Menu Kreatif Belut di Kebelet Belut

09 Apr 2016 Rumah makan spesial belut tergolong sangat jarang di Yogyakarta. Biasanya kalau menyebut belut, asosiasi orang terutama ke satu nama, warung pak Sabar, khususnya sambel belutnya. Namun sejak akhir Mei 2015, muncul satu lagi warung spesial belut. Warung pak Sabar ada di Bantul, warung baru ini ada di Kota Yogyakarta. Jika warung pak Sabar terkesan lebih tradisional, warung baru ini terkesan lebih modern. Nama warungnya Kebelet Belut.

Warung ini terletak di Jalan Ipda Tut Harsono, Timoho, posisinya di sisi timur jalan, di seberang kantor Komisi Pemilihan Umum. Warungnya cukup nyaman, semi terbuka tapi teduh, dengan pilihan duduk lesehan atau di bangku panjang. 

Tembi memesan paket belut elek yang direkomendasikan pelayan. Belut elek artinya belut jelek. Dan benarlah, saat dihidangkan, tampilannya memang tidak menarik. Potongan belut yang kehitaman beserta bawang putih dengan kulit arinya. Tapi orang bilang, don’t judge the book by its cover (jangan menilai isi buku lewat sampulnya saja).

Dimulailah secuil potongan belut yang digoreng tidak sampai kering. Hmm, rasanya gurih nikmat. Dagingnya lembut, dan mudah dilepas dari duri. Dipadu dengan ‘tendangan’ bawang putih yang digeprek, masih dengan kulitnya, sungguh mantap. Plus sambal terasi dan daun bayam, jadilah perpaduan yang cukup greget. Aroma terasinya tipis, dan daun bayamnya lembut sedikit manis. Paket ini terkesan ‘ndeso’ tapi ternyata bukan menu tradisional melainkan modifikasi baru.

Pengelola Kebelet Belut, Septian Andi Nugroho (29 tahun) menjelaskan, saat dimasak belut elek disiram saos rahasia yang menambah kelezatannya. Begitu juga sambal terasinya. Ia membenarkan bahwa menu ini merupakan bagian dari inovasi dan modifikasi agar menu belut bisa lebih menarik, terutama bagi anak muda. Belut juga disajikan tanpa kepala dan ekor agar lebih nyaman dilihat dan disantap.

Resep baru lainnya menurut pria asal Klaten yang biasa dipanggil Asep ini adalah belut garang asem. Melalui menu ini, orang bisa merasakan rasa belut yang lebih orisinal karena belutnya direbus, tidak digoreng. Memasaknya bersamaan dengan garang asem. Kekhasan lainnya, menu ini tidak memakai santan, yang bisa memicu kolesterol. Sebagai gantinya digunakan creamer, yang lazimnya dipakai untuk mencampur kopi.

Menu lainnya, belut bumbu rujak tak kalah menarik. Menurut Asep, menu ini mirip mangut tapi bukan mangut. Belutnya hanya digoreng sekali atau ‘sesrengan’. Kuahnya juga memakai creamer, bukan santan. Kemudian, menu yang agak asing tapi ternyata disukai anak-anak adalah belut teriyaki, yakni belut yang disiram saos teriyaki, dan digoreng tanpa minyak atau digangsa. Semua pilihan menu ini hasil olah kreativitas yang disambut baik oleh penggemar belut.

Bagi penggemar belut tradisional, masih disediakan menu belut sambal abang dan belut sambal ijo. Selain belut, disediakan pula menu ayam dan lele, dengan harga yang lebih murah dibandingkan belut.

Belum genap setahun, warung milik Arif Yoga Utama ini sudah memiliki banyak penggemar. Apalagi sejumlah media seperti NetTV, Trans 7, Kedaulatan Rakyat dan Merapi sudah pernah meliputnya. Menurut Asep, dalam sehari rata-rata dibutuhkan sekitar 30 kilogram belut. Sedangkan kalau hari libur atau akhir minggu rata-rata diperlukan sekitar 40 kilogram belut. Untuk menjaga kesegaran, suplai belut diantar dua kali dari Klaten, pada pagi dan siang hari.

Belut-belut ini diperoleh dari Surabaya melalui penyalur di Klaten. Menurut Asep, belut-belut yang dikonsumsi di warungnya adalah belut sawah. Ia menghindari belut hasil ternak yang terasa amis maupun hasil belut rawa yang keras. Kualitas bahan mentah, menurutnya, menjadi perhatian utama. Kualitas belut dan bahan-bahan lain seperti cabe, bawang, dan lainnya, diseleksi dulu oleh ibu Arif yang tinggal di Klaten. Arif sendiri tinggal di Jakarta.

Arif, seperti yang dituturkan Asep, memang penggemar belut. Ketika masih dalam kandungan, ibunda Arif pun mengidam belut. Saat berkunjung ke Surabaya, Arif melihat warung belut ada di banyak tempat namun sebaliknya di Yogya sangat sulit ditemukan. Karena itulah timbul gagasan untuk membuka warung spesialis belut.

Jika ingin mencoba kreasi baru menu belut bisa mampir di Kebelet Belut. Warung ini buka setiap hari sejak pukul 10.30 hingga pukul 21.00.

Naskah dan foto:Barata

Kebelet Belut, kuliner belut, Timoho Kebelet Belut, kuliner belut, Timoho Kebelet Belut, kuliner belut, Timoho KULINER

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 31-08-16

    Rujukan untuk Mengen

    Judul            : Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia Penulis        ... more »
  • 30-08-16

    “Paket Kemerdekaan”

    Agustus tiba, Agustus pergi. Layaknya pengulangan yang tak akan berhenti, Agustus di Indonesia adalah perayaan yang memiliki “paketnya” sendiri.... more »
  • 30-08-16

    Wilayah Praja Mangku

    Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, tidak hanya terkenal setelah dibangunnya Kompleks Pemakaman Keluarga Suharto, Presiden RI ke-2... more »
  • 29-08-16

    Monolog dan Gerak Pu

    Dua puisi karya Resmiyati, yang dimuat dalam antologi puisi ‘Membelah Bulan’, masing-masing berjudul ‘Katresnan’ dan ‘Sephia 2’ diolah dalam bentuk... more »
  • 29-08-16

    Buku Pelajaran Sejar

    Judul            : Leerboek der Geschiedenis van Nederlandsch Oost-Indie Penulis  ... more »
  • 29-08-16

    Kawasan Panggung Kra

    Panggung Krapyak adalah salah satu bangunan cagar budaya yang berlokasi di Dusun Krapyak, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul... more »
  • 27-08-16

    Bayi Kelahiran Mangs

    Pranatamangsa: memasuki Mangsa Surya III Mangsa Katelu, 25 Agustus sampai dengan 17 September 2016, umur 24 hari. Candrane: Suta Manut ing Bapa,... more »
  • 27-08-16

    Topeng, Tradisi yang

    Topeng, merupakan salah satu koleksi di Museum Tembi Rumah Budaya Yogyakarta. Ada sekitar 15 topeng kuno yang dikumpulkan oleh Bapak Drs P Swantoro,... more »
  • 27-08-16

    Pameran Kriya Besar

    Tanggal 22-28 Agustus 2016 secara khusus Jogja Gallery, di Jl Pekapalan 1, Alun-alun Utara Yogyakarta  menyelenggarakan pameran besar kriya... more »
  • 26-08-16

    Teater Gandrik Penta

    Lakon “Orde Tabung” karya Heru Kesawa Murti akan dipentaskan Teater Gandrik dalam bentuk dramatic reading di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta (... more »