Makam Kyai Jejer di Pleret

Author:editorTembi / Date:26-01-2015 / Kyai Jejer adalah ayah mertua dari raja besar Mataram, Sultan Agung Hanyakrakusuma. Nama terakhir yang dikenali dari putri Kyai Jejer yang diambil sebagai istri Sultan Agung adalah Ratu Kilen.

Detail nisan makam Kyai Jejer di Jejeran, Wonokromo, Pleret, Bantul, difoto: Rabu, 14 Januari 2015, foto: a.sartono
Detail nisan makam Kyai Jejer di Jejeran, Wonokromo, Pleret, Bantul

Makam Kyai Jejer berada di Dusun Jejeran, Kelurahan Wonokromo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi ini dapat dijangkau melalui perempatan ring road selatan-Giwangan/Gondowulung ke selatan, masuk Jalan Imogiri Timur. Sebelum perempatan Wonokromo terdapat pertigaan yang berada berada di sisi selatan SPBU. Ambil arah ke kanan (barat). Jarak lokasi makam dengan pertigaan tersebut kurang lebih 800 meter.

Makam Kyai Jejer terletak dalam kompleks Pondok Pesantren Miftahul Ullum II. Posisinya berada di sebelah utara-barat dari kompleks tersebut. Makam ini pada peristiwa gempa 27 Mei 2006 mengalami kerusakan. Setelah itu kondisi makam dibangun ulang. Makam Kyai Jejer diberi cungkup tersendiri dengan pintu utama dan gapura terletak di sisi selatan.

Ukuran luas cungkup sekitar 4 m x 5 m. Ukuran panjang nisan sekitar 150 cm, lebar 65 cm dan tinggi sekitar 75 cm. Nisan Kyai Jejer terbuat dari potongan batu putih yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk satu nisan utuh dan padu. Di samping kiri nisan Kyai Jejer terdapat pula nisan lain yang kini hanya tampak bagian kepala jiratnya saja. Tidak diketahui dengan pasti siapakah tokoh yang dimakamkan dan diberi penanda kubur batu nisan di sisi makam Kyai Jejer ini.

Cungkup makam Kyai Jejer di Jejeran, difoto: Rabu, 14 Januari 2015, foto: a.sartono
Cungkup makam Kyai Jejer di Jejeran, dan Kyai Haji Hasyim Syafii 
sesepuh Dusun Jejeran

Menurut Kyai Haji Hasyim Syafii (85), yang rumahnya berdampingan dengan cungkup makam Kyai Jejer, Kyai Jejer adalah ayah mertua dari raja besar Mataram, Sultan Agung Hanyakrakusuma. Nama terakhir yang dikenali dari putri Kyai Jejer yang diambil sebagai istri Sultan Agung adalah Ratu Kilen.

Tidak diketahui dengan pasti, siapa orangtua atau leluhur dari Kyai Jejer ini. Hanya saja menurut sumber setempat tokoh inilah yang memulai babat hutan di wilayah yang sekarang dinamakan Dusun Jejeran. Oleh karena Kyai Jejer adalah orang yang membabat hutan di wilayah ini dan kemudian menjadikannya wilayah pemukiman (pedukuhan), maka namanya kemudian diabadikan sebagai nama dusun.

Tidak pula diketahui siapa nama asli Kyai Jejer. Nama Kyai Jejer diduga disematkan pada tokoh ini setelah tokoh ini meninggal. Pasalnya, menurut sumber setempat ia meninggal dalam posisi berdiri atau dalam bahasa Jawa disebut ngadeg nggejejer (berdiri tegak). Oleh karena peristiwa inilah tokoh tersebut kemudian diberi gelar Kyai Jejer. Dengan demikian, sebenarnya tokoh ini pasti memiliki nama sebelum nama Kyai Jejer yang disandangnya.

Nisan makam Kyai Jejer dan nisan lain di sisi kirinya, difoto: Rabu, 14 Januari 2015, foto: a.sartono
Nisan makam Kyai Jejer dan nisan lain di sisi kirinya

Makam Kyai Jejer merupakan salah satu makam yang cukup ramai dikunjungi peziarah di wilayah Jejeran Wonokromo Pleret Bantul. Tidak ada syarat khusus apa pun untuk menziarahi makam ini kecuali niat dan perbuatan baik. Peziarahan pun dapat dilakukan setiap saat pada jam berapa pun.

Naskah dan foto: A.Sartono

Ensiklopedi Situs

Latest News

  • 29-01-15

    Kampung Dondongan ya

    Di Kampung Dondongan ini pulalah Ringin Sepuh, yakni pohon beringin yang dipercaya ditanam oleh Sunan Kalijaga, tumbuh dengan baik. Pohon Ringin... more »
  • 29-01-15

    Pembuat Warangka Ker

    Masyarakat Jawa menamakan pembuat warangka dengan sebutan mranggi. Sementara pembuat keris disebut empu. Jadi ada perbedaan antara pembuat keris... more »
  • 29-01-15

    Antologi Puisi Paran

    Penyair yang pernah berinteraksi dengan Bantul, merupakan salah satu syarat untuk bisa ikut dalam antologi puisi ini. Berinteraksi dalam arti, bahwa... more »
  • 28-01-15

    Syam Chandra, Penyai

    Dua ekor ayam dia siapkan, untuk secara bergantian dia lempar ke tengah penonton. Di saat penonton berebut ayam, dia terus membacakan puisi karyanya... more »
  • 28-01-15

    Mempelajari Tatabaha

    Tampilan buku lawas ini memang khas buku zaman dahulu, yakni menggunakan kertas merang, yang terkesan kusam. Namun, buku koleksi Perpustakaan Tembi... more »
  • 28-01-15

    Sing Unggul Dipanggu

    Pepatah ini menggambarkan tentang sifat orang yang tidak punya pendirian kecuali berpikir atau berpendirian hanya untuk mencari enak, aman, untung,... more »
  • 27-01-15

    Macapatan Malam Rabu

    Dialog antara Nabi Isa dan Raja Ngesam perihal kehidupan dalam hubungannya dengan kematian sesungguhnya adalah sebuah ‘pepeling’ (pengingat) bagi... more »
  • 27-01-15

    Buku untuk Anak Tent

    Buku ini adalah seri pendidikan pusaka untuk anak. Tokoh dalam buku cerita anak ini adalah dua ekor perkutut yang tertarik dengan kehidupan Kotagede... more »
  • 27-01-15

    Ini Tahun ke-4 Siswa

    Tembi sekarang menjadi semacam saudara bagi SMA De Britto dalam pengembangan pendidikan karakter bagi anak didiknya. Mereka mempercayakan kepada... more »
  • 26-01-15

    Avip Priatna Ingin P

    Konduktor Indonesia, Avip Priatna sudah menorehkan berbagai prestasi mendunia dalam bidang musik. Ia pun terus berupaya mempopulerkan musik klasik... more »