Arif Rahman Hakim, Akuntan Sekaligus Musisi

Author:kombi / Date:03-06-2013 / Tag: Temen / Temen

Arif Rahman Hakim, Akuntan Sekaligus Musisi

Ia bingung karena sekarang ia sudah dihadapkan dengan kenyataan, lulusan STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) dan siap bekerja sebagai pegawai negeri. Tapi jauh dalam lubuk hatinya, ia ingin menjadi musisi hebat.

Arif Rahman Hakim, Akuntan Sekaligus Musisi
Akim bersama recorder-nya memainkan lagu ‘Ayunan’

Tidak mudah mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Untuk lulus dari STAN pun perlu belajar ekstra keras. Arif Rahman Hakim, kelahiran 25 Oktober 1991, toh lolos dan menjalani kuliahnya dengan baik. “Ya nggak pinter-pinter amat sih, tapi ya syukur bisa lulus,” katanya kepada Tembi.

Sejak duduk di bangku sekolah, Madrasah Aliyah Negri II di Pasuruan, Jawa Timur, Akim, panggilan akrabnya, sudah tak ingin menyusahkan kedua orangtuanya. Ia berusaha hidup mandiri, sampai akhirnya ia melanjutkan kuliah tanpa biaya sepeserpun dari kedua orangtuanya. “Bisa dibilang aku sedikit terpaksa kuliah di sana, karena masuk STAN kuliah gratis, ya aku coba aja,” paparnya.

Menjalani masa kuliahnya, pria yang agak pendiam ini bersyukur akhirnya bisa lulus dengan nilai yang baik. Apalagi tiap semester ia dituntut nilai IP 27,5, dengan ancaman DO (drop out) jika nilainya di bawah itu. “Susah banget sih engga pelajarannya, memang terkadang ada beberapa mata kuliah yang seharusnya diberikan untuk S2, tapi saya enjoy aja, bahkan belajar giat kalau sudah dekat waktu ujian,” tutur Akim.

Setelah lulus kuliah 2012, Akim sempat bekerja di SAS Certified Public Accountant Office. Ia juga sempat mengajar bahasa inggris di sebuah tempat bimbingan belajar di kawasan Bintaro. “Ya sambil menunggu panggilan dari Departemen Keuangan, saya kerja di beberapa tempat, tapi hitungan bulan, kemudian saya kembali ke rumah orang tua,” ujar Akim.

Perkenalannya dengan musik dimulai sejak kelas 2 SMP. Karena tidak mampu membeli alat musik, ia memutuskan untuk ‘mengulik’ alat musik tiup recorder miliknya. “Aku berkreasi sendiri, karena nggak mampu beli gitar, atau alat musik yang lain, jadi aku belajar recorder dan harmonika dengan otodidak,” kenangnya.

Arif Rahman Hakim, Akuntan Sekaligus Musisi
Akim saat diwawancara MC pada Festival Musik Tembi 2013

Sejak kuliah dan menetap di Jakarta ia disuguhi dengan musik-musik pop, Akim menyebutnya ‘Musik Pensi’. Kata Akim,“Aku nggak terlalu suka, karena musiknya seragam, tidak ada bedanya. Tahun 2009 baru aku mulai suka musik jazz dan klasik, sampai akhirnya aku bertemu dengan band kampus, namanya The Red Carpet, dan direkrut menjadi pemain recorder”.

Sejak bergabung bersama band kampusnya itu, dan seorang teman bernama Pam Budhi yang dinilai berjasa dalam pengenalannya pada musik, Akim semakin serius bermusik. Bahkan beberapa kali ia diminta membuat komposisi musik untuk pegelaran teater di kampusnya. “Dalam membuat lagu, aku harus di dateline, bahkan pernah dalam waktu sehari aku membuat 5 lagu”.

Komposisi berjudul “Ayunan” yang dibuat untuk Festival Musik Tembi 2013, diciptakan Akim dalam waktu 4 jam. Ini lagu bercerita tentang ‘ayunan’ sebuah tempat nyaman dan sering dipakai untuk merenung. “Aku berfantasi di ayunan, merenung, dan teciptalah lagu itu,” tambahnya.

