Wuku Kurantil Punya Sifat Pemboros dan Pemarah, tapi Dermawan

31 Jan 2013 / Tag: PRIMBON Primbon

Wuku Kurantil Punya Sifat Pemboros dan Pemarah, tapi Dermawan

Bayi yang lahir pada antara hari Minggu 3 Februari 2013 sampai dengan Sabtu 9 Februari 2013 atau Minggu Pon, tanggal 22, bulan Mulud tahun 1946 Jimakir sampai dengan Sabtu Wage tanggal 28, bulan Mulud, tahun 1946 Jimakir, termasuk di dalam Wuku Kurantil wuku nomor 4. Kelak dia akan punya sifat teguh pendiriannya, rajin bekerja, disenangi orang termasuk juga atasannya, sabar dan terbuka dan dermawan.


Kurantil (kiri) menghadap Batara Langsur yang membawa umbul-umbul.
Sementara itu bokor air ada di sebelah kirinya, serta
Rumah gedong di depan dalam keadaan terguling
Burung Slindhitan hinggap di atas pohon ingas yang menaunginya.
(karya Herjaka HS)

Kitab Primbon Betaljemur Adammakna memuat ilmu-ilmu Jawa sebanyak 337 Bab, diantaranya adalah ilmu untuk menghitung, memilah dan memilih hari baik. Menurut kitab tersebut, ada beberapa hari baik pada minggu depan yang dapat dipilih untuk menandai upacara penting dalam keluarga seperti misalnya upacara perkawinan, termasuk juga untuk mengagendakan acara berpergian ke luar kota.

Mulai hari Minggu 3 Februari 2013 sampai dengan hari Sabtu 9 Februari 2013, atau dalam kalender Jawa Minggu Pon, tanggal 22, bulan Mulud, tahun 1946 Jimakir sampai dengan Sabtu Wage, tanggal 28 bulan Mulud, tahun 1946 Jimakir, terdapat 5 hari baik yang dapat dipilih dengan perincian sebagai berikut:

Minggu Pon, 3 Februari 2013, kalender Jawa tanggal 22, bulan Mulud tahun 1946 Jimakir, (terhitung mulai Sabtu sore jam 18.00 s/d Minggu sore jam 18.00),baik untuk berpergian dan berbagai macam keperluan.

Senin Wage, 4 Februari 2013, kalender Jawa tanggal 23, bulan Mulud tahun 1946 Jimakir, (terhitung mulai Minggu sore jam 18.00 s/d Senin sore jam 18.00),baik untuk berpergian dan berbagai macam keperluan.

Selasa Kliwon, 5 Februari 2013, kalender Jawa tanggal 24 bulan Mulud, tahun 1946 Jimakir (terhitung mulai Senin sore jam 18.00 s/d Selasa sore jam 18.00),kurang baik untuk berpergian dan berbagai macam keperluan.

Rabu Legi, 6 Februari 2013, kalender Jawa tanggal 25 bulan Mulud, tahun 1946 Jimakir (terhitung mulai Selasa sore jam 18.00 s/d Rabu Sore jam 18.00),tidak baik untuk berpergian dan berbagai macam keperluan.

Kamis Paing, 7 Februari 2013, kalender Jawa tanggal 26, bulan Mulud, tahun 1946 Jimakir (terhitung mulai Rabu sore jam 18.00 s/d Kamis Sore jam 18.00),baik untuk berpergian dan berbagai macam keperluan.

Jumat Pon, 8 Februari 2013, kalender Jawa tanggal 27, bulan Mulud, tahun 1946 Jimakir (terhitung mulai Kamis sore jam 18.00 s/d Senin Sore jam 18.00),baik untuk berpergian dan berbagai macam keperluan.

Sabtu Wage 9 Februari 2013, kalender Jawa tanggal 28, bulan Mulud, tahun 1946 Jimakir (terhitung mulai Jumat sore jam 18.00 s/d Sabtu sore jam 18.00),baik untuk berpergian dan berbagai macam keperluan.

Bagi bayi yang lahir pada antara hari Minggu 3 Februari 2013 sampai dengan Sabtu 9 Februari 2013 atau Minggu Pon, tanggal 22, bulan Mulud tahun 1946 Jimakir sampai dengan Sabtu Wage tanggal 28, bulan Mulud, tahun 1946 Jimakir, termasuk di dalam Wuku Kurantil wuku nomor 4.

