SENI SONO

27 Jul 2004 / Tag: Berita BUDAYA KABAR ANYAR

SENI SONO

Di Yogya ada satu gedung kesenian yang dikenal dengan nama Seni Sono. Gedung ini terletak di jatung kota Yogyakarta. Bersebelahan dengan Istana Negara "Gedung Agung". Begitu strategisnya Seni Sono sehingga ada banyak aktivitas kesenian dan kebudayaan dilakukan di tempat ini. Apalagi tahun 1970-an sampai akhir 1980-an tidak banyak gedung kesenian, sehingga Seni Sono menjadi pilihan utama. Di gedung Seni Sono rupa-rupa kegiatan kesenian dan kebudayaan dilakukan. Ada pentas teater, pameran lukisan, diskusi, bazaar dan seterusnya. Pendeknya, Seni Sono yang berada di jalur kawasan Malioboro sangat strategis untuk menghadirkan publik.

Tetapi gedung Seni Sono itu sekarang tinggal kenangan. Karena gedung itu telah dipugar dan dijadikan satu dengan kompleks Istana Negara. Rezim orde baru, memugar Seni Sono dan memasukan dalam atmosfir Gedung Agung. Protes yang dilakukan masyarakat Yogya, terutama kelompok seniman dan budayawan tidak di dengar. Hanya dipending sejenak, untuk kemudian, ketika orang sudah mulai lupa soal protes, niat memugar dilakukan.

Memugar bukanlah hal yang buruk, tetapi ketika upaya memugar adalah cara lain untuk menyingkirkan aktivitas kesenian di tempat yang sering dipakai untuk melakukan aktivitas seni dan budaya, adalah niat yang tidak simpatik. Dan memang, setelah Seni Sono selesai dipugar, meski secara fisik kelihatan lebih bagus dari gedung Seni Sono sebelumnya, tetapi sama sekali tidak ada aktivitas seni dan budaya di sana. Seni Sono baru seperti kelihatan murung dalam kecantikan dan tidak pernah disapa oleh warga Yogya. Seolah Seni Sono telah dilupakan dari ingatan publik.

Melihat gedung Seni Sono sebelum dipugar, memang tersembul kekumuhan di sana. Tetapi dalam suasana kumuh yang terhirup, dari sana banyak seniman yang sekarang sudah terkenal pentas di sana. Seni Sono masa lalu seolah hanya sekedar sebagai saksi, bahwa di tempat itu pernah diselenggarakan berbagai pertunjukkan kesenian.

Memang di Yogya sekarang ada sejumlah tempat pertunjukan kesenian dan tidak hanya memusat di satu tempat. Barangkali hilangnya Seni Sono bisa dilihat dari sisi lain. Meski orang masih menyimpan kepedihan terhadap perilaku kekuasaan. Tanpa Seni Sono, suasana seni dan budaya di Yogya menyebar ke banyak wilayah di Yogya sampai di sudut-sudut kampung. Dalam kata lain, Seni Sono yang pada waktu itu bisa disebut sebagai "pusat" aktivitas kesenian di Yogya, sekarang telah menemukan formula yang lain. Bahwa "pusat" yang dipugar oleh kekuasaan, akhirnya tidak mempunyai makna bagi publik Yogyakarta. Karena warga Yogya bisa menikmati acara kesenian dan tidak harus di gedung, melainkan bisa di ruang terbuka, serta tidak harus di kota, tetapi bisa di kampung-kampung dan desa-desa.

Namun bagi orang Yogya, melihat foto Seni Sono masa lalu akan mengingatkan berbagai macam jenis kesenian yang pernah dipentaskan di sana. Sekaligus mengingatkan arogansi kekuasaan orde baru.

Ons Untoro

Berita BUDAYA Source Link: Jakarta

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 26-08-16

    Teater Gandrik Penta

    Lakon “Orde Tabung” karya Heru Kesawa Murti akan dipentaskan Teater Gandrik dalam bentuk dramatic reading di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta (... more »
  • 26-08-16

    Alfian Emir Adytia d

    "Bisa karena biasa", menjadi pegangan bagi Alfian Emir Adytia (24) dalam menapaki jenjang kariernya di dunia musik. Pemuda kelahiran Ngawi, 24 Juni... more »
  • 26-08-16

    Uniform di Mata Haru

    Manusia diciptakan tidak seragam. Alam raya juga tidak seragam. Justru yang suka menyergamkan adalah manusia itu sendiri. Pada sisi ini sebenarnya... more »
  • 25-08-16

    Puisi Napi di Sastra

    Puisi ternyata juga ditulis oleh para napi, yang sekarang disebut sebagai warga binaan dari Lapas Wirogunan, Yogyakarta. Para napi menulis puisi dan... more »
  • 25-08-16

    Denmas Bekel 25 Agus

    Denmas Bekel 25 Agustus 2016 more »
  • 25-08-16

    Pawai Jalanan Pembuk

    Perhelatan seni tahunan di Yogyakarta yang disebut dengan Festival Kesenian Yogyakarta telah dibuka secara resmi pada hari Selasa sore, 13 Agustus... more »
  • 24-08-16

    Berkaca pada Kisah J

    Ki Santosa, dalang dari Keyongan Sabdodadi Bantul ‘ketiban sampur’ untuk membawakan pentas pakeliran wayang kulit purwa di pendapa Ngamarta Pasutan... more »
  • 24-08-16

    Puisi dan Dokter Ber

    Ini kali pertama. Para dokter spesialis, dan semuanya perempuan membacakan puisi di Sastra Bulan Purnama. Memang bukan puisi karya sendiri yang... more »
  • 23-08-16

    Membaca Denah Rumah

    Kompleks Tembi Rumah Budaya terdiri dari beberapa wujud bangunan. Selain 9  rumah tradisional yang menjadi living museum yang disewakan, Tembi... more »
  • 23-08-16

    Panduan Komplit Tata

    Judul               : Tata Cara Paes lan Pranatacara Gagrag Ngayogyakarta Penulis... more »