Ada Nasi Godhog di Warung Paino di Bintaran Wetan Yogyakarta

Author:kombi / Date:01-08-2013 / Tag: Makan Yuk / Makan yuk ..!

Ada Nasi Godhog di Warung Paino di Bintaran Wetan Yogyakarta

Formulanya kebalikan dari magelangan, yakni perpaduan antara nasi dan bakmi godhog. Menu ini tersedia di warung bakmi Paino, yang terletak di Bintaran Wetan.

Nasi godhog di warung bakmi Paino Bintaran Wetan, foto: Apriadi Ujiarso
Nasi godhog

Pada warung bakmi Jawa, yang mudah ditemukan di Yogya, kita bisa pesan menu bakmi goreng atau bakmi godhog (rebus), juga magelangan, yakni perpaduan antara bakmi goreng dan nasi goreng.

Ini ada menu lain, yang disebut nasi godhog. Formulanya kebalikan dari magelangan, yakni perpaduan antara nasi dan bakmi godhog. Menu ini tersedia di warung bakmi Paino, yang terletak di Bintaran Wetan, Yogyakarta.

Di daerah Bintaran setidaknya ada tiga warung bakmi Jawa, yakni bakmi Kadin, yang kiranya sudah dikenal luas; bakmi Bintaran Kulon, atau yang dikenal dengan nama ‘Babilon” sekitar beberapa meter dari bakmi Kadin; dan yang satu lagi, juga mempunyai banyak penggemar, ialah bakmi Paino di Bintaran Wetan.

Adalah Anggi Minarni, Direktris Pusat Kebudayaan Indonesia Belanda ‘Karta Pustaka’, yang mengenalkan Tembi pada warung bakmi Paino. Warung bakmi Paino berada di trotoar sebelah timur dinding pagar Karta Pustaka. Maka hanya dengan mengirim secarik kertas jenis menu yang dipilih, Paino akan mengantarkan sendiri ke Karta Pustaka.

Karena lama tidak menikmati bakmi Paino, setelah Karta Pustaka pindah kantor di Jalan Suryodiningratan, Anggi Minarni mengajak kami kembali menikmati bakmi Paino. Bersama teman-teman lainnya; Krisbudiman, Boen Mada, Apriadi Ujiarso, Cicil dan kuliner Tembi, Kamis sore 18 Juli 2013; kami bertemu di bakmi Paino.

Maka acara “makan bersama untuk mengenang kantor Karta Pustaka” berlangsung di situ. Anggi Minarni memesan bakmi nyemek, Krisbudiman psan magelangan, kuliner Tembi mengikuti Boen Mada, memesan nasi godhog, Apriadi Ujiarso pesan bakmi goreng dan Cicil memilih mihun godhog.

Nasi Magelangan di warung bakmi Paino di Bintaran Wetan, foto: Apriadi Ujiarso
Nasi magelangan

Nasi godhog, dalam istilah Krisbudiman, seperti sop campur nasi. Memang cara memasaknya bakmi godhog (bakmi kuah) dicampur dengan nasi. Sayuran kubis, acar bercampur dengan suwiran daging ayam, telor bebek dan nasi jadi satu. Tetapi rasanya berbeda dengan nasi sup.

Nasi godhog memang perpaduan antara bakmi godhog dan nasi. Rasa bakminya kuat, sehingga nasinya seolah malah ‘menjadi lauk’. Berbeda dengan magelangan, antara bakmi dan nasi goreng rasanya setara, atau setidaknya saling melengkapi.

Paino berpengalaman sebagai juru masak di warung bakmi Kadin. Pengalaman itulah yang menjadi bekal ia untuk membuka warung bakmi sendiri. Tentu, dia ‘lepas’ baik-baik dan minta izin untuk membuka warung sendiri. Maka, sebetulnya bakmi Paino serasa bakmi Kadin, atau mungkin malah lebih enak.

Warung bakmi Paino setiap hari buka pukul 18.30, dan biasanya pukul 22.00 sudah habis. Selalu saja ada pelanggan silih berganti datang ke warung bakmi Paino, sehingga kalau datang belakangan bisa dipastikan menunggu setidaknya sampai urutan lima, atau bisa lebih. Sebagai warung tenda, ruangnya memang tidak luas, sehingga lesehan di trotoar menjadi pilihan bagi pelanggan yang kehabisan tempat duduk di bawah tenda.

Bakmi Paino menawarkan berbagai kelengkapan lain, misalnya ada bakmi campur ati, atau campur paha, campur brutu dan sebagainya. Pilihan dari variasi itu berpengaruh pada harga. Kalau hanya bakmi standar, yakni bakmi telor, harganya Rp. 14.000 tambahan harga ditentukan dari pilihan kelengkapan daging.

Bagi yang menyenangi bakmi Jawa, tentu di Yogya tak sungguh banyak pilihan.

Pelanggan bakmi Paino menikmati hidangan, foto Apriadi Ujiarso
Suasana warung tenda bakmi Paino

Makan yuk ..!

Ons Untoro
Foto:Apriadi Ujiarso

Makan Yuk Source Link: Jakarta

Latest News

  • 23-08-14

    Rini Widyastuti, San

    Wanita kelahiran Purworejo, 22 Desember 1974 ini seakan mewakili idealisasi kecantikan, keelokan, bahkan keseksian wanita Jawa. Kebaya, kain jarit,... more »
  • 23-08-14

    Hari Keberuntungan O

    Orang Wuku Bala punya watak pemberani, tak ada yang ditakuti, senang berada di tempat yang sepi, tetapi cenderung sombong, senang pamer, senang... more »
  • 23-08-14

    Masdjid dan Makam Do

    Judul : Masdjid dan Makam Doenia Islam  Penulis :  Penerbit : Balai Poestaka, 1932, Batavia-Centrum  Bahasa : Indonesia dan... more »
  • 23-08-14

    Di Museum Sandi Yogy

    Lembaga itu diberi nama Lembaga Sandi Negara (awalnya bernama Dinas Kode). Personil yang diberi tugas untuk mendirikan sekaligus sebagai pemimpin... more »
  • 21-08-14

    Hendrawan Nadesul In

    Selain dikenal sebagai dokter, ia juga penyair. Sejak tahun 1970-an dia sudah menulis puisi. Dalam ‘peta penyair’ di Indonesia, Hendrawan tercatat... more »
  • 21-08-14

    Ukir Perak Kotagede

    Judul : Ukir Perak Kotagede.  Penulis : Dr. Widya Nayati, M.A., dkk  Penerbit : Balai Pelestarian Nilai Budaya + Pusat Sudi... more »
  • 21-08-14

    Ayam Goreng Sentolo

    Ayam yang diungkeb ini kemudian digoreng dengan waktu yang cepat sehingga tekstur daging dan kulit ayam tidak mengeras seperti ayam goreng pada... more »
  • 21-08-14

    Raya Indonesia Menga

    Raya Indonesia merupakan pertunjukan yang mengajak generasi muda untuk bangun dan meninggalkan ketidakpedulian akan bangsa dan Tanah Air-nya yang... more »
  • 21-08-14

    Faces Of Java, Puisi

    Faces of Java merupakan judul antologi puisi dalam dua bahasa, Indonesia dan Inggris karya Iman Budhi Santosa. Ia penyair yang aktif menulis puisi... more »
  • 21-08-14

    Sinta Ilang, Menghar

    Ki Faizal Noor Singgih menyampaikan pesan pada cerita ‘Sinta Ilang’ bahwa Sinta adalah manusia lemah, namun begitu berharga dan bernilai tinggi di... more »