Ciri-ciri wuku Kuranthil adalah sebagai berikut :

  • Dewa yang menaungi wuku Wukir adalah Batara Langsur.

  • Kelebihannya: teguh pendiriannya, rajin bekerja, disenangi orang termasuk juga atasannya, sabar dan terbuka dan dermawan

  • Kekurangannya: pemarah, pemboros. Karena sifat borosnya sering kali mendatangkan celaka bagi dirinya. Jika menjadi pemimpin tidak dapat melindungi bawahannya dan tidak dapat memberi pengarahan yang baik.

  • Kayunya adalah kayu ingas, wataknya gampang panas

  • Burungnya adalah burung Slindhitan, ubed, ringan tangan, tidak mau menganggur

  • Wuku Wukir kurang stabil dalam menyikapi hidup dan kehidupannya.

  • Gedhongnya di depan artinya pradah dan tidak bisa menyimpan harta-bendanya.

  • Air yang ditempatkan di sebelah kiri, artinya ada hal-hal yang disembunyikan.

  • Memanggul umbul-umbul menggambarkan kemuliaan.

Datangnya bahaya : karena jatuh
Hari nahas : tidak jelas
Hari baik : Sabtu Wage

Untuk mencegah agar terhindar dari celaka jatuh perlu mengupayakan slametan. Caranya adalah membuat tumpeng, lauknya daging ayam putih blorok kemanggang, dimasak pecel.

Selain itu, selama 7 hari saat siklus hari wukunya yang bersangkutan tidak boleh memanjat pohon dan bangunan.

Herjaka HS

PRIMBON Source Link: Jakarta

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 30-05-16

    Sastra Bunyi dari Ga

    Satu formula perpaduan antara musik dan sastra khususnya puisi dari Gangsadewa disebutnya sebagai Sastra Bunyi. Pertunjukan ini dilakukan Rabu malam... more »
  • 30-05-16

    Karya Sastra Daerah

    Judul            : Anthology of ASEAN Literatures. The Islamic Period in Indonesian Literature... more »
  • 30-05-16

    Sharol dari Singapo

    Tembi Rumah Budaya Bantul Yogyakarta kembali dikunjungi oleh siswa-siswi Sekolah Seni Singapura pada Rabu, 24 Mei 2016. Mereka terdiri dari 16 siswa... more »
  • 28-05-16

    Jainem dan Annisa He

    Jainem adalah nama tokoh dalam kisah cerpen karya Ardi Susanti, berjudul ‘Jainem’ yang terkumpul dalam antologi cerpen ‘Pulang Ke Kotamu’. Annisa... more »
  • 28-05-16

    Lagu Puisi dari Sell

    Selli Kodong, seorang siswi SMA yang baru lulus dan sedang proses mendaftar di perguruan tinggi, memetik gitar sambil mengalunkan dua lagu puisi... more »
  • 28-05-16

    Festival Musik Tembi

    Lokakarya bertajuk “Gaul Bareng Ronggeng Deli: Tradisi Hybrid dari Selat Malaka” membuka penyelenggaraan Festival Musik Tembi 2016 hari kedua.... more »
  • 28-05-16

    Kamis Pon Pekan Ini

    Pranatamangsa: sampai dengan 21 Juni 2016 masih terhitung mangsa Karolas atau musim Keduabelas yang disebut Saddha, umurnya 41 hari. Saat panen... more »
  • 27-05-16

    Macapatan Malam Rabu

    Putaran ke-147 macapatan malam Rabu Pon di Tembi Rumah Budaya pada 17 Mei 2016, masih setia menggelar tikar untuk ‘njagani’ para pecinta macapat yang... more »
  • 27-05-16

    Dangdut Elektonik da

    Sampai saat ini musik dangdut masih menjadi musik yang disukai masyarakat kelas bawah. Konon karena liriknya yang sangat dekat dengan situasi dan... more »
  • 26-05-16

    Nyai Surti Dalam Sas

    Nyai Surti, salah satu judul cerpen dalam antologi cerpen ‘Pulang Ke Kotamu’ karya Ristia Herdiana digarap dalam bentuk drama oleh Kelompok Belajar... more »