Bunga Penutup Abad Sebagai Apresiasi Karya Pramudya Ananta Toer

02 Jun 2016 Naskah teater ini diadaptasi dari novel ‘Bumi Manusia’ dan ‘Anak Semua Bangsa’ karya Pramoedya Ananta Tour dalam seri novel Tetralogi Pulau Buru. Happy Salma sebagai produser sekaligus pemain dalam pentas teater ini mengajak Wawan Sofwan, peraih anugerah ‘The Melbourne Fringe Theater Award, juga pernah menyutradaraiMereka Memanggilku Nyai Ontosoroh,Monolog InggitSubversifdanWayang Orang RockEkalaya sebagai sutradara, dan tentunya beberapa aktor kawakan seperti Lukman Sardi dan Reza Rahardian.

Bersama Titimangsa Foundation dan Yayasan Titian Penerus Bangsa, Happy mengaku sangat senang bisa mengapresiasi karya penulis besar Indonesia ke dalam pentas teater. “Lewat pementasan kami ingin sampaikan kepada generasi muda, bahwa pementasan ini merupakan apresiasi kepada seni pertunjukan Tanah Air,” katanya saat syukuran di Kawasan Kemang beberapa waktu lalu.

Bunga Penutup Abadberkisah mengenai kehidupan Nyai Ontosoroh, yang akan diperankan oleh Happy Salma, dan Minke (Reza Rahardian) setelah kepergian Annelies (Chelsea Islan) ke Belanda. Nyai Ontosoroh yang khawatir mengenai keberadaan Annelies, mengutus seorang pegawainya bernama Robert Jan Dapperste atau Panji Darman untuk menemani kemana pun Annelies pergi. Kehidupan Annelies sejak berangkat dari Pelabuhan Surabaya dikabarkan oleh Panji Darman melalui surat-suratnya yang dikirimkan kepada Minke dan Nyai Ontosoroh.

Surat-surat itu bercap pos dari berbagai kota tempat singgahnya kapal yang ditumpangi Annelies dan Panji Darman. Minke selalu membacakan surat-surat itu pada Nyai Ontosoroh. Surat demi surat membuka sebuah pintu nostalgia antara mereka bertiga, seperti ketika pertama kali Minke berkenalan dengan Annelies dan Nyai Ontosoroh, bagaimana Nyai Ontosoroh digugat oleh anak tirinya sampai akhirnya Annelies harus dibawa pergi ke Belanda berdasarkan keputusan pengadilan kulit putih Hindia Belanda.

Cerita berakhir beberapa saat ketika Minke mendapatkan kabar bahwa Annelies meninggal di Belanda. Minke yang dilanda kesedihan kemudian meminta izin pada Nyai Ontosoroh untuk pergi ke Batavia melanjutkan sekolah menjadi dokter. Ke Batavia, Minke membawa serta lukisan potret Annelies yang dilukis oleh sahabatnya Jean Marais (Lukman Sardi). Minke memberi nama lukisan itu, Bunga Penutup Abad.

Ditemui di acara syukuran pentas ini, Reza Rahadian mengatakan sangat rindu berada di panggung teater lagi, maklum saja terakhir dia pentas teater saat usianya 16 tahun. Pemeran utama film My Stupid Bos ini sudah mulai berlatih dan membaca naskah sejak 2 minggu terakhir.  Dia rajin menghafal dialog-dialognya secara detail, karena perannya cukup besar dalam pementasan ini.

Reza menambahkan, dalam jika teater banyak improvisasi dialog dan tentu akan mengganggu lawan main. “Di film ada medium improvisasi yang sah selama masih berhubungan dan ada benang merah cerita, di panggung kan enggak bisa edit dan improvisasi seperti itu,” katanya.

