Studi tentang Transisi Birokrasi di Bali Masa Kolonial

13 Jun 2016 Judul              : Peralihan Sistem Birokrasi dari Tradisional ke Kolonial

Penulis                    : Prof. Dr. A.A. Gde Putra Agung, S.U.

Penerbit          : Pustaka Pelajar, 2009, Yogyakarta

Bahasa                   : Indonesia

Jumlah halaman   : xx + 345

Kedatangan bangsa Belanda ke Nusantara telah membawa banyak pengaruh, salah satunya dalam sistem birokrasi. Buku ini membahas tentang peralihan sistem birokrasi pada kerajaan-kerajaan di Bali.

Pada permulaan abad XIX, di Bali terdapat sembilan kerajaan yaitu Buleleng, Jembrana, Tabanan, Mengwi, Badung, Gianyar, Bangli, Klungkung dan Karangasem. Tetapi setelah Kerajaan Badung dapat mengalahkan Mengwi pada tahun 1891, tinggal delapan kerajaan yang berdiri. Sistem birokrasi yang dipakai adalah tradisional.

Dalam sistem birokrasi tradisional sangat dipengaruhi oleh sistem kasta. Struktur hirarki terdiri dari klas penguasa pada tingkat atas yaitu raja beserta keluarganya dan para birokrat, sampai tingkat daerah. Puncak hirarki ditempati oleh raja beserta keluarganya yang memiliki otoritas tradisional dan haknya diakui turun-temurun.

Otoritas tradisional tidak didefinisikan secara ketat dan tertulis, serta batas kewenangannya diatur oleh adat kebiasaan dan atas dasar konvensi. Hubungan antara penguasa dan rakyat terjalin dalam bentukpatron-client relationship.Penguasa memberi perlindungan dan pengayoman, sedangkan rakyat memberikan pelayanan dan loyalitas. Pribadi raja adalah sebagai pemilik kekuasaan. Birokrasi tersebut terjalin lancar selama bertahun-tahun sampai kedatangan bangsa Belanda.

Sedikit demi sedikit Belanda berusaha menguasai Bali dan membentuk sistem pemerintahan sendiri. Sistem pemerintahan kolonial sebagai sistem modern pada hakekatnya mengembangkan otoritas legal-rasional dengan pengawasan birokrasi ketat. Prinsip pemisahan yang tajam antara kepentingan pribadi dan kepentingan jabatan serta prinsip hirarki yang disetai diskripsi jabatan dan tanggung jawab diharapkan mampu mencapai tingkat efisiensi yang tinggi.

Namun dalam kenyataan sistem birokrasi modern tidak sepenuhnya dapat dilaksanakan, karena sistem tradisional tetap diperlukan. Sehingga ada dua sistem pemerintahan, pertama  pribumi (inheemschbestuur)di bawah seorang raja dan yang kedua pemerintahan sipil Belanda (Nederlandsch-bestuur).Akibatnya sistem birokrasi yang berkembang menunjukkan ciri-ciri yang bervariasi, antara birokrasi tradisional dan modern.

Sistem pemerintahan kolonial ini membawa berbagai dampak, salah satunya di bidang sosial. Sistem pendidikan yang dibuat pemerintah kolonial memunculkan golongan elite baru berpendidikan modern yang memegang pucuk pimpinan. Keadaan ini mendorong adanya perubahan dalam berbagai aspek kehidupan antara lain perubahan orientasi hidup, sikap dan perilaku.

Kusalamani

EDUKASI

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 25-06-16

    Puisi Di Bawah Bulan

    Sastra Bulan Purnama (SBP) edisi 57, yang diselenggarakan di Amphytheater Tembi Rumah Budaya, Senin, 20 Juni 2016 betul-betul dihiasai Bulan Purnama... more »
  • 25-06-16

    Senin Pon Pekan ini

    Memasuki mangsa Kasa. Usia mangsa Kasa 41 hari terhitung mulai 22 Juni sampai dengan 1 Agustus 2016. Candrane: Sotya Murca ing Embanan (mata cincin... more »
  • 25-06-16

    Serat Tunggul Jati,

    Bagi masyarakat Jawa, ada pandangan hidup, jika ingin menuju kesempurnaan hidup maka harus bisa menyelaraskan kebutuhan jasmani dan rohani. Apabila... more »
  • 24-06-16

    Puisi Di Bawah Bulan

    Tiga orang pembaca puisi tampil membacakan puisi, dan menariknya ketiganya lebih banyak bergulat dibidang seni rupa, tetapi terbiasa bersentuhan... more »
  • 23-06-16

    Pelajar SMP Bopkri G

    Walaupun di bulan Ramadhan, kunjungan pelajar ke museum tetap berjalan, salah satunya ke Tembi. Mereka diajak ke museum, agar mengenal sejarah,... more »
  • 23-06-16

    In Memoriam Jon Bati

    Jon, tak pernah lepas dari gitar. Pada banyak pembukaan pameran di Yogya, seringkali dia tampil dengan petikan gitar untuk mengisi acara. Dia banyak... more »
  • 21-06-16

    Pelajar SMP Bopkri G

    “Kolamnya Indah Banget..!”  Ungkap rombongan pelajar SMP Bopkri Godean yang baru saja diajak keliling ke Tembi Rumah Budaya dalam kunjungannya... more »
  • 21-06-16

    Prabakusuma Remaja y

    Asma kinarya japa, yang artinya bahwa nama adalah ‘media’ orang tua untuk mendaraskan doa serta harapan bagi si anak. Demikianlah selanjutnya ketika... more »
  • 20-06-16

    Pada Rabu Pon Pekan

    Pranatamangsa: mangsa Karolas berakhir pada 21 Juni 2016 dan memasuki mangsa Kasa. Usia mangsa Kasa 41 hari terhitung mulai 22 Juni sampai dengan 1... more »
  • 20-06-16

    Liputan Kongres Orga

    Setelah organisasi Boedi Oetomo (BO) terbentuk di tahun 1908, kemudian di tahun-tahun selanjutnya bermunculanlah organisasi-organisasi pergerakan... more »