Upaya Keras Melestarikan Peninggalan Majapahit

14 Apr 2016 Judul    : Upaya Pelestarian Situs Kota Kerajaan Majapahit di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur 1983 – 1995
Penulis      : Eddi Sarwono, dkk
Penerbit    : Depdikbud, 1995, Jakarta
Bahasa   : Indonesia
Jumlah halaman : viii + 100

Kerajaan Majapahit mempunyai tinggalan beraneka benda arkeologi. Tinggalan tersebut ada yang berupa bangunan bersifat monumental (misal candi, patirtan, pintu gerbang) atau artefak lepas (misal arca, relief, benda terakota). Situs arkeologi Majapahit terletak di berbagai daerah dengan ruang geografi dataran rendah, lereng gunung, tepi sungai, hingga “puncak” gunung.

Situs Trowulan adalah salah satu situs penting dari kerajaan Majapahit. Alasannya adalah situs ini satu-satunya dari masa klasik (Hindu – Budha) Indonesia yang merupakan bekas pemukiman cukup luas, serta dapat diidentifikasikan sebagai bekas Kota Majapahit. Situs Trowulan juga memiliki aneka bentuk tinggalan arkeologi, yang mewakili berbagai corak arsitektur yang unik, seperti gapura, patirtan (kolam renang), kolam, candi dan pemukiman. Situs ini luasnya kurang lebih 10 km2.

Mengingat situs Trowulan adalah situs yang penting maka perlu dilestarikan. Pemugaran adalah salah satu cara untuk melestarikan. Proses pemugaran itu sendiri  meliputi pembongkaran, penguatan, pemasangan kembali (rekonstruksi), konsevarsi dan penataan lingkungan. Kegiatan pemugaran bertujuan untuk mengembalikan keaslian bentuk dan memperkuat struktur, yang dapat dipertanggungjawabkan dari segi arkeologis, historis dan teknis.

Pemugaran benda cagar budaya di situs Trowulan ini direncanakan 16 situs. Sampai buku ini disusun baru  6 buah yang dipugar yaitu Kolam Segaran (1983/1984), Candi Tikus (1984/1985 – 1988/1989), Gapura Bajang Ratu (1985/1986 – 1991/1992), Situs pemukiman Sentonorejo (1991/1992), Candi Brahu (1990/1991 – 1994/1995) dan Gapura Wringin Lawang (1991/1992 – 1994/1995).

Tulisan dalam buku ini memaparkan bagaimana  proses pemugaran tersebut berlangsung dan kendala-kendala yang dihadapi. Dengan dipugar dan dipeliharanya berbagai situs ini, diharapkan warisan leluhur yang bernilai tinggi ini dapat diselamatkan. Dan dari sini kita dapat belajar tentang berbagai hal.

Kusalamani

Halaman dalam buku Upaya Pelestarian Situs Kota Kerajaan Majapahit di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur 1983 – 1995 Sampul depan buku Bagian dalam isi buku EDUKASI

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 16-04-16

    Masuk Mangsa Kasebel

    Pranatamangsa masuk mangsa Kesebelas atau disebut Desta. Mangsa Desta ini umurnya 23 hari, mulai 19 April s/d 11 Mei. Candranya ‘Sotya Sinarawedi’... more »
  • 16-04-16

    Karya Seni Serba Bes

    Pameran lukisan Maman Rahman dan Dwi Martono yang dilaksanakan di Taman Budaya Yogyakarta  (TBY) 14-23 April 2016 menyuguhkan ukuran lukisan... more »
  • 16-04-16

    Baso Oen yang Gurih

    Kualitas baso tak pernah lepas dari kualitas dagingnya. Begitu pun dengan baso di warung Baso Oen di Jalan Parangtritis Km 7, Sewon, Bantul. Melihat... more »
  • 15-04-16

    Panyutra, Sejarah Ka

    Sejarah kampung merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari warga yang menghuninya. Ia menjadi identitas, kebanggan, dan bahkan tali pengikat... more »
  • 15-04-16

    Belajar dari Kegigih

    Nama Dr Sardjito bagi masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya, tentu sudah tidak asing lagi. Karena nama itu, sekarang ini dijadikan nama Rumah Sakit... more »
  • 14-04-16

    Upaya Keras Melestar

    Judul    : Upaya Pelestarian Situs Kota Kerajaan Majapahit di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur 1983 – 1995 Penulis      :... more »
  • 14-04-16

    100 Puisi Yuliani Ku

    Antologi puisi yang diberi judul ‘100 Puisi Yuliani Kumudaswari’ karya Yuliani Kumudaswari, penyair yang tinggal di Sidoarjo, akan di-launching di... more »
  • 14-04-16

    Menu Vegan Serba Seh

    Makan sehat dan nikmat tentu menjadi dambaan semua orang. Nah, untuk bulan April 2016 ini secara khusus Warung Dhahar Pulo Segaran Tembi Rumah Budaya... more »
  • 13-04-16

    Denmas Bekel 13 Apri

    Denmas Bekel 13 April 2016 more »
  • 13-04-16

    Pameran Keramik Tiga

    Pameran keramik di Tirana House yang berakhir pada 5 April lalu bisa dikatakan sebagai penegasan atas lahirnya sarjana perupa. Perupa yang dihasilkan... more »