Sementara peran Nyai Ontosoroh bukan kali pertama diperankan Happy Salma. Naskah monolog Nyai Ontosoroh sendiri pertama kali dipanggungkan Happy Salma pada 2007 di Taman Ismail Marzuki. Namun meski merasa sudah memahami karakter Nyai Ontosoroh, kali ini tetap berbeda, apalagi settingnya nanti akan lebih ‘jelimet’ katanya. “Setiap sudah di atas panggung, setelah lampu mati, saya sudah selesai. Saya enggak mau ingat lagi keontosorohan saya saat itu, saya kembali ke titik nol,” ujar ibu satu anak ini. 

Selain aktor dan aktris tersebut, pementasan ini juga akan melibatkan orang-orang hebat di belakang layar, antara lain  Melyana Tjahyadikartasebagai Produser Eksekutif,Iskandar Loedin(Pimpinan Artistik),Allan Sebastian(Penata Panggung),Deden Jalaludin Bulqini(Penata Multimedia),Aji Sangiaji(Penata Lampu),Ricky Lionardi(Penata Musik),Deden Siswanto(Penata Kostum)Ritchie Ned Hansel(Desainer Grafis) danTompi(Fotographer).

Natalia S.
Foto:Image Dynamics

Bunga Penutup Abad, Apresiasi Karya Pramudya Ananta Toer Dalam Pentas Teater Bunga Penutup Abad, Apresiasi Karya Pramudya Ananta Toer Dalam Pentas Teater Bunga Penutup Abad, Apresiasi Karya Pramudya Ananta Toer Dalam Pentas Teater Bunga Penutup Abad, Apresiasi Karya Pramudya Ananta Toer Dalam Pentas Teater SENI PERTUNJUKAN

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 08-06-16

    Puisi Mengalun di La

    Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan, atau yang dikenal dengan sebutan Lapas Wirogunan, letaknya di tengah kota, di Jalan Tamansiswa 6, Yogyakarta.... more »
  • 08-06-16

    Elisha Orcarus Allas

    Pada tahun 2016 ini, untuk pertama kali, Fakultas Seni Pertunjukan jurusan Pedalangan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta meluluskan ‘dalang... more »
  • 07-06-16

    Peringatan Internati

    Peringatan Hari Museum Internasional atau IMD yang jatuh setiap tanggal 18 Mei diperingati oleh Badan Musyawarah Musea (Barahmus) DIY dan anggota-... more »
  • 07-06-16

    Aneka Puding Berkhas

    Bulan Ramadan telah tiba. Khusus menyambut bulan suci ini Warung Dhahar Pulo Segaran Tembi Rumah Budaya menawarkan menu takjil berupa aneka puding... more »
  • 06-06-16

    “Perjuangan Expo 201

    Museum Perjuangan Yogyakarta pada 26—30 Mei 2016 kembali menggelar “Museum Perjuangan Expo” di museum itu yang beralamat di Jl Kolonel Sugiyono 24... more »
  • 06-06-16

    Pameran untuk Memakn

    Liek Suyanto (73) dikenal sebagai aktor teater, pemain sinetron dan pemain film layar lebar. Tapi pada masa mudanya dia pernah belajar di Sekolah... more »
  • 06-06-16

    Komunikasi & Kad

    Judul               : Komunikasi & Kaderisasi dalam Pembangunan Pedesaan Editor... more »
  • 04-06-16

    Geguritan untuk Pemb

    Geguritan, puisi yang ditulis menggunakan bahasa Jawa dibacakan untuk pembukaan pameran wayang, yang diselenggarakan 30 Mei – 12 Juli 2016 di Ruang... more »
  • 04-06-16

    Mingggu Legi Hari Ba

    Pranatamangsa: sampai dengan 21 Juni 2016 masih terhitung mangsa Karolas atau musim Keduabelas yang disebut Saddha, umurnya 41 hari. Saat panen... more »
  • 04-06-16

    Warung Sederhana Imo

    Kuliner tempo dulu bisa dikatakan selalu ngangeni. Banyak orang yang mulai jenuh dengan kuliner kekinian kemudian mencoba mencari lagi kuliner tempo... more »