Akim pendengar lagu instrumental, karena itu lagu ‘Ayunan’ dibuat tanpa lirik. Koleksi album musik instrumentalnya puluhan, tak hanya dari dalam negri, namun dari berbagai negara, seperti Jepang, Cina, Irlandia, dan lainnya. “Karena itu, perbendaharaan nadaku banyak, jadi laguku ada perpaduan pentatonik Jawa dan Sunda. Ada sedikit nada Indonesia Timur, Tionghoa, bahkan ada suling Batak,” paparnya.

Dari Festival Musik Tembi 2013, diakui Akim menjadi melek musik, apalagi berbagai workshop dan bincang-bincang dengan para pengamat musik memberikan berbagai pandangan dan pengalaman. “Aku seperti dibuka matanya, aku bisa mengenal musik tradisi lebih luas lagi dan jadi banyak teman,” kata pria yang pernah menyabet gelar juara 2 kompetisi scrable ini.

Jika dihadapkan dengan pilihan menjadi musisi atau bekerja sebagai pegawai negeri, Akim sempat terdiam beberapa menit, katanya, “Banyak yang nyuruh aku untuk menekuni musik. Tapi aku memilih untuk ‘jadi orang’ dan bekerja dulu, baru aku menekuni musik”. Seperti Edwin ‘Libels’ Manangsang yang sekarang menjadi Asisten Deputi Kerjasama Ekonomi dan Multilateral Kementerian Koordinator Perekonomian, Akim ingin karir musiknya kelak bisa seperti Edwin.

Arif Rahman Hakim, Akuntan Sekaligus Musisi
Si akuntan yang gemar bermusik

Temen nan yuk ..!

Naskah & foto:Natalia S.

Temen Source Link: Jakarta

Latest News

  • 26-07-14

    Lukisan Kaca dari Em

    Pameran seni lukis kaca ini, yang berlangsung dari 11 Juli sampai 11 Agustus, baru pertama kali diselenggarakan di ruang pamer Tembi Rumah Budaya.... more »
  • 26-07-14

    Hari Keberuntungan O

    Kelebihan orang Wuku Maktal adalah sentosa budinya, setia pendiriannya. Namun, ia mudah kecewa jika pekerjaannya dianggap kurang benar oleh orang-... more »
  • 26-07-14

    Pasinaon Basa Jawa K

    Berikut ini contoh penerapan kata pada tataran bahasa Jawa saat ini, dengan keterangan: n = singkatan dari bahasa ngoko, na = bahasa ngoko halus, k... more »
  • 26-07-14

    Benarkah di Bantul P

    Mereka sempat menduga itu merupakan kerangka kuda atau sapi. Namun demi melihat struktur tulang lehernya yang kelihatan jenjang, mereka punya pikiran... more »
  • 26-07-14

    Ada Rumah Limasan Te

    Pameran foto ini menampilkan keindahan dan kekhasan aspek budaya, religi dan alam di Yogyakarta. Rencananya, foto yang dipajang akan diganti setiap... more »
  • 26-07-14

    Pelabuhan Sunda Kela

    Memang pada masa lalu Pelabuhan Sunda Kelapa yang dikenal dengan sebutan Bandar Empat Zaman memiliki arti penting bagi bangsa Indonesia: zaman Hindhu... more »
  • 25-07-14

    Pesan Visual dari Ta

    Ada 7 judul karya dengan tema besar Papua Sehat yang diputar di Goethe Haus oleh Forum Lenteng. Film-film tersebut mendokumentasikan masalah... more »
  • 25-07-14

    Main Kartu Sambil Be

    Permainan kartu modifikasi ini dinamai Tatepat, singkatan dari Karuta Tembang Macapat. Karuta adalah permainan kartu di Jepang yang mengilhami... more »
  • 25-07-14

    Mengajak Anak Muda M

    Acara tersebut bukan hanya diisi dengan tembang macapat dan lantunan geguritan, namun juga pelatihan bagi generasi muda untuk bisa membuat tembang... more »
  • 25-07-14

    Buka Bersama Seniman

    Faruk HT, selaku Kepala PKKH UGM mengajak para seniman dan budayawan kembali ke UGM. Karena pada masa tahun 1970-an sampai 1980-an, ketika Purna... more »