Samidjan Pencipta Wayang Limbah

13 Jun 2016 Yogyakarta kaya akan tradisi dan produk kerajinan tradisional wayang kulit, yang biasa digunakan untuk pentas wayang kulit. Selain itu, wayang kulit juga menjadi benda souvenir atau cinderamata. Selain wayang kulit, juga dikenal jenis wayang lain, sesuai dengan pementasannya, seperti wayang beber, wayang klithik, wayang suket, wayang golek, dan lainnya. Namun dalam perkembangan selanjutnya, muncullah wayang limbah. Disebut wayang limbah karena memang dibuat dari bahan yang sudah tidak terpakai.

Pembuatnya adalah Samidjan Mangun Darsono (65 tahun), warga Karangwaru Lor TR 2 No 83 Kota Yogyakarta, DIY. Awalnya ia membuat wayang limbah karena coba-coba dan penasaran saja di tahun 2001. Samidjan, begitu sering dipanggil, sebelumnya pernah membuat berbagai jenis wayang dengan bahan yang berbeda, seperti bahan karton dan seng. Ketika itu, ia menjumpai limbah plastik bekas penutup pagar yang terbuang di dekat rumah. Kemudian muncul gagasan untuk dibuat wayang. Sekaligus ia berpikir sebagai langkah untuk pelestarian lingkungan, karena plastik memang sulit hancur dan menjadi biang pencemar tanah.

Akhirnya, plastik bekas penutup pagar itu dicoba untuk dibentuk wayang. Awalnya ia mengalami kesulitan, karena lembar plastik itu susah dibentuk, apalagi menggunakan tatah maupun gunting. Kemudian ditemukan cara untuk membentuk wayang, yaitu dengan menggunakan solder. Walaupun pada mulanya terkadang salah solder, namun lama-kelamaan karena sudah terbiasa, karyanya terwujud rapi seperti halnya wayang kulit yang ditatah.

Sesudah bentuk dasar selesai, tinggal dilakukan “penyunggingan” atau pengecatan sesuai dengan tokoh wayangnya. Karena bahannya berbeda, maka jenis catnya yang digunakan pun berbeda. Wayang limbah ini dicat menggunakan cat akrilik. Setelah jadi, hasilnya tampak bagus, yang sepintas tidak ada perbedaan dengan wayang kulit.

Saat ini, Samidjan telah membuat seperangkat wayang limbah yang terbuat dari plastik bekas penutup pagar. Ada lebih 200 buah wayang limbah dengan berbagai ukuran dan tokoh yang berbeda. Kadang-kadang karyanya juga dipamerkan.  Karya Samidjan juga dipamerkan di Pameran Wayang Nusantara yang diadakan oleh Museum Pendidikan Indonesia (MPI) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), pada tanggal 1—5 Mei 2016. Karya Samidjan pernah dipentaskan dalam peringatan seabad Sultan HB IX di Jogja National Museum (2012) dan pementasan di Taman Budaya Yogyakarta (2012). 

Naskah dan foto:Suwandi 

Samidjan Pencipta Wayang Limbah, sumber foto: Suwandi/Tembi Samidjan Pencipta Wayang Limbah, sumber foto: Suwandi/Tembi PROFIL

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 19-08-16

    Hardi: Sang Presiden

    Sekitar pertengahan 2000-an, saya pernah melihat sebuah gambar yang terpampang di tangga rumah seorang sastrawan yang kebetulan saya kenal secara... more »
  • 19-08-16

    Wisuda MC Jawa Lanju

    Para wisudawan kursus Panatacara Pamedharsabda MC Basa Jawa di Tembi Rumah Budaya angkatan IX rupanya mempunyai pandangan yang hampir sama. Kesamaan... more »
  • 18-08-16

    Obituari Slamet Riya

    Mestinya, pada  Sastra Bulan Purnama edisi ke-59, yang  digelar 18 Agustus 2016, pukul 19.30  di Tembi Rumah Budaya,  Slamet... more »
  • 18-08-16

    Peserta Badan Diklat

    Sebanyak 80 orang SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) baik provinsi, kabupaten, dan kota dari seluruh Indonesia yang berkunjung ke Tembi Rumah... more »
  • 16-08-16

    Karyawan Bir Bintang

    Menjelang maghrib hari Kamis 11 Agustus 2016, Tembi Rumah Budaya dikunjungi oleh karyawan PT Bir Bintang Jakarta sejumlah 100 orang. Mereka datang ke... more »
  • 16-08-16

    Suara Malam dan Peso

    Sastra Bulan Purnama edisi ke-59, yang akan diselenggarakan Kamis, 18 Agsutus 2016, pukul 19.30 di Tembi Rumah Budaya, Sewon, Bantul, Yogyakarta akan... more »
  • 16-08-16

    Kapak Batu di Pajang

    Senin, 25 Juli 2016 Sunardi (43) warga Dusun Manukan, Kelurahan Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, DIY menemukan sebuah benda yang... more »
  • 15-08-16

    Ketika Politik Prakt

    Haruskah kita bersikap jujur di depan sebuah karya seni? Pertanyaan itu muncul dalam diri saya ketika hadir dalam pembukaan pameran tunggal karya-... more »
  • 15-08-16

    Menikmati Semangkuk

    Judul naskahnya ‘Semangkuk Sup Makan Siang  atau Cultuurstelsel’  karya Hedi Santosa yang dimainkan oleh Whani Dproject selama dua hari 10... more »
  • 15-08-16

    Dunia Indigo dalam E

    Karya Edo Adityo sebagai penyandang disabilitas dan sekaligus indigo mungkin terkesan sangat personal, ekspresif, unik, dan sekaligus magis. Dalam... more »