Ini Dia Makanan Khas Pundong, Bantul, Abangan Namanya
30 Apr 2013 / Tag: KULINER Makan yuk ..!Ini Dia Makanan Khas Pundong, Bantul, Abangan Namanya
Sensasi dari makanan ini tidak terletak pada rasa dan presentasinya yang mewah, namun justru karena sedemikian sederhananya, dan petualangan pencariannya yang harus mblusuk ke jantung Pasar Pundong
Abangan, makanan khas Pundong, Bantul
Di daerah Bantul ada makanan yang dinamakan “abangan”. Jenis makanan ini tidak ada hubungannya dengan terminologi sosiologis-politis yang dirumuskan oleh Indonesianis Clifford Geertz: Abangan, Santri, Priyayi.
Abangan bisa dikatakan makanan khas wilayah Pundong, Bantul, DIY. Kemungkinan besar makanan ini ada seiring dengan munculnya industri rumah tangga setempat, yakni industri tepung tapioka.
Dalam proses industri tersebut selain menghasilkan tepung tapioka, ada pula produk sampingan lain, antara lain “Gabul” (ampas singkong), yang apabila sudah dikeringkan dapat digunakan sebagai pakan ternak. Sekalipun demikian gabul juga sering digunakan untuk campuran produksi makanan.
Selain gabul dan tepung tapioka (pati/kanji), industri tepung tapioka ini juga menghasilkan produk sampingan lain yakni apungan (tepung yang mengapung). Apungan inilah setelah diolah menjadi makanan dinamakan abangan. Disebut demikian mungkin karena ia adalah bukan dari yang inti. Bukan yang murni. Ia hanyalah hasil sampingan.
Ibu Nur Asiah dan abangan-nya di antara dagangan yang lain
Ada versi lain yang mengatakan bahwa nama abangan berasal dari warna merah makanan ini, yang dihasilkan dari warna cabai merah yang digunakan untuk mengolahnya. Merah dalam bahasa Jawa disebut abang.
Bumbu untuk mengolah abangan ini pada hakikatnya tidak jauh beda dengan bumbu masakan oseng-oseng, yakni bawang putih, bawang merah, cabai merah, garam, lengkuas, dan daun salam. Namun khusus untuk bumbu abangan ditambahkan tempe semangit atau tempe bosok.
Barangkali bagi Anda yang tidak terbiasa dengan makanan orang-orang desa di Jawa, tempe bosok akan membuat Anda merasa ngeri. Jangan keliru dulu. Tempe bosok pada beberapa jenis masakan akan memberikan aroma dan sentuhan rasa yang berbeda. Anda kenal terasi atau blacan? Nah, efek rasa dan aromanya mirip-mirip dengan bumbu yang berasal dari hasil laut ini.
Makanan abangan ini hanya bisa didapatkan di tengah Pasar Pundong, Bantul. Itu pun hanya di waktu pagi hari mulai jam 08.00 hingga 12.00 WIB. Selepas jam itu penjual abangan sudah pulang ke rumah. Salah satu penjualnya adalah Nur Asiah (42), yang telah berjualan abangan sejak tahun 2004.
Abangan dalam bungkus daun pisang dan daun jati
Nur Asiah menyatakan dalam sehari bisa menjual sebanyak dua baskom, atau sekitar 2 - 3 kilogram, abangan. Biasanya ia juga menjual miedes (mie pedes) dan mietil (mie pentil) sebagai menu lainnya. Banyak orang menyukai abangan sehingga dagangannya boleh dikatakan pasti habis setelah pukul 12.00 atau bahkan sebelum itu.
Abangan umumnya diolah dari bahan baku tepung hasil sampingan proses produksi tepung tapioka yang kemudian dibuat adonan dicampur bumbu dan digoreng seukuran apem. Usai itu hasil gorengan yang menyerupai bakwan itu dipotong-potong. Setelah dipotong-potong kemudian ditumis dengan bumbu seperti yang telah disebutkan. Abangan dapat disantap sebagai cemilan ataupun sebagai lauk.
Rasa abangan mirip dengan cap cai jawa (biasa disuguhkan dalam hajatan di desa-desa). Kenyil-kenyil seperti jeli yang agak padat dengan rasa pedas, asin, dan gurih yang dominan. Oleh karena bahannya dari tepung singkong maka makanan ini cepat memberi efek kenyang. Hal yang khas dari abangan umumnya dikemas dalam bungkus dari daun jati/pisang atau perpaduan keduanya.
Jika ke Bantul tidak ada salahnya Anda mencicipi makanan khas dari desa ini. Sensasi dari makanan ini tidak terletak pada rasa dan presentasinya yang mewah, namun justru karena sedemikian sederhananya, dan petualangan pencariannya yang harus mblusuk ke jantung Pasar Pundong. Asyiknya pula, harganya murah! Beli dua atau tiga ribu rupiah sebungkus pun boleh. Beli seribu rupiah sebungkus pun dilayani.
Abangan setelah bungkusnya dibuka
Makan yuk ..!
