Mangan Kanggo Urip Ora Urip Kanggo Mangan

04 Jul 2014 Pada intinya kebutuhan makan memang digunakan untuk menyelenggarakan hidup atau kehidupan. Tapi, makan bukan tujuan utama dari hidup. Makan merupakan sarana untuk hidup.

Pepatah Jawa di atas secara harafiah berarti makan untuk hidup bukan/ tidak hidup untuk makan.

Pada intinya kebutuhan makan memang digunakan untuk menyelenggarakan hidup atau kehidupan. Tapi, makan bukan tujuan utama dari hidup. Makan merupakan sarana untuk hidup. Hal makan dalam permasalahan ini bisa diartikan secara lebih luas. Jadi, bukan hanya berarti makan secara an sich.

Orang sering lupa bahwa semua hal yang berkaitan dengan sarana untuk hidup (makan) bukanlah satu-satunya tujuan hidup manusia. Jadi hidup manusia tidak diarahkan hanya untuk makan atau memenuhi kehidupan dan keinginan inderawi semata. Namun semuanya hanyalah merupakan sarana untuk “penyempurnaan” dan keparipurnaan manusia untuk kemudian kembali ke Sang Khalik.

Orang yang mengarahkan hidupnya hanya untuk menikmati hidup duniawiah umumnya akan mudah kehilangan orientasi cara-cara hidup yang baik dan mulia. Magnet kemenarikan dunia dapat membius manusia sehingga ia lupa akan segala macam kebaikan dan kebenaran yang memuliakan harkat dan martabat manusia itu sendiri.

Dengan demikian, pangkat, kedudukan, keterkenalan, kekayaan, dan lain-lain yang bersifat duniawi sifatnya hanya sementara saja dan semuanya itu bukan menjadi hakikat dari tujuan keseluruhan perjalanan hidup manusia.

a.sartono

Artikel Terbaru

  • 03-08-15

    Sendang Kali Ayu Dod

    Sendang Kali Ayu ini dulu dibuat atau ditemukan oleh Mbah Ronowijoyo. Kisahnya, pada suatu ketika Mbah Ronowijoyo kedhuk-kedhuk (menggali tanah) di... more »
  • 03-08-15

    Wayang Pesisiran Tam

    Ki Tri Luwih Wiwin Nusantara dari Kayen, Kota Pati, Jawa Tengah, mendapat kesempatan tampil mendalang, lengkap bersama rombongan pengrawit serta... more »
  • 01-08-15

    Hari Baik dan Hari J

    Orang yang lahir pada Selasa Kliwon, pada periode usia 0 s/d 12 tahun, adalah ‘PA’ Pandhita, baik. Usia 12 s/d 24 tahun, adalah ‘SA’ Sunan, baik.... more »
  • 01-08-15

    Tajong Samarinda Dib

    Tajong Samarinda pada mulanya dibawa oleh para pendatang Suku Bugis Wajo yang berpindah ke Samarinda karena tidak mau patuh pada perjanjian Bongaja... more »
  • 01-08-15

    UU Tata Niaga Gula d

    Di Perpustakaan Tembi tersimpan dengan baik buku lawas ini yang berisi tentang undang-undang tata niaga gula di Hindia Belanda. Peraturan ini... more »
  • 31-07-15

    Kue Cubit Kudapan Po

    Berawal dari makanan cemilan gerobak yang banyak dijual di sekolah-sekolah dasar, kue mungil berbahan dasar tepung ini semakin populer bahkan “naik... more »
  • 31-07-15

    mas Bekel

    mas Bekel more »
  • 28-07-15

    Masalah Ekologi Indo

    Buku ini berisi tentang masalah ekologi terutama di Indonesia dalam perspektif dekade 1950-an. Pertambahan jumlah penduduk mau tidak mau memang akan... more »
  • 28-07-15

    From The New World d

    Indonesian Youth Symphony Orchestra (IYSO) kembali tampil di Tembi Rumah Budaya dengan melibatkan banyak anggota Sri Aman Orchestra, Malaysia,... more »
  • 28-07-15

    Penggurit Dua Kota A

    Para penggurit dari dua kota, Yogyakarta dan Surabaya, akan tampil bersama dalam launching antologi geguritan karya masing-masing penggurit, Jumat 31... more »