Makan Siang, Tiga Menu Pukhet

Author:kombi / Date:27-06-2013 / Tag: Makan Yuk / Makan yuk ..!

Makan Siang: Tiga Menu Pukhet

Di sela-sela menikmati menu makanan, sesekali menyeruput teh hitam tradisional Thailand, sehingga panas dari teh yang dipadu dengan gula batu menambah rasa menu Pukhet menjadi lengkap.

Ayam goreng sambal Bangkok salah satu menu dari Pukhet, foto; Ons Untoro
Ayam goreng sambal Bangkok

Di Yogya restoran Thailand yang menggunakan nama Pukhet ada di beberapa tempat, misalnya di Jalan Demangan Baru, di Jalan HOS Cokroaminoto, di jalan Dr Wahidin dan di Ring Road Utara, Ruko Pandega Permai No 5, Yogyakarta

Kuliner Tembi, Minggu siang 23 Juni 2013 memasuki Pukhet yang ada di Demangan Baru. Pilihan menun pada setiap restoran Pukhet selalu berbeda-beda.

Ini kali ‘Kuliner Tembi’ memilih 3 jenis menu, termasuk minuman yang belum pernah dicoba, yakni teh hitam tradisional Thailand dengan pemanis gula batu. Dua menu lainnya yang dipilih adalah kwetiau pedhati seafood dan ayam goreng sambal Bangkok. Biasanya pilihan menu, sapi lada hitam dan minumannya juice.

Dari segi rasa menu masakan dari beberapa restoran Phuket itu tidak berbeda. Ada standar rasa, sehingga pesan menu apapun, di restoran Pukhet di lokasi berbeda di Yogya, akan menemukan rasa yang sama. Yang membedakan lebih pada suasana ruang makan. Pukhet di Demangan Baru, setidaknya sama dengan Pukhet di Jalan HOS Cokroamintoro, ruangnya tidak terlalu panas.

Meski tanpa ac, ruang makan yang enak membuat pengunjung betah menikmati menu makanan. Udaranya tidak panas, serta ruangngya tidak sumpek. Pukhet di Jalan Demangan Baru ini terletak di tepi jalan, tetapi tidak terlalu panas..

Siang mulai pukul 11 Pukhet sudah buka dan malam pukul 22.00, Pukhet tutup. Sepanjang buka dari siang, Pulhet memang seperti telah memiliki pelanggan, bahkan dari kalangan anak-anak muda, setidaknya mahasiswa. Mungkin karena harganya terjangkau bagi anak-anak muda.

Kwetiu Pedhati seafood dsiajikan dengan sambal dan jeruk nipis serta tauge dari menu Pukhet, foto: Ons Untoro
Kwetiu Pedhati seafood

Satu porsi ayam goreng sambal bangkok Rp 17.500, kwetiu pedhati seafood Rp 19.500 dan teh hitam tradisional Thailand Rp 8.500.

Tentu saja, menu yang tersedia di Pukhet sudah disesuaikan dengan lidah orang Indonesia, setidaknya Yogya. Dengan menikmati menu dari Thailand, setidaknya orang merasa sudah menikmati makanan dari negara itu, tanpa harus datang ke negara bersangkutan.

Menu ayam goreng sambal Bangkok, memang terasa enak. Bumbunya masuk ke dalam daging. Selain itu dagingnya empuk sehingga dicuil dengan dua jemari saja langsung meninggalkan tulang. Karena itu menikmati ayam goreng Bangkok tidak perlu digigit agar dagingnya lepas dari tulang.

Menu ayam goreng Bangkok disertai semangkok kecil sambal. Ketika makan daging ayam yang sudah dicuil, kita celupkan pada sambal, rasanya tambah nikmat, apalagi sambalnya tidak pedas.

Pada menu kwetiu pedhati seafood, meski bahannya sama dengan kwetiu yang ‘Kuliner Tembi’ selama ini kenal, tetapi ada sesuatu yang membedakannya. Rasanya pun terasa lain. Mungkin ini karena ditambahkan dengan semangkuk kuah menyerupai sambal, yang ketika kita makan dan campur dengan kuah itu, seperti menemukan rasa yang berbeda.

Di sela-sela menikmati menu makanan, sesekali menyeruput teh hitam tradisional Thailand, sehingga panas dari teh yang dipadu dengan gula batu menambah rasa menu Pukhet menjadi lengkap.

Melalui menu Pukhet, seolah kita di ajak pergi ke Thailand yang dikenal sebagai negeri Gajah Putih tanpa meninggalkan Yogya, persis seperti menyusuri banyak wilayah melalui internet.

The hitam tradisional Thailand salah satu minuman khas dari Pukhet, foto: Ons Untoro
Teh hitam tradisional Thailand

Makan yuk ..!

Naskah & foto:Ons Untoro

Makan Yuk Source Link: Jakarta

Latest News

  • 29-08-14

    Jogja Percussion Fes

    Musik perkusi yang selama ini jarang digarap kini mendapat wadah berupa rangkaian pertunjukan akbar Jogja Percussion Festival 2014. Festival yang... more »
  • 29-08-14

    Jogja Percussion Fes

    Malam itu, Sabtu 23 Agustus 2014 Jogja Percussion Festival memanjakan para penonton dengan lineup yang sangat berkesan. Tidak sedikit dari pengisi... more »
  • 29-08-14

    Jagang Masjid Gede K

    Pada tempo dulu umumnya orang tidak mengenakan alas kaki (nyeker) sehingga dapat dipastikan bahwa kakinya kotor. Sedangkan untuk masuk masjid orang... more »
  • 28-08-14

    Resep Sambel Goreng

    Majalah Kajawen ini awalnya memang diperuntukkan bagi kalangan menengah ke atas saja, yang kala itu “melek” huruf atau istilahnya bisa membaca,... more »
  • 28-08-14

    Serat Suryaraja, Pus

    Karena kedudukannya sebagai pusaka, maka tak sembarang orang boleh membaca. Bahkan yang boleh memegang hanya orang-orang tertentu, yaitu mereka yang... more »
  • 27-08-14

    Keris

    Judul : Keris  Penulis : Drs. Hamzari  Penerbit : Djambatan, 1993, Jakarta  Bahasa : Indonesia dan Inggris  Jumlah... more »
  • 27-08-14

    Lakon Ketoprak Jaka

    Pementasan ketoprak di Pendapa Yudanegaran Tembi Rumah Budaya itu mampu memberikan hiburan segar bagi penonton. Jumlah penonton yang memenuhi... more »
  • 26-08-14

    “Sokola Rimba”, Pem

    film “Sokola Rimba” diputar kembali pada acara Pemutaran dan Diskusi Film di AtAmerica, Pasific Place, Jakarta. Meski saat diskusi berlangsung Butet... more »
  • 26-08-14

    Denmas Bekel 26 Agus

    more »
  • 26-08-14

    Daladi Ahmad, Penyai

    Sebagai penyair dia telah menulis banyak puisi, selain juga menulis geguritan. Padahal, dia sebagai guru di SMP I Ngluar, yang mengajar mata... more »