Eksplorasi Tanpa Beban Syalabi Asya

12 Apr 2016 Berkesenian sejatinya adalah sebuah proses. Penegasan pada proses ini berulang kali disampaikan sejumlah seniman terkemuka, baik sastrawan, pemain teater, musisi, maupun perupa. Agaknya Ahmadsyalabihifni atau Syalabi Asya pun mempunyai kesadaran berproses yang kuat. Pameran tunggalnya ‘Humor and Tumor:row’ di Jogja Contemporary menunjukkan eksplorasinya yang nyaris tanpa beban.

Pameran yang berlangsung pada 1-15 April ini adalah pameran keempat MDTL (Museum dan Tanah Liat) bekerja sama dengan Jogja Contemporary. Dalam menentukan perupa, MDTL memilih seseorang yang dianggap masih setia pada cita-cita menegakkan keberagaman, yaitu yang masih setia pada hasrat eksperimental, bersifat seni, kreatif dan segar. Hasrat alami sebelum terdapat keinginan atau kebutuhan, kegairahan sekaligus keberanian mengekspresikan hal yang fundamental pada manusia, hal yang asali sebagai berkah pada masing-masing setiap anak manusia yang terlahir.

Kurator Hari Prajitno menilai, ada lima bagian dari keberagaman cara ungkap Syalabi. Pertama, sosok tanpa kepala, hitam putih. Kepala tertelan atau menyatu bersama badan. Misalnya, ‘Jalan Pikir Jalan’. Kedua, sosok-sosok surreal.  Beberapa sosok di dalam tidak terkait secara konteks, kecuali konseptual/secara abstrak yang terinspirasi dari beberapa motif karpet, pakaian tentara, seragam kamuflase, ataupun motif lantai. Misalnya, ‘Pendulum’. Ketiga, kartun tradisional, yang dikerjakan secara konvensional. Misalnya, ‘Garis-garis Lalu Lintas’. Keempat, humor dalam ruang, obyek di dalam frame. Misalnya, ‘Kitab Sandang Pangan’ dan ‘Obyek Nyata’. Kelima, gabungan dari empat hal di atas.

Selain keberagaman cara ungkap, menurut Hari, Syalabi juga menggunakan medium layaknya seorang seniman fine-art. Metode improvisasi menjadi landasan sangat penting. Pergerakan prosesnya kadang begitu saja timbul untuk segera ditorehkan walau sangat jauh dari angan-angan awal.

Hari menjelaskan, efek-efek yang dikerjakan Syalabi memungkinkan terdapat kesalahan, kecerobohan atau memang masih taraf mencoba teknik baru. Sehingga kesalahan atau kecerobohan yang semua sebagai kecelakaan kerja kini secara sadar dijadikannya niat untuk mengulangi “kecelakaan” itu kembali sebagai hal yang positif.

Apa yang dihasilkan Syalabi memang mengesankan kesegaran yang nyaris tanpa beban. Dengan enteng ia mengeksplor berbagai hal. Menurut Hari, Syalabi sudah menyodorkan bahwa bahasa ungkap bisa saja seenaknya (lima klasifikasi), menggunakan medium apa saja (cat air, pensil, spidol, crayon, tinta dan acrylic), teknik apa saja (sketsa, gambar, lukis, dan tiga dimensi serta tertata secara instalatif), menjadikan yang “negatif” semacam kegagalan menjadikan ‘positif”, yaitu mengulangi “kegagalan” sebagai proses penciptaan. Syalabi sendiri, menurut Hari, bergaul dengan berbagai kalangan baik di Surabaya maupun di Yogya, dari kalangan seni, desain interior atau non seni, dari musik, teater hingga seni rupa.

Dalam pameran ini dipajang pula beberapa buku yang sampulnya digarap Syalabi, seperti beberapa buku kumpulan cerpen Puthut EA, Pelik karya Awalludin Mualif, Bagaimana Si Miskin Mati karya George Orwell, dan Aleppo karya Rusdi Mathari.

