat alat musik drum yang dipamerkan di Gedung Kesenian. Dia betul-betul memikirkan semua hal teknis, bahan dan lain-lain untuk mendapatkan hasil yang sempurna. Dari situlah awal pertemuan saya dengan mas Idud,” papar Gilang saat ditemui di Bentara Budaya Jakarta.

Alat-alat musik buatan Sentana Art juga telah banyak digunakan untuk berbagai pertunjukan besar, antara lain Opera Jawa garapan Garin Nugroho, The World Festival of Sacred Music Los Angeles, dan lainnya. Sementara di kalangan pemusik popular ada Wong Aksan yang menggunakan alat musik buat Idud untuk film Laskar Pelangi, dan Anto Hoed untuk film Ketika Cinta Bertasbih.

Pameran Alat Musik Sentana Art, 7 Februari 2014, foto: dok Pribadi Idud
Gilang Ramadhan pengkoleksi drum ciptaan Idud

Dalam setiap karyanya Idud selalu mempertimbangkan berbagai aspek, antara lain ergonomi (kenyamanan), organologi (memaksimalkan presisi kualitas sound), dan art (memberi tampilan yang berbeda). “Saya Ingin menorehkan sejarah dengan ide-ide mencintai produk dalam negeri, supaya alat-alat musik ini tidak kalah jika disandingkan dengan alat musik buatan Barat,” kata Idud dalam pidato singkatnya pada malam pembukaan.

Temen nan yuk ..!

Natalia S.
Foto: DokPribadi Idud

PROFIL Source Link: Jakarta

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 18-08-16

    Obituari Slamet Riya

    Mestinya, pada  Sastra Bulan Purnama edisi ke-59, yang  digelar 18 Agustus 2016, pukul 19.30  di Tembi Rumah Budaya,  Slamet... more »
  • 18-08-16

    Peserta Badan Diklat

    Sebanyak 80 orang SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) baik provinsi, kabupaten, dan kota dari seluruh Indonesia yang berkunjung ke Tembi Rumah... more »
  • 16-08-16

    Karyawan Bir Bintang

    Menjelang maghrib hari Kamis 11 Agustus 2016, Tembi Rumah Budaya dikunjungi oleh karyawan PT Bir Bintang Jakarta sejumlah 100 orang. Mereka datang ke... more »
  • 16-08-16

    Suara Malam dan Peso

    Sastra Bulan Purnama edisi ke-59, yang akan diselenggarakan Kamis, 18 Agsutus 2016, pukul 19.30 di Tembi Rumah Budaya, Sewon, Bantul, Yogyakarta akan... more »
  • 16-08-16

    Kapak Batu di Pajang

    Senin, 25 Juli 2016 Sunardi (43) warga Dusun Manukan, Kelurahan Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, DIY menemukan sebuah benda yang... more »
  • 15-08-16

    Ketika Politik Prakt

    Haruskah kita bersikap jujur di depan sebuah karya seni? Pertanyaan itu muncul dalam diri saya ketika hadir dalam pembukaan pameran tunggal karya-... more »
  • 15-08-16

    Menikmati Semangkuk

    Judul naskahnya ‘Semangkuk Sup Makan Siang  atau Cultuurstelsel’  karya Hedi Santosa yang dimainkan oleh Whani Dproject selama dua hari 10... more »
  • 15-08-16

    Dunia Indigo dalam E

    Karya Edo Adityo sebagai penyandang disabilitas dan sekaligus indigo mungkin terkesan sangat personal, ekspresif, unik, dan sekaligus magis. Dalam... more »
  • 13-08-16

    Buku untuk Orang Bel

    Judul        : Beknopte Handleiding om de Javaansche Taal te Leeren Spreken Penulis          : J.W. van... more »
  • 13-08-16

    Ada Tiga Hari dalam

    Pranatamangsa: memasuki Mangsa Surya II Mangsa Karo. Usia 23 hari hari terhitung mulai 2 s/d 24 Agustus 2016. Candrane: Bantala Rengka,  artinya... more »