A Sartono
KULINER Source Link: JakartaBaca Juga
- 20-08-16
Mangut Beyong di Warung Makan Mbah Juri Kulon Progo
Ada cukup banyak kuliner khas, unik, yang sesungguhnya berangkat dari menu-menu tradisional Jawa. Salah satunya adalah mangut ikan salem (sejenis... more » - 03-08-16
Gudeg Koyor Varian dari Gudeg Yogyakarta
Jenis makanan gudeg yang telah menjadi identitas makanan khas Yogyakarta mungkin sudah tidak asing lagi banyak orang. Namun gudeg koyor mungkin masih... more » - 04-06-16
Warung Sederhana Imogiri Sejak 1958 Masih Bertahan dengan Menu Jadul
Kuliner tempo dulu bisa dikatakan selalu ngangeni. Banyak orang yang mulai jenuh dengan kuliner kekinian kemudian mencoba mencari lagi kuliner tempo... more » - 10-05-16
Di Jakarta Namanya Kembang Tahu, di Yogya Namanya Wedang Tahu
Wedang tahu di Yogyakarta dikenal juga dengan nama tahok di Solo. Sedangkan untuk Surabaya menamai jenis makanan ini dengan nama tahua sedangkan... more » - 30-04-16
Bebek Goreng Kang Dono
Bantul punya sejumlah kuliner khas primadona dimana warungnya juga tergolong jawara, seperti sate klathak pak Pong dan mangut lele mbah Marto. Bahkan... more » - 23-04-16
Karangan, Makanan Khas Bantul nan Sangat Langka
Karangan adalah kuliner lokal yang mungkin hanya bisa ditemukan di Pasar Turi, Sidomulyo, Bambanglipuro, Bantul dan Pasar Ngangkruksari, Parangtritis... more » - 16-04-16
Baso Oen yang Gurih dan Kenyal
Kualitas baso tak pernah lepas dari kualitas dagingnya. Begitu pun dengan baso di warung Baso Oen di Jalan Parangtritis Km 7, Sewon, Bantul. Melihat... more » - 09-04-16
Menu Kreatif Belut di Kebelet Belut
Rumah makan spesial belut tergolong sangat jarang di Yogyakarta. Biasanya kalau menyebut belut, asosiasi orang terutama ke satu nama, warung pak... more » - 12-03-16
Bubur Koyor Srikandi nan Klop
Koyor atau urat sapi mungkin tidak sepopuler bagian tubuh sapi lainnya. Tapi bagi sebagian orang, koyor justru tampil sebagai primadona. Koyor... more » - 05-03-16
Soto Betawi Bang H Pitung, Soto Khas Jakarta di Kota Yogyakarta
Saat ini tidak lagi sulit untuk dapat menikmati soto betawi, makanan khas Jakarta, di Yogyakarta. Salah satu tempat untuk menikmati makanan itu... more »
Artikel Terbaru
- 31-08-16
Rujukan untuk Mengen
Judul : Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia Penulis ... more » - 30-08-16
“Paket Kemerdekaan”
Agustus tiba, Agustus pergi. Layaknya pengulangan yang tak akan berhenti, Agustus di Indonesia adalah perayaan yang memiliki “paketnya” sendiri.... more » - 30-08-16
Wilayah Praja Mangku
Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, tidak hanya terkenal setelah dibangunnya Kompleks Pemakaman Keluarga Suharto, Presiden RI ke-2... more » - 29-08-16
Monolog dan Gerak Pu
Dua puisi karya Resmiyati, yang dimuat dalam antologi puisi ‘Membelah Bulan’, masing-masing berjudul ‘Katresnan’ dan ‘Sephia 2’ diolah dalam bentuk... more » - 29-08-16
Buku Pelajaran Sejar
Judul : Leerboek der Geschiedenis van Nederlandsch Oost-Indie Penulis ... more » - 29-08-16
Kawasan Panggung Kra
Panggung Krapyak adalah salah satu bangunan cagar budaya yang berlokasi di Dusun Krapyak, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul... more » - 27-08-16
Bayi Kelahiran Mangs
Pranatamangsa: memasuki Mangsa Surya III Mangsa Katelu, 25 Agustus sampai dengan 17 September 2016, umur 24 hari. Candrane: Suta Manut ing Bapa,... more » - 27-08-16
Topeng, Tradisi yang
Topeng, merupakan salah satu koleksi di Museum Tembi Rumah Budaya Yogyakarta. Ada sekitar 15 topeng kuno yang dikumpulkan oleh Bapak Drs P Swantoro,... more » - 27-08-16
Pameran Kriya Besar
Tanggal 22-28 Agustus 2016 secara khusus Jogja Gallery, di Jl Pekapalan 1, Alun-alun Utara Yogyakarta menyelenggarakan pameran besar kriya... more » - 26-08-16
Teater Gandrik Penta
Lakon “Orde Tabung” karya Heru Kesawa Murti akan dipentaskan Teater Gandrik dalam bentuk dramatic reading di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta (... more »