Sego Ireng Lombok Ijo nan Sedap dan Sehat

12 Feb 2014 / Tag: KULINER

Makan yuk ..!

Sego Ireng Lombok Ijo nan Sedap dan Sehat

Daun pepayanya meski terasa sedikit pahit, tapi pahit yang enak. Orang Jawa menyebutnya ‘paeco’ (pahit eco atau pahit enak). Semua tampil dalam takaran yang pas sehingga terasa sedap di lidah.

Noeman, Sego Ireng Lombok Ijo, Beras Hitam, foto: Barata
Satu paket sego ireng, sayur lombok ijo dan oseng godong kates siap disantap

Sego ireng? Beras hitam? Mungkin banyak yang belum mengenal beras jenis ini. Biasanya kita mengenal beras putih dan beras merah. Tapi beras hitam ternyata banyak manfaatnya. Selain mengandung antioksidan yang tinggi --lebih tinggi dibanding beras merah-- juga memiliki banyak serat dan hanya mengandung sedikit gula. Jadi sangat bermanfaat bagi kesehatan, apalagi kalau berasnya organik.

Di rumah makan Noeman, sego ireng organik ini dijadikan menu andalan. Biasanya lombok ijo (cabai hijau) dan oseng godong kates (daun pepaya) dipadu dengan sego abang (nasi dari beras merah). Namun oleh Susilo Dwi Putranto (40 tahun), sego abang diganti dengan sego ireng. Jadilah menu sego ireng lombok ijo yang unik, sehat dan lezat.

Noeman, Sego Ireng Lombok Ijo, Beras Hitam, foto: Barata
Wedang beras ireng, dipadu dengan jahe,
sereh dan gula batu. Memang joss

Sego ireng bertekstur sedikit liat tapi tidak seliat ketan. Juga tidak keras sehingga nyaman dikunyah. Beras hitamnya, kata Dwi, merupakan hasil panen petani Pakem. Beras hitam dari Pakem yang berada di lereng Merapi --sebagaimana juga tanaman lainnya—dikenal berkualitas bagus.

Sayur lombok ijonya mencuatkan rasa manis dan gurih. Sedangkan oseng godong kates --yang terdiri dari daun pepaya, cabe dan ikan teri-- merupakan perpaduan rasa gurih, manis, sedikit pahit dan sedikit pedas. Daun pepayanya meski terasa sedikit pahit, tapi pahit yang enak. Orang Jawa menyebutnya ‘paeco’ (pahit eco atau pahit enak). Semua tampil dalam takaran yang pas sehingga terasa sedap di lidah.

Jika ingin menambah pelengkap yang cocok, kita bisa memesan wader goreng. Ikan sungai berukuran kecil-kecil ini digoreng kering sehingga kemripik (crispy). Rasanya gurih. Cocok disantap bersama sego ireng.

Noeman, Sego Ireng Lombok Ijo, Beras Hitam, foto: Barata
Bangunannya sederhana tapi kulinernya patut dipuji

Sebagai minumannya, Tembi merekomendasikan wedang beras ireng. Sungguh nikmat diminum panas atau hangat. Wedang ini, menurut staf Noeman, dibuat dari beras hitam yang disangrai, ditumbuk halus, lalu butiran halusnya diseduh air panas. Agar cita rasanya lebih “nendang”, wedang ini ditambahi jahe, serai, dan gula batu. Mantaplah.

Usai bersantap, perut pun segera terasa kenyang. Ternyata beras hitam memang mempunyai efek lebih mengenyangkan dibandingkan jenis beras lainnya. Tembi pun “berleyeh-leyeh”, duduk lesehan sambil dibelai udara sejuk yang segar. Rumah makan ini memang berdiri di kawasan berhawa sejuk. Lokasinya di Jl Palagan Tentara Pelajar Km 11,4, Kelurahan Donoharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman. Di dekat Dusun Gondang Lutung.

Harga menunya termasuk standar. Satu porsi sego ireng, sayur lombok ijo dan oseng godong kates dibandrol Rp 8.000. Cukup terjangkau jika dibandingkan harga beras hitam sekitar Rp 21.000 per kilogram. Satu porsi wader goreng Rp 8.500. Satu gelas wedang beras ireng Rp 6.000.

