Yeni Sebayang Cinta Kain tradisional Indonesia Timur

03 Jun 2015

Mengapa Yeni Sebayang getol menggarap kain dari Indonesia Timur ? Karena kalau batik, sudah lebih banyak dikenal masyarakat luas bahkan sampai ke dunia internasional, sedangkan kain tradisional dari bagian Timur Indonesia belum banyak terekspos secara bagus, padahal hasil karya mereka juga patut diapresiasi dan dilestarikan.

Beruntunglah seorang Yeni Sebayang mempunyai Ibu yang memiliki koleksi kain tradisional dan mengenalkan dia kepada keindahan dan keragaman motifnya. Itulah yang membuat Yeni kecil selalu merasa tertarik secara visual dan semakin ingin tahu kisah serta nilai budaya di balik beragam motif kain yang dia lihat.

Beranjak dewasa dan setelah menyelesaikan studi hukumnya, perempuan bernama lengkap Yeni Atengena Sebayang kelahiran Jakarta 29 Januari 1984 ini memutuskan untuk melakukan perjalanan ke arah Timur Indonesia untuk semakin mengetahui dan mengenal lebih dekat kain tenun tradisional daerah tersebut.

Perjalanan ke Samarinda, Sambas, Manado, Bali, Bima, Kupang, Lombok, Ternate hingga Flores membuat Yeni terjun langsung ke dalam proses pembuatan kain tradisional yang selama ini dia sangat gemari.

Ia bertemu secara langsung dengan para perempuan penenun yang senantiasa melakukan pekerjaannya dengan teliti dan penuh kesabaran di tengah kesibukan mereka yang rata-rata adalah ibu rumah tangga. Ia pun memahami tidak mudah untuk menenun lembaran kain secara manual tanpa bantuan mesin, terlebih lagi harus ada beberapa benang yang dipintal sebelum ditenun.

Perempuan penenun tersebut berperan cukup besar dalam kemajuan ekonomi rumah tangganya dan sebagai mata pencaharian mereka untuk bertahan hidup karena belum tentu anak-anaknya atau generasi muda di daerah itu mau meneruskan kegiatan bertenun itu.

Masalah tetap menghampiri ketika kain-kain tenun tersebut sudah jadi dan siap dipasarkan. Kendala jarak yang sangat jauh serta kemungkinan kain itu dipasarkan oleh pedagang besar yang mengambil untung tidak sedikit harus dilalui dan menyebabkan sebagian besar keluarga penenun tersebut hidup dalam kondisi cukup memprihatinkan.

Masalah tetap menghampiri ketika kain-kain tenun tersebut sudah jadi dan siap dipasarkan. Kendala jarak yang sangat jauh serta kemungkinan kain itu dipasarkan oleh pedagang besar yang mengambil untung tidak sedikit harus dilalui dan menyebabkan sebagian besar keluarga penenun tersebut hidup dalam kondisi cukup memprihatinkan.

Melalui acara tersebut, Yeni berharap banyak perempuan urban khususnya di Kota besar seperti Jakarta, bisa menambah wawasan lebih bukan sekadar membeli kain tradisional tersebut, namun dengan menemui langsung si pembuat kain tersebut, kaum perempuan Indonesia bisa lebih menghargai nilai kerja keras pelestarian budaya yang lewat kain tradisional tersebut.

Naskah dan Foto: Beatrix Imelda S

Bentuk Nyata Cinta Yeni Sebayang untuk Kain tradisional Indonesia Timur,30 Mei 2015, Foto : Beatrix Imelda Bentuk Nyata Cinta Yeni Sebayang untuk Kain tradisional Indonesia Timur,30 Mei 2015, Foto : Beatrix Imelda Bentuk Nyata Cinta Yeni Sebayang untuk Kain tradisional Indonesia Timur,30 Mei 2015, Foto : Beatrix Imelda PROFIL

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 19-09-15

    Merti Bakpia 2015 Me

    Grebeg Bakpia ini diawali dengan kirab gunungan bakpia lanang (lelaki) dan gunung bakpia wedok (perempuan). Keseluruhan kue bakpia yang digunakan... more »
  • 19-09-15

    Konser Reog N Roll B

    Konser musik dianggap paling efektif untuk menyampaikan pesan sosial kepada masyarakat. Atas dasar itulah Kementerian Pariwisata menggandeng grup... more »
  • 19-09-15

    Nasi Goreng Mafia, S

    Ada beragam menu yang disajikan. Semua dengan nama berbau mafia. Nama-nama sangar ini sekaligus mencitrakan kesan menyengat, pedas, atau panas yang... more »
  • 19-09-15

    Naga Dina Senin Pon

    Pada bulan Besar ini ‘naga tahun’ dan ‘naga jatingarang’ menyatu di utara. Sedangkan tempat ‘naga dina’ berubah-ubah sesuai dengan hari dan pasaran.... more »
  • 18-09-15

    Liputan Majalah Kaja

    Gedung Kesenian Sobokarti dibangun oleh Belanda pada tahun 1930 yang aslinya bernama Volkstheater Sobokarti yang berarti tempat berkarya. Gedung ini... more »
  • 18-09-15

    Terima Kasih Bu Susi

    Acara penutupan pameran ini terasa istimewa karena tidak saja dilakukan oleh menteri, namun juga karena diiringi acara yang relatif lebih banyak dari... more »
  • 18-09-15

    Yogyakarta Night at

    Komunitas anak-anak muda ini telah menunjukkan aksi konkret dalam upaya memperkenalkan dan mencintai museum kepada publik. Dengan acara yang... more »
  • 17-09-15

    Arwinto Bersorban Aw

    Dalam antologi ini terdapat 101 puisi, yang dibagi dalam dua bab. Pada bagian pertama diberi judul “Pulang Ke Tubuh Sendiri” dan bagian kedua... more »
  • 17-09-15

    Jembatan Nambangan-N

    Hal yang menarik dari Jembatan Nambangan-Nangsri ini adalah pintu plat baja yang cukup besar. Pintu ini ditempatkan di ujung jembatan di wilayah... more »
  • 17-09-15

    Kegelisahan Rence Al

    Dampak sosial orkes ini juga nyata dirasakan. Dua kampung bertetangga yang sebelumnya bertikai akhirnya malah kini berdamai karena keduanya terlibat... more »