Orang Sabtu Paing Kurang Perhitungan (Berdasarkan Weton 28 Desember 2014 s/d 3 Januari 2015)

27 Dec 2014 Orang Sabtu Paing kurang perhitungan atau kelewat berani, suka pamer, sombong dan panas hati, bergaya sok kaya, kurang rendah hati, jika bertengkar dengan siapa pun tak pernah mau mengalah karena rasa malu lebih menonjol.

Orang Sabtu Paing Kurang Perhitungan

Penggabungan antara siklus ‘Saptawara’ tujuh hari yang meliputi Minggu, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu dengan ‘Pancawara’ lima hari yang meliputi Pon, Wage, Kliwon, Legi dan Paing membutuhkan waktu selapan, atau 35 hari. Kelahiran manusia di alam semesta yang dihitung dari penggabungan antara Saptawara dan Pancawara dinamakan weton. Berdasarkan weton tersebut, secara garis besar manusia dapat dikenali wataknya.

Berikut ini watak dari orang berdasarkan wetonnya pada satu minggu ke depan yang menempati silkus Wuku Langkir, wuku urutan ke-13.

Minggu Legi, 28 Desember 2014, kalender Jawa tanggal 6 bulan Mulud, tahun 1948 Ehe. Tergolong hari baik. Hari kelahiran Minggu, diangkakan = 5 ditambah pasaran kelahiran Legi, diangkakan = 5. Jumlah weton 5 + 5 = 10. Watak: tenang, konsisten, mudah menyerap ilmu yang diajarkan, tidak suka ditanya untuk mengungkapkan masalahnya sendiri, tetapi lebih suka menasihati orang lain. Oleh karena itu, ia dapat dijadikan tempat untuk konsultasi permasalahan keluarga. Ia murah senyum dan kasih kepada saudara.

Senin Paing, 29 Desember 2014, kalender Jawa tanggal 7, bulan Mulud, tahun 1948 Ehe. Tergolong hari baik. Hari kelahiran Senin, diangkakan = 4 ditambah pasaran kelahiran Paing, diangkakan = 9. Jumlah weton 4 + 9 = 13. Watak: bicaranya menyenangkan, hatinya baik, mendambakan kerukunan dan kedamaian keluarga dan saudara, tidak mempunyai nafsu jahat, kuat untuk menahan kantuk, cepat mencapai sejahtera lahir batin, rajin dan tekun jika mau berdagang. Namun ia perlu berhati-hati karena wataknya yang baik, banyak pujian yang dapat mengakibatkan kesombongan.

Selasa Pon, 30 Desember 2014, kalender Jawa tanggal 8, bulan Mulud, tahun 1948 Ehe. Tergolong hari baik. Hari kelahiran Selasa, diangkakan = 3 ditambah pasaran kelahiran Pon, diangkakan = 7. Jumlah weton 3 + 7 = 10. Watak: tenang, konsisten, mudah menyerap ilmu yang diajarkan, dapat menjadi konsultan permasalahan keluarga, tidak suka ditanya untuk mengungkapkan masalahnya sendiri, tetapi lebih suka menasihati orang lain. Ia murah senyum dan kasih kepada saudara.

Rabu Wage, 31 Desember 2014, kalender Jawa tanggal 9, bulan Mulud, tahun 1948 Ehe. Tergolong hari baik. Hari kelahiran Rabu, diangkakan = 7 ditambah pasaran kelahiran Wage, diangkakan = 4. Jumlah weton 7 + 4 = 11. Watak: pada dasarnya baik, percaya diri, pemberani, tidak takut mati, suka memberi kepada sesamanya. Sayangnya jika terpojok dan tertekan ekonominya, ia dapat melakukan perbuatan yang tidak terpuji, yaitu mencuri.

