Menikmati Gurihnya Pempek Mang Pari di Jalan Taman Siswa

Author:kombi / Date:15-07-2013 / Tag: Makan Yuk / Makan yuk ..!

Menikmati Gurihnya Pempek Mang Pari di Jalan Taman Siswa

Cuko manis ini disediakan hanya untuk konsumen di Yogya. Di Palembang hanya disediakan cuko pedas. Agaknya ini salah satu kejelian Mang Pari membaca selera ‘wong nyogja’. Padahal cuko pedasnya juga mencakup rasa manis walau tidak mencolok.

Pempek Mang Pari, kuliner khas Palembang di Yogya, foto: Barata
Kapal Selam, Telur Kecil dan Kulit Pempek siap disantap bersama cuko manis dan pedas

Penggemar pempek di Yogya agaknya tidak asing dengan warung pempek yang satu ini. Namanya, Pempek Palembang ‘Mang Pari 19 Ilir’. Sudah 15 tahun lebih warung ini berdiri di Jalan Taman Siswa, waktu yang cukup lama untuk menguji survivalitas sebuah rumah makan.

Untuk kesekian kalinya, Tembi mampir di warung ini. Kangen dengan pempeknya yang “mantap punya”. Beberapa pengunjung tampak duduk lesehan di atas level panjang, berhadapan dengan meja berkaki pendek. Di atas setiap meja tergantung bolam lampu berukuran kecil. Meskipun siang hari, cahaya di dalam ruangan agak temaram. Saat itu udara Yogya agak dingin sehingga ruangan tidak sepanas seperti biasanya kalau kita datang pada siang hari.

Ada sekitar delapan pilihan menu khas Palembang ini. Sudah pasti yang pertama dipesan adalah Pempek Kapal Selam. Pempek jenis ini biasanya merupakan andalan warung pempek, dan paling diminati pembeli. Ukurannya cukup besar, mengesankan daging tenggiri yang cukup banyak. Permukaannya diiris tipis jadi 9 bagian, siap dipotong-potong. Dagingnya kenyal tapi tidak alot, jadi mantap dikunyah. Di tengahnya terselip kuning telur. Perpaduan rasa tenggiri dan kuning telur mencuatkan rasa gurih yang khas. Ditambah potongan-potongan kecil timun dan genangan cuko (saus cuko), pempek ini memang “mantap punya”. Rasa kecut, pedas, manis dan gurih berpadu mengantarkan kesedapan rasa di lidah.

Pempek Mang Pari, kuliner khas Palembang di Yogya, foto: Barata
Lenggang Goreng yang menggiurkan sebelum disiram cuko

Cukonya disediakan dalam 2 botol, masing-masing berasa pedas dan manis. Yang menarik, seperti dijelaskan pimpinan warung ini, pak Awang (41 tahun), cuko manis ini disediakan hanya untuk konsumen di Yogya. Di Palembang hanya disediakan cuko pedas. Agaknya ini salah satu kejelian Mang Pari membaca selera ‘wong nyogja’. Padahal cuko pedasnya juga mencakup rasa manis walau tidak mencolok.

Bisa dipastikan pula kesedapan Pempek Telur Kecil, karena pempek jenis ini hanya versi kecil dari Kapal Selam. Begitu pula Lenggang Goreng, yang juga terdiri dari kuning telur dan ikan tenggiri. Bedanya dengan Kapal Selam, takaran telurnya lebih banyak, yang lantas digoreng bersama ikan tenggiri atau lenjer (pempek tanpa telur). Menu ini juga membuat lidah “melenggang ria” meski dominasi gurih ikannya tidak semencolok Kapal Selam.

Sebagai minumannya, Tembi merekomendasikan Es Kacang Merah ala Palembang yang nikmat dan segar. Kacang merah yang lembut dikunyah dipadu es sirup yang menyegarkan. Campuran rasa gurih yang tipis dari kacang merah dengan rasa manis sirup cocopandan yang moderat terasa pas di lidah.

Harganya cukup terjangkau. Pempek Kapal Selamnya dibandrol Rp 10.000, sedangkan Telur Kecil Rp 8.000, Lenggang Goreng Rp 10.500, dan Es Kacang Merah Rp 6.000. Jenis makanan lainnya yang tersedia di sini adalah Pempek Adaan (Rp 6.000), Pempek Tahu (Rp 6.000), Pempek Lenjer (Rp 6.000), Pempek Kulit (Rp 5.000), serta menu berkuah Model (Rp 10.500), Tekwan (Rp 9.500), dan Laksan (Rp 9.000). Khusus Laksan disajikan hanya pada hari Sabtu dan Minggu.

Pempek Mang Pari, kuliner khas Palembang di Yogya, foto: Barata
Es Kacang Merah yang segar menggugah selera

Popularitas warung pempek Mang Pari tidaklah diperoleh dalam waktu singkat. Pak Awang, yang ikut membidani warung ini, menuturkan sejarahnya yang dimulai dari tahun 1996. Mang Pari, yang bernama asli M Salim Fachri (55 tahun), asli ‘wong kito’ Palembang, tiba di Yogya pada 1994. Bersama pak Awang, dua tahun kemudian ia menjajakan pempek di sebuah gerobak, di emperan toko di dekat Hotel Syailendra di Jalan Taman Siswa, di sebelah utara lokasi warungnya sekarang. Pempeknya lumayan laris.

