Wanto Tirta Penyair Dari Banyumas

16 Oct 2015

Selain menulis puisi Wanto juga menulis geguritan, yaitu puisi bahasa Jawa. Jadi, dia penyair sekaligus penggurit. Tapi, agaknya, ia lebih tekun menulis puisi ketimbang geguritan, yang dibuktikan dari karya-karyanya yang tergabung dalam sejumlah antologi itu.

Nama penyair ini Wanto Tirta, tapi biasa dipanggil Wanto. Lahir dan besar di Desa Kracak, Ajibarang, Banyumas, Wanto sudah berulang kali datang ke Tembi, selain menikmati Sastra Bulan Purnama, ia juga membaca puisi karyanya.

Pada launching antologi puisi “Jalan Remang Kesaksian” Wanto membacakan puisi karyanya. Puisinya dimuat dalam beberapa antologi puisi yang sudah terbit, selain dipublikasikan di media cetak. Untuk menyebut beberapa antologi puisi, misalnya antologi puisi ‘Serayu’ (1997) yang memuat karya 55 penyair Indonesia. Antologi puisi ‘Spring Fiesta’ (2013), antologi dalam bahasa Indonesia dan Inggris yang berisi karya 63 penyair dari 9 negara. Tahun 1988, dia pernah menulis naskah drama dan dipentaskan oleh teater Gethek.

Selain menulis puisi Wanto juga menulis geguritan, yaitu puisi bahasa Jawa. Jadi, dia penyair sekaligus penggurit. Tapi, agaknya, ia lebih tekun menulis puisi ketimbang geguritan, yang dibuktikan dari karya-karyanya yang tergabung dalam sejumlah antologi itu.

Wanto pun akrab dengan para penyair lain baik yang satu kota dengan dia maupun, penyair yang tinggal tak jauh dari kota tempat tinggalnya, misalnya Purworejo, atau Cilacap, juga Yogya, Magelang. Sastra Bulan Purnama menjadi salah satu arena Wanto menjalin hubungan dengan sesama penyair.

Mungkin begitu cintanya terhadap puisi dan anak, dia merasa perlu mengajak anaknya untuk datang ke Tembi Rumah Budaya, sekaligus mengajak anaknya agar melihat bapaknya membaca puisi. Jadi, berpuisi sekaligus momong anak.

Puisi yang dia ditulis temanya beragam, tidak tunggal. Tapi pada puisi ‘Jalan Remang Kesaksian’ Wanto tak bisa menghindar dari puisi tematik, yang temanya sudah ditemtukan, yaitu Perlindungan Saksi dan Korban. Dari 10 puisi yang dia dikirim, ada 3 puisi yang masuk dalam tema saksi korban, dan 2 lainnya masuk dalam ‘jejak saksi korban’. Tiga puisi yang masuk, berjudul ‘Saudaraku Bicaralah’, ‘Letakan Tanganmu Di atas Kitab Suci’ dan ‘Bukan Aku Tak Mampu’.

Ons Untoro

Wanto Tirta, seorang penyair dari Banyumas sedang tampil membaca puisi karya dalam acara Sastra Bulan Purnama di Amphyhteater Tembi Rumah Budaya, foto: Sartono PROFIL

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 17-10-15

    Roro Mendut, Ketangg

    Sanggar seni Universitas Sanata Dharma Yogyakarta mengangkat kisah Roro Mendut dimaksudkan untuk menyampaikan pesan kepada anak muda agar memiliki... more »
  • 17-10-15

    Tari Edan-edanan Mus

    Tari Edan-edanan itu mengiringi penampilan “Loro Bonyo”, sepasang pangantin yang naik andong. Sepasang pengantin yang mengenakan busana pengantin... more »
  • 17-10-15

    Minggu Kliwon Hari B

    Penghitungan hari jenis ini disebut perhitungan Panca Suda, yang menentukan risiko baik atau buruk dari arah kita bepergian. Minggu Kliwon, 18... more »
  • 17-10-15

    Sapa Serakah Ora Ber

    Pepatah ini menjadi semacam peringatan akan perilaku, niatan, tindakan, dan perbuatan orang supaya tidak serakah karena keserakahan tidak akan... more »
  • 16-10-15

    Kisah Kelahiran Dasa

    Dengan membaca cerita dalam buku ini kita akan lebih mengetahui pedalangan gaya Jawa Timuran dan perbedaannya dengan gaya daerah lain. Judul :... more »
  • 16-10-15

    Wanto Tirta Penyair

    Selain menulis puisi Wanto juga menulis geguritan, yaitu puisi bahasa Jawa. Jadi, dia penyair sekaligus penggurit. Tapi, agaknya, ia lebih tekun... more »
  • 16-10-15

    Wayang Bocor Tawarka

    Jangan bayangkan bentuk wayang kulit tradisional Jawa dengan segala bentuk lekuknya, pada pertunjukan Wayang Bocor. Di tangan Eko Nugroho bentuk... more »
  • 15-10-15

    Pohon Lontar Yang Mu

    Manfaat pohon lontar di samping dapat disadap niranya untuk bahan pembuatan gula dan tuak, buah mudanya pun enak disantap, campuran minuman, dan lain... more »
  • 15-10-15

    Pelajar Global Schoo

    Ada beberapa kegiatan budaya yang mereka praktekkan secara langsung, baik di lahan terbuka maupun di dalam ruangan. Praktek di lahan terbuka berupa “... more »
  • 13-10-15

    Buku Lawas Tentang K

    Ini tergolong naskah kuno, terbitan Kolf Buning, 1929. Buku yang menjadi koleksi Perpustakaan Tembi ini berisi tentang gugurnya raja Bukbis (salah... more »