Sego Goreng Kambing GOAT, Warna Lain Nasi Goreng Kambing Yogya

Author:kombi / Date:11-10-2013 / Tag: Makan Yuk / Makan yuk ..!

Sego Goreng Kambing GOAT, Warna Lain Nasi Goreng Kambing Yogya

Tampilan Sego Goreng Goat tampak lebih gelap. Rasa antara manis-asin-guring-pedas relatif berimbang. Ada sedikit tekanan pada rasa manis.

Sepiring Sego Goreng Kambing Goat yang mengundang selera, difoto: Senin, 7 Oktober 2013, foto: a.sartono
Sepiring Sego Goreng Kambing Goat dan jus jambu merah,
perpaduan yang serasi mengundang selera

Ada banyak warung makan yang menyuguhkan menu utama dari daging kambing, antara lain di ruas Jalan Imogiri Timur maupun Jl. Imogiri Barat Bantul. Di ruas-ruas jalan lain di Yogyakarta, juga ada namun kedua jalan itu dapat dikatakan menjadi ruas jalan yang cukup sarat dengan warung makan bermenu utama daging kambing seperti sate-gule.

Belum lama muncul satu warung makan berbahan baku daging kambing pula. Nama warung makan tersebut adalah Sego Goreng Kambing GOAT. Warung ini berdiri di Jl. AM. Sangaji 65 Yogyakarta, di sisi barat-utara Hotel Tentrem. Warung dapat dijangkau dari Tugu Yogya ke arah utara pada jarak sekitar 1 kilometer.

Nama warung ini dengan sengaja menekankan kata goat agar nuansa perkambingannya lebih kental. Untuk lebih meyakinkan, warung ini memasang semacam logo berupa kepala kambing jantan yang dibuat tampil demikian jantan namun lucu karikatural. Warung makan ini berkapasitas 80 kursi. Semua kursi dan mejanya terbuat dari kayu dengan politur cerah yang menampakkan urat-urat kayunya. Masing-masing meja dan kursi diberi gambar logo GOAT tersebut.

Meski berlabel Sego Goreng Kambing warung ini juga menyuguhkan menu tongseng, tengkleng, dan sate klathak. Tekanan pada sego goreng (bukan nasi goreng), dengan satu alasan agar nuansa kejawaan dari warung ini lebih menonjol.

Arasy Amri (21) (baju putih) pemilik Warung Makan Sego Goreng GOAT di antara juru masaknya, difoto: Senin, 7 Oktober 2013, foto: a.sartono
Arasy Amri (21) (baju putih) pemilik Warung Makan Sego Goreng GOAT
di antara juru masaknya

Arasy Amri (21), pemilik warung, mengaku agak prihatin dengan serbuan kuliner dari luar Yogya yang pada satu sisi cukup meramaikan suasana kuliner Yogya, namun di sisi lain juga menenggelamkan kuliner khas Yogya. Salah satunya adalah Sego Goreng Kambing.

Arasy sendiri adalah penggemar kuliner. Ia juga banyak menjelajah kuliner di Yogya maupun di luar Yogya. Ia mendirikan warung tersebut karena terinspirasi dari banyaknya pengalaman ia menjelajah dunia kuliner. Kebetulan juga ia penggemar daging kambing. Jadilah warungnya yang berlabel GOAT dan didesain ala rock and roll ini. Desain warung ini dibuat demikian karena ia juga merasa prihatin karena banyak warung makan perkambingan di Yogya yang tampil ala kadarnya sehingga terkesan kumuh.

Sego Goreng Kambing Goat memang terasa beda. Nasi gorengnya disuguhkan dengan piring yang terbuat dari plat logam antikarat cukup tebal dan cekung. Asesori dari nasi goreng di antaranya adalah kubis yang dirajang halus, emping goreng, dan acar. Sego goreng atau nasi goreng dengan asesori demikian hampir tidak pernah didapatkan pada warung nasi goreng kambing biasa di Yogya.