Menu andalan lainnya adalah sego ireng goreng (nasi goreng beras hitam) ayam, dan sego ireng goreng ikan asin pete yang masing-masing dibandrol Rp 13.500.

Menu makanan lainnya adalah ayam kampung goreng, balado terong teri, sayur jipang, tumis kangkung, tumis caisim, pete goreng, tempe/tahu garit, serta sambal teri pete sampai sambal bawang. Juga disediakan ikan nila yang dimasak acar dan cabe hijau, serta ikan lele yang dimasak mangut. Sedangkan menu minumannya antara lain wedang uwuh, wedang jahe dan teh poci.

Rumah makan ini juga menyediakan nasi putih. “Anak kecil biasanya takut dengan sego ireng,” kata Kartika, istri Dwi, sambil tersenyum.

Menurut Dwi, rumah makan Noeman berdiri pada tahun 2011. Bulan Maret ini genap tiga tahun. Rumah makan ini tidak selalu ramai tapi memiliki pelanggan yang rutin bertandang.

Noeman, Sego Ireng Lombok Ijo, Beras Hitam, foto: Barata
Pemilik rumah makan Noeman yang ramah, pak Dwi dan bu Tika

Meski bangunannya terbilang sederhana namun terasa nyaman untuk bersantai di sini. Selain cita rasa menunya yang patut dipuji, penyajian makanan dan minumannya juga tampak bersih.

Makan yuk ..!

Naskah dan foto:Barata

KULINER Source Link: Jakarta

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 16-08-16

    Karyawan Bir Bintang

    Menjelang maghrib hari Kamis 11 Agustus 2016, Tembi Rumah Budaya dikunjungi oleh karyawan PT Bir Bintang Jakarta sejumlah 100 orang. Mereka datang ke... more »
  • 16-08-16

    Suara Malam dan Peso

    Sastra Bulan Purnama edisi ke-59, yang akan diselenggarakan Kamis, 18 Agsutus 2016, pukul 19.30 di Tembi Rumah Budaya, Sewon, Bantul, Yogyakarta akan... more »
  • 16-08-16

    Kapak Batu di Pajang

    Senin, 25 Juli 2016 Sunardi (43) warga Dusun Manukan, Kelurahan Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, DIY menemukan sebuah benda yang... more »
  • 15-08-16

    Ketika Politik Prakt

    Haruskah kita bersikap jujur di depan sebuah karya seni? Pertanyaan itu muncul dalam diri saya ketika hadir dalam pembukaan pameran tunggal karya-... more »
  • 15-08-16

    Menikmati Semangkuk

    Judul naskahnya ‘Semangkuk Sup Makan Siang  atau Cultuurstelsel’  karya Hedi Santosa yang dimainkan oleh Whani Dproject selama dua hari 10... more »
  • 15-08-16

    Dunia Indigo dalam E

    Karya Edo Adityo sebagai penyandang disabilitas dan sekaligus indigo mungkin terkesan sangat personal, ekspresif, unik, dan sekaligus magis. Dalam... more »
  • 13-08-16

    Buku untuk Orang Bel

    Judul        : Beknopte Handleiding om de Javaansche Taal te Leeren Spreken Penulis          : J.W. van... more »
  • 13-08-16

    Ada Tiga Hari dalam

    Pranatamangsa: memasuki Mangsa Surya II Mangsa Karo. Usia 23 hari hari terhitung mulai 2 s/d 24 Agustus 2016. Candrane: Bantala Rengka,  artinya... more »
  • 13-08-16

    ‘Membelah Bulan’ Kar

    ‘Membelah Bulan’ merupakan judul antologi puisi karya Resmiyati, seorang penyair perempuan dari Klaten, akan dilaunching di Sastra Bulan Purnama,... more »
  • 12-08-16

    Rupa Perupa Jawa Tim

    Perupa Jawa Timur, yang tergabung dalam kelompok Koperjati, kependekan dari Komunitas Perupa Jawa Timur, menyelenggarakan pameran di Jogja... more »