Naskah dan foto:Barata

Pameran seni rupa, Ahmadsyalabihifni, Syalabi Asya, Humor and Tumor:row, Jogja Contemporary, MDTL, Museum dan Tanah Liat Pameran seni rupa, Ahmadsyalabihifni, Syalabi Asya, Humor and Tumor:row, Jogja Contemporary, MDTL, Museum dan Tanah Liat Pameran seni rupa, Ahmadsyalabihifni, Syalabi Asya, Humor and Tumor:row, Jogja Contemporary, MDTL, Museum dan Tanah Liat Pameran seni rupa, Ahmadsyalabihifni, Syalabi Asya, Humor and Tumor:row, Jogja Contemporary, MDTL, Museum dan Tanah Liat Pameran seni rupa, Ahmadsyalabihifni, Syalabi Asya, Humor and Tumor:row, Jogja Contemporary, MDTL, Museum dan Tanah Liat Pameran seni rupa, Ahmadsyalabihifni, Syalabi Asya, Humor and Tumor:row, Jogja Contemporary, MDTL, Museum dan Tanah Liat Pameran seni rupa, Ahmadsyalabihifni, Syalabi Asya, Humor and Tumor:row, Jogja Contemporary, MDTL, Museum dan Tanah Liat Pameran seni rupa, Ahmadsyalabihifni, Syalabi Asya, Humor and Tumor:row, Jogja Contemporary, MDTL, Museum dan Tanah Liat Pameran seni rupa, Ahmadsyalabihifni, Syalabi Asya, Humor and Tumor:row, Jogja Contemporary, MDTL, Museum dan Tanah Liat SENI RUPA

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 16-04-16

    Masuk Mangsa Kasebel

    Pranatamangsa masuk mangsa Kesebelas atau disebut Desta. Mangsa Desta ini umurnya 23 hari, mulai 19 April s/d 11 Mei. Candranya ‘Sotya Sinarawedi’... more »
  • 16-04-16

    Karya Seni Serba Bes

    Pameran lukisan Maman Rahman dan Dwi Martono yang dilaksanakan di Taman Budaya Yogyakarta  (TBY) 14-23 April 2016 menyuguhkan ukuran lukisan... more »
  • 16-04-16

    Baso Oen yang Gurih

    Kualitas baso tak pernah lepas dari kualitas dagingnya. Begitu pun dengan baso di warung Baso Oen di Jalan Parangtritis Km 7, Sewon, Bantul. Melihat... more »
  • 15-04-16

    Panyutra, Sejarah Ka

    Sejarah kampung merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari warga yang menghuninya. Ia menjadi identitas, kebanggan, dan bahkan tali pengikat... more »
  • 15-04-16

    Belajar dari Kegigih

    Nama Dr Sardjito bagi masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya, tentu sudah tidak asing lagi. Karena nama itu, sekarang ini dijadikan nama Rumah Sakit... more »
  • 14-04-16

    Upaya Keras Melestar

    Judul    : Upaya Pelestarian Situs Kota Kerajaan Majapahit di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur 1983 – 1995 Penulis      :... more »
  • 14-04-16

    100 Puisi Yuliani Ku

    Antologi puisi yang diberi judul ‘100 Puisi Yuliani Kumudaswari’ karya Yuliani Kumudaswari, penyair yang tinggal di Sidoarjo, akan di-launching di... more »
  • 14-04-16

    Menu Vegan Serba Seh

    Makan sehat dan nikmat tentu menjadi dambaan semua orang. Nah, untuk bulan April 2016 ini secara khusus Warung Dhahar Pulo Segaran Tembi Rumah Budaya... more »
  • 13-04-16

    Denmas Bekel 13 Apri

    Denmas Bekel 13 April 2016 more »
  • 13-04-16

    Pameran Keramik Tiga

    Pameran keramik di Tirana House yang berakhir pada 5 April lalu bisa dikatakan sebagai penegasan atas lahirnya sarjana perupa. Perupa yang dihasilkan... more »