Tampilan Sego Goreng Goat tampak lebih gelap. Rasa antara manis-asin-guring-pedas relatif berimbang. Ada sedikit tekanan pada rasa manis. Nasi goreng di tempat ini juga tidak mawur ‘pera/butir nasinya pisah-pisah’, namun cenderung lemas dan sedikit lembab. Jadi terasa lebih nyaman dan lembut di mulut dan perut. Sementara irisan daging kambing yang menjadi campuran utama nasi gorengnya juga demikian empuk. Sangat mudah leleh dan dilembutkan di mulut.

Tampilan Warung Sego Goreng Kambing GOAT di waktu malam, difoto: Senin, 7 Oktober 2013, foto: a.sartono
Warung Sego Goreng Kambing GOAT di waktu malam

Daging kambing dalam campuran nasi goreng ini telah dimasak lebih dulu sehingga terasa benar resapan bumbunya. Aroma Sego Goreng Goat terasa agak berbeda dengan nasi goreng kambing lainnya. Lebih harum karena sentuhan kuah gule dalam proses menggorengnya. Oleh karenanya juga terasa lebih lembab, yummy.

Untuk sepiring Sego Goreng Goat dibanderol Rp 13.000, sementara untuk sate klathak, tongseng, gule, dan lain-lain tidak bergeser jauh dari angka tersebut. Di samping menyediakan menu serba kambing tempat ini juga sanggup melayani menu-menu yang tidak menggunakan kambing namun beraroma daging kambing. Untuk menetralisir kolesterol tempat ini juga menyajikan aneka jus buah. Tempat ini buka setiap hari pukul 16.00-24.00 WIB.

Salah satu sudut ruang di Warung Sego Goreng Kambing GOAT: bergaya anak muda, difoto: Senin, 7 Oktober 2013, foto: a.sartono
Salah satu sudut dalam warung, bergaya anak muda

Makan yuk ..!

Naskah & foto:A.Sartono

Makan Yuk Source Link: Jakarta

Latest News

  • 26-07-14

    Lukisan Kaca dari Em

    Pameran seni lukis kaca ini, yang berlangsung dari 11 Juli sampai 11 Agustus, baru pertama kali diselenggarakan di ruang pamer Tembi Rumah Budaya.... more »
  • 26-07-14

    Hari Keberuntungan O

    Kelebihan orang Wuku Maktal adalah sentosa budinya, setia pendiriannya. Namun, ia mudah kecewa jika pekerjaannya dianggap kurang benar oleh orang-... more »
  • 26-07-14

    Pasinaon Basa Jawa K

    Berikut ini contoh penerapan kata pada tataran bahasa Jawa saat ini, dengan keterangan: n = singkatan dari bahasa ngoko, na = bahasa ngoko halus, k... more »
  • 26-07-14

    Benarkah di Bantul P

    Mereka sempat menduga itu merupakan kerangka kuda atau sapi. Namun demi melihat struktur tulang lehernya yang kelihatan jenjang, mereka punya pikiran... more »
  • 26-07-14

    Ada Rumah Limasan Te

    Pameran foto ini menampilkan keindahan dan kekhasan aspek budaya, religi dan alam di Yogyakarta. Rencananya, foto yang dipajang akan diganti setiap... more »
  • 26-07-14

    Pelabuhan Sunda Kela

    Memang pada masa lalu Pelabuhan Sunda Kelapa yang dikenal dengan sebutan Bandar Empat Zaman memiliki arti penting bagi bangsa Indonesia: zaman Hindhu... more »
  • 25-07-14

    Pesan Visual dari Ta

    Ada 7 judul karya dengan tema besar Papua Sehat yang diputar di Goethe Haus oleh Forum Lenteng. Film-film tersebut mendokumentasikan masalah... more »
  • 25-07-14

    Main Kartu Sambil Be

    Permainan kartu modifikasi ini dinamai Tatepat, singkatan dari Karuta Tembang Macapat. Karuta adalah permainan kartu di Jepang yang mengilhami... more »
  • 25-07-14

    Mengajak Anak Muda M

    Acara tersebut bukan hanya diisi dengan tembang macapat dan lantunan geguritan, namun juga pelatihan bagi generasi muda untuk bisa membuat tembang... more »
  • 25-07-14

    Buka Bersama Seniman

    Faruk HT, selaku Kepala PKKH UGM mengajak para seniman dan budayawan kembali ke UGM. Karena pada masa tahun 1970-an sampai 1980-an, ketika Purna... more »