Nana Ernawati, Penyair Peduli Penyair

10 Mar 2016 Namanya Nana Ernawati, biasa dipanggil Nana. Anak-anak yang lebih muda sering memanggilnya Bu Nana. Penyair era tahun 1980-an, rasanya kenal dengan nama ini. Karena pada tahun-tahun itu, seperti penyair lainnya, ia sedang getol menulis puisi. Puisi Nana sering dimuat di media cetak, tidak hanya di Yogya, tapi juga di Jakarta, misalnya Sinar Harapan.

Nana memang dari Yogya, tapi kini tinggal di Jakarta. Di kota tempat tinggalnya kini, setelah menerbitkan antologi puisi berjudul ‘2 Di Batas Cakrawala’ bersama Dhenok Kristianti, sahabat karibnya, tapi yang sesungguhnya, demikian kata Nana, Dhenok adalah pesaingnya yang, hampir-hampir keduanya, tak bisa dipisahkan.

Setelah antologi puisi disebut di atas, kembali Nana Ernawati dan Dhenok Kristianti menerbitkan antologi puisi berjudul ‘Berkata Kaca’ (2012) diterbitkan Tembi Rumah Budaya, dan launching antologi puisi itu diselenggarakan untuk mengisi Sastra Bulan Purnama.

Sebagai penyair, rupanya Nana Ernawati tidak hanya peduli pada dirinya sendiri, melainkan memiliki rasa peduli pada penyair lainnya, lebih-lebih –penyair muda. Maka, melalui lembaga yang dia dirikan dan bernama Ernawaty Litery dia menyelenggarakan lomba puisi di Yogya, dan untuk umum, tapi sebenarnya dikhususkan bagi para penyair muda.

Selain menyelenggarakan lomba menulis puisi, lembaga yang ia dirikan juga mendukung penerbitan buku sastra, misalnya kumpulan cerpen ‘Kronjot Babi’ karya Agus Istianto, sekaligus melaunching kumpulan cerpen tersebut di Indische Koffie, Benteng Vredeburg, Yogyakarta.

Lembaga yang dia dirikan kini telah berganti nama menjadi Lembaga Seni dan Sastra ‘Reboeng’. Untuk mendorong agar penyair terus berkarya, Reboeng menerbitkan antologi puisi 5 penyair, dan diterbitkan secara terpisah. Lima penyair itu, Joko Pinurbo, Iman Budhi Santosa, Mardi Luhung, Nana Ernawati dan Dhenok Kristianti.

Sebelumnya melalui Reboeng dan kerjasama dengan penerbit ‘Padasan’ Nana Ernawati telah menerbitkan buku setebal 600-an halaman dan diberi judul ‘Dongeng Negeri Kita’. Buku ini menyajikan dongeng-dongeng yang ada di setiap provinsi yang ada di Indonesia.

Mungkin karena melihat, bahwa penyair mempunyai  daerah asal tempat tinggal, maka Nana Ernawati melalui Reboeng, mengumpulkan para penyair (muda) Madura untuk menerbitkan antologi puisi karya penyair Madura. Maka, para penyair Madura yang tinggal di Yogya dan tinggal di kota-kota lain dihubungi untuk ikut dalam antologi puisi penyair Madura ini.

Apa yang dilakukan Nana Ernawati adalah bentuk dari yang disebut sebagai penyair peduli pada penyair lainnya.

Penyair perempuan era 1980-an seangkatan Nana Ernawati, tidak tampak muncul di pentas sastra, justru yang tampak kelihatan adalah penyair perempuan yang lebih muda dari dia, misalnya, salah satunya Dorothea Rosa Herliany.

Nana Ernawati,  seperti tak bisa dijauhkan dari sastra, terutama puisi, tetapi dia tidak ingin hanya dirinya yang berkembang. Maka dia memberi ruang pada penyair lainnya, lebih-lebih penyair muda untuk tampil, dan Lembaga Seni dan Sastra Reboeng memberi dukungan untuk itu.

Karena itu, Nana Ernawati adalah penyair yang peduli pada penyair lainnya untuk terus maju dan berkembang.

Ons Untoro

PROFIL

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 12-05-16

    Buku Tentang Borobud

    Judul             : Korte Gids voor de Boro-Budur Penulis     ... more »
  • 12-05-16

    Museum Tembi Pamerka

    Museum Tembi Rumah Budaya berperan serta dalam acara “Pameran Bersama 40 Museum,” yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan DIY, di Jogja City Mall... more »
  • 12-05-16

    Denmas Bekel 12 Mei

    Denmas Bekel 12 Mei 2016 more »
  • 11-05-16

    Buku Pelajaran Menar

    Java Instituut adalah sebuah lembaga kebudayaan yang berdiri di zaman penjajahan Belanda. Lembaga ini tidak hanya mendirikan Museum Sonobudoyo di... more »
  • 11-05-16

    Membayangkan Yogyaka

    Komunitas Mahasiswa Teknik Perencanaan Kewilayahan Kota, Fakultas Teknik UGM. menyelenggarakan acara yang dinamakan ‘Festagama 2016 Green City Dalam... more »
  • 10-05-16

    Tegoeh Ranusastra As

    Ketika pertama kali Sastra Bulan Purnama digelar di  Tembi Rumah Budaya Oktober 2011, yang menampilkan sejumlah penyair membaca puisi, pada... more »
  • 10-05-16

    Napi LP Wirogunan Be

    Sambil duduk lesehan di tikar, para narapidana di LP Wirogunan, mendengarkan Iman Budhi Santosa, penyair senior Yogyakarta, menyampaikan workshop... more »
  • 10-05-16

    Di Jakarta Namanya K

    Wedang tahu di Yogyakarta dikenal juga dengan nama tahok di Solo. Sedangkan untuk Surabaya menamai jenis makanan ini dengan nama tahua sedangkan... more »
  • 09-05-16

    Bikin Sesaji Supaya

    Judul            : Sesaji Raja Suya Penulis         ... more »
  • 09-05-16

    Wisrawa (4): Sastraj

    Usaha Batara Guru untuk menggagalkan wejangan Sastrajendra baik melalui diri Wisrawa maupun melalui pribadi Sukesi belum berhasil. Jika pun mau... more »