Nasi Genjer Ayam ala Pulo Segaran

Author:kombi / Date:30-10-2012 / Tag: Makan Yuk / Makan yuk ..!

Nasi Genjer Ayam ala Pulo Segaran

Sayur genjer? Mungkin banyak di antara kita yang pernah mendengar namun mungkin tidak banyak yang pernah mencicipi. Apalagi pada masa Orde Baru ketika lagu ‘Genjer-genjer’ dilarang, sayuran ini sepertinya raib dari menu warung dan restoran. Maklum, kata genjer diasosiasikan berbau “kiri”.

Nasi Genjer Ayam, menu spesial Warung Dhahar Pulo Segaran, kompleks Tembi Rumah Budaya, foto: Barata
Nasi Genjer Ayam ramuanWarung Dhahar Pulo Segaran sudah terhidang, menunggu disantap

Nama menunya, Nasi Genjer Ayam. Tapi jangan salah. Maksudnya bukan genjer yang tumbuh di kepala ayam jago. Ini istilah asosiatif yang memainkan bunyi genjer sebagai bagian tubuh ayam dan sayur genjer yang dipadu dengan daging ayam. Istilah yang memancing senyum setelah tahu makna sebenarnya. Menu sayur genjer ini tampil sebagai menu promo bulan Oktober di Warung Dhahar Pulo Segaran, kompleks Tembi Rumah Budaya.

Sayur genjer? Mungkin banyak di antara kita yang pernah mendengar namun mungkin tidak banyak yang pernah mencicipi. Apalagi pada masa Orde Baru ketika lagu ‘Genjer-genjer’ dilarang, sayuran ini sepertinya raib dari menu warung dan restoran. Maklum, kata genjer diasosiasikan berbau “kiri”. Kini di sejumlah warung dan restoran menu genjer bisa ditemui meski secara umum masih tergolong menu yang jarang.

Tanaman genjer merupakan tanaman liar, dan tidak dibudidayakan. Untuk mendapatkannya susah-susah gampang. Di Yogya sayuran ini hanya bisa ditemukan di pasar-pasar tertentu. Tapi tanaman ini biasanya tumbuh di petak-petak sawah sehabis panen padi. Jadi pada saat tertentu saja genjer gampang ditemui. Pulo Segaran mendapatkannya dari seseorang yang terbiasa mengumpulkan genjer dari sawah-sawah.

Nasi Genjer Ayam, menu spesial Warung Dhahar Pulo Segaran, kompleks Tembi Rumah Budaya, foto: Barata
Sang koki tengah meramu oseng-oseng genjer

Rasanya menarik juga untuk mencicipi sayuran yang jarang dilirik orang tapi punya potensi untuk dinikmati. Umumnya sayuran ini dijadikan oseng-oseng. Di Jawa Barat biasanya dipadu dengan oncom. Saya pun memesan satu porsi sambil bersantai memandangi hijaunya sawah di sisi restoran ini.

Pulo Segaran mengolahnya dengan ditumis, sebagai oseng-oseng genjer yang dipadu dengan potongan daging ayam. Bagian genjer yang disajikan hanya daunnya, bunganya tidak. Mungkin ini memang khas sayur genjer di Yogya maupun Jawa Tengah. Kalau di Jakarta dan Jawa Barat, justru bunganya yang banyak dikonsumsi.

Rasa daunnya agak pahit tapi tidak sekental rasa pahit bunganya. Rasa pahit ini merupakan kekhasan tanaman genjer yang disukai orang. Dalam menu olahan Pulo Segaran rasa pahit ini agak disamarkan dengan kombinasi bahan-bahan lain yang berbeda rasa. Ada rasa gurih, manis dan pedas bersamanya. Bahkan juga aroma wangi dari daun kemangi yang ditaruh begitu saja di atasnya.

Nasi Genjer Ayam, menu spesial Warung Dhahar Pulo Segaran, kompleks Tembi Rumah Budaya, foto: Barata
Daun genjer, dari tanaman liar yang tidak mudah didapat

Rasa gurih yang berasal dari lengkuas dan ayamnya cukup terasa. Ditambah aroma pedas dari cabe, harumnya daun salam serta paduan serasi mentega dan bawang bombai. Hasil olahannya patut dipuji karena genjer, si tanaman liar ini, menjelma menjadi sayuran yang lezat.

Harganya seporsinya cukup memadai, Rp 11.700. Di sisa bulan Oktober ini, kalau ingin mencicipi rasa sayur genjer yang nikmat, Anda bisa mampir ke Warung Dhahar Pulo Segaran.

Nasi Genjer Ayam, menu spesial Warung Dhahar Pulo Segaran, kompleks Tembi Rumah Budaya, foto: Barata
Dipadu dengan lengkuas, cabai merah, bawang, irisan daging ayam, dan lainnya,
daun genjer menjelma jadi santapan lezat

Makan yuk ..!

barata

Makan Yuk Source Link: Jakarta

Latest News

  • 11-09-14

    Symphonic Tales Of I

    Album ini menjadi unik karena lagu-lagu daerah tersebut dimainkan bersama Orchester der Kuturen Germany dan vokal dari Tompi. Tercatat ada 10 buah... more »
  • 11-09-14

    Fombi bersama Duo Ba

    Duo Bajo kembali berbagi obrolan musikal melalui idiom musik Nusantara melalui medley lagu daerah. Mereka sangat pandai membungkus lagu suwe ora jamu... more »
  • 11-09-14

    Kali Ini Spesial Par

    Tumisan ini juga sehat mengingat jipang atau labu siam memiliki khasiat menyehatkan jantung dan pembuluh darah, menetralkan racun dalam darah,... more »
  • 10-09-14

    Malam ini di Tembi M

    Sastra Bulan Purnama yang diselenggarakan Tembi Rumah Budayasudah memasuki usia 3 tahun atau edisi 36. Pada edisi ini, yang akan diselenggarakan... more »
  • 10-09-14

    Grobag Beralih Fungs

    Setidaknya di DIY, sudah ada 2 kabupaten yang mempromosikan grobag sebagai alat promosi pariwisata, dengan menggelar festival grobag, yaitu Kabupaten... more »
  • 10-09-14

    Wisata Karyawan Temb

    Bergembira bersama di luar kompleks Tembi bersama seluruh karyawan dan keluarga tentu merupakan kesempatan yang langka. Untuk itu, kesempatan semacam... more »
  • 10-09-14

    Perang Kolonial Bela

    Judul : Perang Kolonial Belanda di Aceh. The Dutch Colonial War in Acheh  Penulis : Teuku Ibrahim Alfian, dkk (editor)  Penerbit :... more »
  • 09-09-14

    Davin Mahatma, Dalan

    Davin begitu bersemangat menggeluti dunia pewayangan. Ia bahkan cukup paham membedakan tokoh wayang satu dengan yang lainnya. Cukup paham juga... more »
  • 09-09-14

    Dionisius Lintang Um

    Dion, begitu panggilan akrabnya, telah terbiasa menjadi tour guide sehingga telah hafal dengan obyek wisata yang dikunjungi para wisatawan, khususnya... more »
  • 08-09-14

    Dua Perempuan “Trave

    Dua ‘travel writer’ Claudia Kaunang dan Trinity membagi kisah. Banyak orang pengin mengikuti jejak ”pekerjaannya” yang seolah menyenangkan. “Segala... more »