Gule Rakyat yang Serba Minimalis

Author:editorTembi / Date:25-06-2014 / Benar-benar harga rakyat karena untuk seporsi nasi gule hanya dibanderol Rp 4.000 dan secangkir teh Rp 1.000. Jadi untuk sekali makan dan minum di tempat ini cukup membayar lima ribu perak saja !

Profil Sepiring (seng) nasi gule dan secangkir (seng) teh di Warung Gule Rakyat, difoto: Sabtu, 21 Juni 2014, foto: a.sartono
Nasi gule dan teh dalam wadah terbuat dari seng di Warung Gule Rakyat

Sesekali menarik juga untuk menikmati suasana kuliner kelas angkringan, lesehan, atau bahkan lapak. Warung Gule Rakyat, namanya, bolehlah dicoba. Warung ini berada di sisi barat Jl DI Panjaitan No. 101 atau utara Panggung Krapyak pada jarak sekitar 250 meter, daerah Minggiran, Mantrijeron, Yogyakarta.

Benar-benar harga rakyat karena untuk seporsi nasi gule hanya dibanderol Rp 4.000 dan secangkir teh Rp 1.000. Jadi untuk sekali makan dan minum di tempat ini cukup membayar lima ribu perak saja !

Jangan terkejut karena gule disajikan dengan piring seng. Demikian juga untuk menyuguhkan minuman digunakan cangkir seng. Selain itu, bersantap di tempat ini beratap alam terbuka. Jadi jika sedang bersantap kemudian turun hujan, bolehlah dibayangkan apa yang terjadi.

Jangan pula berharap terlalu muluk untuk harga empat ribu perak bagi sepiring nasi plus gule. Rasa gulenya memang cukup oke. Namun dagingnya jangan membayangkan sama dengan nasi gule seharga 12 ribu atau 15 ribu perak seperti pada umumnya.

Daging (jeroan) pada Gule Rakyat diiris dengan ukuran minimalis, sekitar 4 mm persegi. Itu pun tidak dalam jumlah banyak. Selain itu, tidak ada lalapan seperti kubis, cabai rawit, atau sejenisnya yang sering menjadi pelengkap santap gule. Pun tidak ada krupuk udang. Sebagai gantinya disertakan krupuk biasa dalam ukuran kecil yang ditaburkan. Selain itu, ada pula sambal dan kecap untuk “menyangatkan” rasa.

Profil Warung (pikulan) Gule Rakyat, difoto: Sabtu, 21 Juni 2014, foto: a.sartono
Ari Yulianto dan warungnya

Warung (tepatnya pikulan) Gule Rakyat yang serba minimalis ini mulai dibuka oleh Ari Yulianto (27) sejak lima bulan yang lalu. Ari asli dari Trenggalek, Jawa Timur. Dalam sehari ia biasa menghabiskan 1,5-2 kilogram jeroan untuk gulenya. Ia biasa membuka warungnya pukul 06.00-14.00, namun umunya pukul 13.30 dagangannya sudah habis.

Ari tertarik membuka usaha Gule Rakyat karena harganya yang murah dan terjangkau oleh semua kalangan. Jadi, konsumen tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam untuk dapat menikmati sepiring nasi gule.

“Saya terinspirasi Gultik di wilayah Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta,” demikian pengakuan Ari Yulianto.

“Siapa tahu Gule Rakyat kelak juga dapat menjadi semacam ikon kuliner baru di Yogya,” harap Ari.

Makan yuk ..!

Naskah dan foto: A. Sartono

Makan Yuk

Latest News

  • 20-09-14

    Denmas Bekel 20 Sept

    more »
  • 20-09-14

    Pesona Bahasa Nusant

    Judul : Pesona Bahasa Nusantara Menjelang Abad ke -21  Penyusun : Parakitri T. Simbolon  Penerbit : PMB-LIPI, KPG & The Ford... more »
  • 20-09-14

    Orang Jumat Pon Hati

    Gaya bicara orang Jumat Pon menyenangkan. Hatinya baik, tidak mempunyai nafsu jahat, kuat untuk menahan tidur, cepat mencapai sejahtera lahir batin,... more »
  • 19-09-14

    Kirab Ki Ageng Tungg

    Dapat dipastikan bahwa upacara tersebut dilaksanakan pada setiap habis masa panen rendhengan atau panen raya di akhir musim penghujan yang biasanya... more »
  • 19-09-14

    Malam Ini Landung Si

    Berbeda dengan pembacaan-pembacaan Diponegoro oleh Landung sebelumnya, kali ini episode yang diangkat adalah sejak lahir hingga kematian pangeran... more »
  • 19-09-14

    Sajian Lagu-lagu The

    Musik The Beatles dihadirkan berbeda oleh Anime String Orchestra dengan konduktor Haryo “Yose” Soejoto. Musik-musik The Beatles, yang digubah oleh... more »
  • 18-09-14

    Mengungkap Keprihati

    Ada cukup banyak keprihatinan berkaitan dengan kehidupan sastra Jawa yang sepertinya hidup segan mati tak mau. Kondisi demikian sesungguhnya juga... more »
  • 18-09-14

    Didiet Maulana Tetap

    Didiet tetap bekerja keras memertahankan konsistensinya dalam melestarikan kain tradisional. Ia punya harapan generasi muda semakin mengenal kekayaan... more »
  • 18-09-14

    Museum Tembi Menampi

    Pada penampilan Karnaval Museum yang digelar Kamis sore 4 September 2014, Museum Tembi fokus menampilkan koleksi yang berkaitan dengan dolanan kuda... more »
  • 17-09-14

    Parade Jus Sehat nan

    Selain menu makanan, untuk bulan September 2014 ini Warung Dhahar Pulo Segaran Tembi juga merilis menu minuman sehat segar. Ada pun jenis-jenis... more »