Wong Jawa Kari Separo Wong Cina Karo Sajodho

20 Feb 2014 Bothekan

Peribahasa tersebut ingin menyatakan bahwa kelak orang yang benar-benar hidup dan menghidupi budaya Jawa hanya tinggal separuh saja. Demikian pun orang Cina (di perantauan) akan mulai luntur kebudayaan aslinya.

Peribahasa Jawa di atas secara harafiah berarti orang Jawa tinggal separuh, orang Cina tinggal satu pasang.

Peribahasa ini sesungguhnya merupakan salah satu kalimat dari sebuah ramalan dari pujangga Jawa masa lalu yang sering disebut sebagai jangka atau ramalan Jayabaya. Diduga bukan Raja Jayabaya lah yang menulis atau membuat ramalan itu, namun Sunan Giri Perapen. Kitab itu ditulis dan dikumpulkannya tahun 1618 Masehi. Namun kitab yang dipandang asli adalah karya Sunan Kadilangu/Pangeran Wijil I/Pangeran Kadilangu II.

Peribahasa ini hanya merupakan salah satu kalimat yang dituliskan dalam kitab ramalan tersebut. Ramalan tersebut berisi aneka macam persoalan berkaitan dengan prediksi masa depan Tanah Jawa plus orang yang menghuninya. Kalimat yang menjadi pepatah di atas adalah salah satunya.

Peribahasa tersebut ingin menyatakan bahwa kelak orang yang benar-benar hidup dan menghidupi budaya Jawa hanya tinggal separuh saja. Banyak orang Jawa akan meninggalkan kebudayaannya. Demikian pun orang Cina (di perantauan) akan mulai luntur kebudayaan aslinya.

Berdasarkan “ramalan” itu tidak banyak lagi orang Jawa yang mampu berbahasa Jawa, lebih-lebih bahasa krama. Demikian pun orang Cina tidak banyak lagi yang bisa berbahasa Cina (Mandarin). Tidak banyak lagi orang Jawa maupun Cina yang mengerti atau menghayati kebudayaan leluhurnya. Kini “ramalan” itu sudah terlihat buktinya.

A. Sartono

  • dulu untuk mengirim komentar

Artikel Terbaru

  • 16-09-16

    Notaris Pertama Warg

    Di masa penjajahan Belanda atas Nusantara masyarakat pribumi hanya menjadi budak. Semua pekerjaan kasar dilakukan oleh pribumi, sementara orang-orang... more »
  • 15-09-16

    Kemiskinan Ala Kadar

    Apa yang membedakan Garin Nugroho dari kebanyakan sutradara di industri film Indonesia? Film terbaru Garin, Setan Jawa, adalah jawaban yang paling... more »
  • 14-09-16

    Sega Obonk Berpadu d

    Kreasi atau cipta karya kuliner terus dilakukan Warung Dahar (WD) Pulo Segaran Tembi Rumah Budaya. Untuk bulan September ini WD Pulo Segaran... more »
  • 31-08-16

    Rujukan untuk Mengen

    Judul            : Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia Penulis        ... more »
  • 30-08-16

    “Paket Kemerdekaan”

    Agustus tiba, Agustus pergi. Layaknya pengulangan yang tak akan berhenti, Agustus di Indonesia adalah perayaan yang memiliki “paketnya” sendiri.... more »
  • 30-08-16

    Wilayah Praja Mangku

    Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, tidak hanya terkenal setelah dibangunnya Kompleks Pemakaman Keluarga Suharto, Presiden RI ke-2... more »
  • 29-08-16

    Monolog dan Gerak Pu

    Dua puisi karya Resmiyati, yang dimuat dalam antologi puisi ‘Membelah Bulan’, masing-masing berjudul ‘Katresnan’ dan ‘Sephia 2’ diolah dalam bentuk... more »
  • 29-08-16

    Buku Pelajaran Sejar

    Judul            : Leerboek der Geschiedenis van Nederlandsch Oost-Indie Penulis  ... more »
  • 29-08-16

    Kawasan Panggung Kra

    Panggung Krapyak adalah salah satu bangunan cagar budaya yang berlokasi di Dusun Krapyak, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul... more »
  • 27-08-16

    Bayi Kelahiran Mangs

    Pranatamangsa: memasuki Mangsa Surya III Mangsa Katelu, 25 Agustus sampai dengan 17 September 2016, umur 24 hari. Candrane: Suta Manut ing Bapa,... more »