Kamis Kliwon, 1 Januari 2015, kalender Jawa tanggal 10, bulan Mulud, tahun 1948 Ehe. Tergolong hari tidak baik, tanggal nahas pada bulan Mulud. Hari kelahiran Kamis, diangkakan = 8 ditambah pasaran kelahiran Kliwon, diangkakan = 8. Jumlah Weton 8 + 8 = 16. Watak: tidak lancar dalam perkawinan, bicaranya menyenangkan, tidak menyakitkan, pemaaf, banyak komentar atas hasil orang lain, apa yang dikerjakan dapat terwujud. Dalam hal makanan ia mempunyai selera sendiri.

Jumat Legi, 2 Januari 2015, kalender Jawa tanggal 11, bulan Mulud, tahun 1948 Ehe. Tergolong hari baik. Hari kelahiran Jumat, diangkakan = 6, ditambah pasaran kelahiran Legi diangkakan = 5. Jumlah weton 6 + 5 = 11. Watak: pada dasarnya baik, percaya diri, pemberani, tidak takut mati, suka memberi kepada sesamanya. Sayangnya jika terpojok dan tertekan ekonominya, ia dapat melakukan perbuatan yang tidak terpuji, dengan menginginkan harta orang lain.

Sabtu Paing, 3 Januari 2015, kalender Jawa tanggal 11, bulan Mulud, tahun 1948 Ehe. Tergolong hari baik. Hari kelahiran Sabtu, diangkakan = 9 ditambah pasaran kelahiran Paing, diangkakan = 0. Jumlah weton 9 + 9 = 18. Watak: kurang perhitungan atau kelewat berani, suka pamer, sombong dan panas hati, bergaya sok kaya, kurang rendah hati, jika bertengkar dengan siapa pun tak pernah mau mengalah karena rasa malu lebih menonjol. Tetapi sesungguhnya kalau digertak akan kalah, dan nampak pada mukanya yang pucat.

Herjaka HS

PRIMBON

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 23-04-16

    Rabu Paing Tidak Bai

    Pranatamangsa masuk mangsa kasebelas atau disebut Desta. Mangsa Desta ini umurnya 23 hari, mulai 19 April s/d 11 Mei. Musim panen padi dan umbi-... more »
  • 23-04-16

    Supaya Dusun Ayem Te

    Merti dapat diartikan menjaga, memelihara, serta membersihkan sebuah wilayah dalam hal ini adalah desa ataupun dusun. Dikarenakan wilayah dusun maka... more »
  • 23-04-16

    Karangan, Makanan Kh

    Karangan adalah kuliner lokal yang mungkin hanya bisa ditemukan di Pasar Turi, Sidomulyo, Bambanglipuro, Bantul dan Pasar Ngangkruksari, Parangtritis... more »
  • 22-04-16

    Nyanyian Angsa Versi

    Puisi karya WS Rendra “Nyanyian Angsa” secara menarik dipentaskan dalam bentuk pengadeganan versi teater modern oleh Komunitas Sekar Setaman di... more »
  • 22-04-16

    Denmas Bekel 22 Apri

    Denmas Bekel 22 April 2016 more »
  • 21-04-16

    Menyerap Kembali Sem

    Ada yang berbeda pada pendidikan di zaman RA Kartini dulu dengan zaman sekarang. Dulu, motivasi Kartini mendidik kaumnya di sekitaran tempat... more »
  • 21-04-16

    Puisi, Musik dan Dra

    Sastra Bulan Purnama, yang sering disingkat SBP edisi ke-55, yang diberi tajuk ‘Perempuan dan Puisi’ kali ini bertepatan dengan Peringatan Hari... more »
  • 20-04-16

    Perjalanan Politik S

    Judul             : Tonggak-tonggak di Perjalananku Penulis     ... more »
  • 20-04-16

    Buku Baru dari Sang

    Seribu hari wafat Kuntara Widyamartana sudah diperingati dengan misa Sabtu, 2 April 2016 lalu di rumahnya, Delanggu. Tapi sebagai seorang ahli Sastra... more »
  • 19-04-16

    Berita Pasar Besar M

    Pada masa penjajahan Belanda, pemerintah kolonial juga memperhatikan perkembangan pasar, termasuk yang ada di kota Medan, Sumatera Utara. Ketika itu... more »