Potret Wajah yang Ganjil Jabbar Muhammad

30 Jun 2016 Menyaksikan lukisan potret karya Jabbar Muhammad segera muncul sensasi aneh. Wajah perempuan yang dilukis Jabbar tidak terfokus pada satu wajah yang utuh tapi terbelah menjadi dua wajah, baik sebagai kesinambungan gerak maupun pergeseran perspektif.

Dalam lukisan, biasanya wajah merupakan bagian tubuh yang paling penting. Bukan saja sebagai ciri pengenal tapi juga memungkinkan tampilan ekspresi yang kaya. Dengan begitu, metode parallax yang dipakai Jabbar Muhammad membetot perhatian karena ia lakukan pada wajah, bukan anatomi lain. Wajah olahan Jabbar tetap memancarkan ekspresi. Dalam definisi Wikipedia, parallax adalah perubahan kedudukan sudut dari dua titik diam, relatif satu sama lain, sebagaimana yang diamati oleh seorang pengamat yang bergerak. Secara sederhana, parallax merupakan pergeseran yang tampak dari suatu objek (titik 1) terhadap latar belakang (titik 2) yang disebabkan oleh perubahan posisi pengamat.

Tajuk pameran ‘Potret Parallax’ yang dipilih Jabbar menunjukkan parallax sebagai inti lukisan potret yang dipamerkan di Galeri ICAN (Indonesian Contemporary Art Network), Yogyakarta, baru-baru ini. Kurator Hendro Wiyanto melihat bahwa Jabbar tidak bernafsu ‘menganalisis’ atau mendalami konvensi potret-tunggal yang mengandaikan titik-tetap si pemandang. Jabbar tertarik pada perubahan penampakan dan efek permainan jarak. Dia menggabungkan citra wajah kembar sebagai potret yang lebih rumit sekaligus samar, terpancang pada satu tubuh, seakan wajah hanya ingin bersaing dengan tubuh (the figure).

Hendro menuturkan, Jabbar memotret wajah si model yang sama berulang kali. Momen-momen itu bagi si  model maupun si pelukis adalah sesuatu yang canggung. Obyek/subyek yang dilihat tidak diam, menampakkan reaksi, selalu berubah posisi, gerak-gerik dan mimik. Si pelukis mesti mengatasi rasa groginya sendiri, maju-mundur untuk mereka jarak yang tepat dengan situasi modelnya. Jabbar mengamat-amati apa yang tak sama pada mimik dan raut wajah modelnya dari saat ke saat. Simpul Hendro, perubahan ekspresi dalam situasi berhadapan dengan model-modelnya itulah yang memantik gregetnya. Citra-citra fotografis wajah si model merupakan sketsa awal lukisan potretnya. Ia melukis potret efek atau situasi parallax antara dia dan si model.

Menurut Hendro, Jabbar justru tidak memperbaiki, menghapus atau memudarkan efek parallax, tetapi memaparnya menjadi sebuah citra potret ganda yang tampak ganjil dan menantang. Guratan dan kontras bayangan pada potret-potret itu tajam, pada beberapa karyanya muncul seakan-akan mau melampaui ‘the figure’ serta latar yang gelap atau temaram.  Potret-potret yang sudah dibekukan, situasi maju-mundur dan saat yang berbeda-beda yang ditangkap melalui bidikan kamera kini sedikit mencair kembali, melalui efek visual situasi parallax.

Jabbar, seniman kelahiran Bandung tahun 1986 dan alumni Institut Teknologi Bandung, memajang 14 lukisannya. Terdiri dari enam lukisan cat akrilik yang sebagian besar berukuran 2 meter x 2 meter, dan berukuran 86 cm x 154cm. Serta delapan lukisan cat air monokrom di atas kertas berukuran 55 cm x75 cm.

Melukis potret wajah secara parallax seperti yang ditawarkan Jabbar cukup menyegarkan. Lukisan wajah yang membawa fungsi potret, termasuk yang hiperealis, memang memancing desak kagum tapi bisa menjemukan. Mungkin karena saat melihat, imajinasi hanya berjalan linear, sedikit memiliki ruang gerak. Di sisi lainnya, lukisan wajah karikatural dimana ciri pemilik wajah diekstrimkan, yang memancing imajinasi komikal. Dan di sisi lainnya lagi, lukisan wajah wajah parallax --yang tetap mensyaratkan penguasaan realisme—yang memancing imajinasi lebih leluasa dan liar bergerak, diselubungi sensasi misterius dan aneh.

Naskah dan foto:Barata

Pameran seni rupa, Potret Parallax, Jabbar Muhammad, ICAN Pameran seni rupa, Potret Parallax, Jabbar Muhammad, ICAN Pameran seni rupa, Potret Parallax, Jabbar Muhammad, ICAN Pameran seni rupa, Potret Parallax, Jabbar Muhammad, ICAN Pameran seni rupa, Potret Parallax, Jabbar Muhammad, ICAN Pameran seni rupa, Potret Parallax, Jabbar Muhammad, ICAN SENI RUPA

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 01-08-16

    Macapat ke-148, Peng

    Mengikuti macapat malem Rebo Pon di Tembi Rumah Budaya ibarat mengikuti pengembaraan Mas Cebolang yang penuh dengan pengalaman kehidupan baik lahir... more »
  • 01-08-16

    Eksotisme Amphiteate

    Amphiteater merupakan salah satu spot luar ruangan yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan. Merujuk pada aspek historisnya amphiteater... more »
  • 01-08-16

    Naura Sang Idola Cil

    Terhitung sudah dua album yang diproduksi penyanyi cilik ini, yang bernama lengkap Adyla Rafa Naura Ayu. Di usianya yang ke-8 tahun putri pertama... more »
  • 30-07-16

    Rabu Kliwon Pekan In

    Pranatamangsa: memasuki Mangsa Surya II Mangsa Karo. Usia 23 hari hari terhitung mulai 2 s/d 24 Agustus 2016. Candrane: Bantala Rengka,  artinya... more »
  • 30-07-16

    Kemah Budaya ke-10 B

    Iringan musik tradisional Jawa yang begitu rancak, bertalu-talu, dan meriah membuat para tamu undangan kemah budaya ikut manggut-manggut dan... more »
  • 30-07-16

    Dalem Kanjengan yang

    Ada beberapa bangunan penting selain kompleks makam raja-raja Mataram (Surakarta dan Yogyakarta) di Imogiri yang keberadaannya tidak terpisahkan dari... more »
  • 29-07-16

    Bincang-bincang deng

    Yok Koeswoyo adalah salah satu personil grup musik pop Koes Plus yang legendaris di Indonesia. Di masa jayanya, Koes Plus yang beranggotakan Yok, Yon... more »
  • 29-07-16

    Ki Suparman Menurunk

    Sosok raja yang rendah hati, mencintai rakyatnya dan tidak mempunyai musuh seperti Prabu Puntadewa layak mendapat anugerah Kalimasada dari Batara... more »
  • 29-07-16

    Denmas Bekel 29 Juli

    Denmas Bekel 29 Juli 2016 more »
  • 28-07-16

    Buku Peringatan 10 T

    Judul            : “Boekoe Pengetan” (Gedenkboek) Wanito-Oetomo ing Mataram Penulis  ... more »