Pada 1997, kenang pak Awang, mereka mengontrak tanah di lokasi yang ditempati sekarang, Jl Taman Siswa No. 101, dan membangun warung bambu seluas 4 m x 4 m. Saat itu hanya ada 3 orang karyawan yang terlibat, dibantu 4 orang mahasiswa sebagai karyawan paruh waktu. Agaknya pembeli yang mampir kesana merasa cocok. Sedikit demi sedikit pelanggannya bertambah. Kuliner jenis pempek, yang semula masih asing di telinga, semakin dikenal.

Menurut pak Awang, warungnya mulai banyak dikenal pada tahun 2002. Popularitasnya tidak melalui pemasangan iklan tapi reklame gratis secara ‘gethok tular’, dari mulut ke mulut, baik lewat pembeli yang tinggal di Yogya maupun wisatawan dari luar Yogya. Apalagi sekarang zamannya internet. Coba saja Anda menulis ‘Pempek Mang Pari’ di “simbah” Google, ada 239.000 pemuatan ‘Mang Pari’ yang siap dipanggil.

Kini area warung Mang Pari kian luas, sekitar 8 m x 20 m. Jumlah karyawannya, menurut pak Awang, melonjak menjadi sekitar 20-an. Dalam sehari warung ini menghabiskan 300-400 Kapal Selam. Tanpa menghitung jenis menu lainnya, Kapal Selam bisa dijadikan tolok ukur karena setiap pembeli bisa dipastikan memesan menu ini. Tapi kalau mau dihitung keseluruhannya, warung ini menghabiskan 1 kuintal ikan tenggiri dalam 3 hari. Jadi per harinya, dengan jam buka pukul 9 pagi sampai pukul 11 malam, diperlukan sekitar 30-an kilogram ikan tenggiri.

Pempek Mang Pari, kuliner khas Palembang di Yogya, foto: Barata
Suasana warung yang santai

Semua makanan ini diolah di rumah Mang Pari, yang letaknya tidak jauh dari warung ini. Mang Pari, kata pak Awang, terus rajin mengontrol kualitas pengolahannya. Sedangkan krupuk ikan dan lempok durian dikirim dari Palembang.

Semua anak Mang Pari, menurut pak Awang, terjun dalam bisnis ini. Dari tiga orang anak, dua putrinya membantu di warung di Jalan Taman Siswa, dan seorang putranya mendirikan cabang di Jalan Nologaten, kawasan Ambarukmo.

Jika ingin menikmati pempek yang lezat di Yogya, merasakan gurihnya olahan ikan tenggiri, silakan mampir di warung Mang Pari.

Makan yuk ..!

Naskah & foto:Barata

Makan Yuk Source Link: Jakarta

Latest News

  • 25-06-14

    Gule Rakyat yang Ser

    Benar-benar harga rakyat karena untuk seporsi nasi gule hanya dibanderol Rp 4.000 dan secangkir teh Rp 1.000. Jadi untuk sekali makan dan minum di... more »
  • 25-06-14

    Sejarah Perkembangan

    Judul : Sejarah Perkembangan Arsitektur Kota Islam Banten. Suatu Kajian Arsitektural Kota Lama Banten Menjelang Abad XVI sampai dengan Abad XX... more »
  • 25-06-14

    Jose Immanuel Bingun

    Malam itu ada banyak wisatawan asing dan wisatawan Nusantara yang secara khusus menyaksikan pergelaran wayang golek di Tembi. Sebagian dari wisatawan... more »
  • 24-06-14

    Olga Lydia Senang Be

    Artis bedarah oriental Olga Lydia mengaku sangat senang berkunjung ke museum. Tidak hanya museum di dalam negeri, jika ada kesempatan ke luar negeri... more »
  • 24-06-14

    Nisan Panglima Jogod

    Panglima Jogodolok menurut sumber setempat adalah keturunan Majapahit yang mengembara sampai di Cepor dan kemudian tinggal di tempat ini.... more »
  • 24-06-14

    Aroma Of Heaven, Seb

    Film ini menceritakan asal mula kopi yang berkembang di Desa Doro yang terletak di Pekalongan, Jawa Tengah, sampai mengulas tradisi mengunyah biji... more »
  • 23-06-14

    Jembawan Menjadi Ker

    Ramawijaya mengetahui hal ini dan berniat menjatuhkan hukuman kepada adiknya karena telah melakukan perbuatan yang tidak pantas. Namun sebelum orang... more »
  • 23-06-14

    Denmas Bekel 23 Juni

    more »
  • 23-06-14

    Rainforest World Mus

    Pada tahun ini, RWMF yang rutin diadakan setiap tahun sejak 1997 telah memasuki episode ke-17. Sebuah perjalanan yang panjang hingga festival ini... more »
  • 21-06-14

    Selama Sepekan Ini O

    Orang Wuku Pahang suka berbicara berlebih, cenderung menentang bila merasa benar, mudah curiga hingga amat berhati-hati dalam bekerja. Kadangkala ia... more »