Kawasan Panggung Krapyak: Bagian dari Sumbu Filosofis Keraton Yogyakarta

29 Aug 2016 Panggung Krapyak adalah salah satu bangunan cagar budaya yang berlokasi di Dusun Krapyak, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, DIY. Panggung Krapyak merupakan rangkaian Sumbu Filosofis yang dibuat oleh Sultan Hamengku Buwana I (1755-1792). Sumbu filosofi yang dimaksud meliputi Tugu Pal Putih (Tugu Golong Gilig)-Keraton-Panggung Krapyak. Secara garis besar Sumbu Filosofis ini menggambarkan atau menyimbolkan perihal sangkan paraning dumadi (asal muasal manusia berada).

Bila dibaca dari Panggung Krapyak ke utara, maka hal ini melambangkan perjalanan hidup manusia sejak dilahirkan-dewasa-dan melahirkan anak. Sedangkan bila dibaca dari utara (Tugu Pal Putih) ke selatan, maka hal ini melambangkan perjalanan manusia menuju Sang Khalik.  Lokasi Panggung Krapyak dapat dijangkau dari perempatan Gading (selatan Alun-alun Kidul) ke selatan dalam jarak sekitar 1 kilometer.

Panggung Krapyak pada awalnya tidak berdiri sendiri sebagai bangunan, namun ada kelengkapan bangunan lain yang menyertainya. Setidaknya ada Sumur Tua, Kolam, dan Segaran yang menyertai keberadaan Panggung Krapyak. Jadi mestinya, Panggung Krapyak dulu merupakan sebuah kawasan. Sayangnya apa yang dinamakan Sumur Tua Krapyak saat ini seperti tengah menunggu keruntuhan total. Sumur ini telah rusak parah. Di samping telah ditimbun, bibir dan dinding Sumur Tua Krapyak telah rusak dan retak di sana-sini.

Sumur Tua Krapyak terletak di Dusun Krapyak Wetan, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, DIY. Jarak Sumur Tua Krapyak dengan Panggung Krapyak sekitar 300 meter pada arah timur dari Panggung Krapyak. Sumur Tua Krapyak memiliki ukuran diameter 112 cm, kedalaman sumur yang tampak hanya 40 cm, dan tebal bibir sumur 30 cm.

Sementara itu Kolam Krapyak yang juga merupakan kelengkapan dari Panggung Krapyak berada di sisi selatan dari Sumur Tua Krapyak pada jarak sekitar 150 meter. Kolam Krapyak  saat ini tidak berbekas lagi. Kolam mini telah ditimbun tanah dan di atasnya telah didirikan bangunan (rumah). Kolam Krapyak juga terletak di Dusun Krapyak Wetan, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul.

Bekas Kolam Krapyak ini sebagian telah menjadi halaman/pekarangan di depan rumah warga setempat yang bernama Ibu Sunarto (38). Luas Kolam Krapyak diperkirakan mencapai 400 meter persegi. Menurut penuturan Ibu Sunarto di Kolam Krapyak dulu juga ada belik (mata air) yang menjadi sumber air bagi pengisian kolam tersebut, namun mata air tersebut telah ditutup/ditimbun.

Selain Kolam dan Sumur Krapyak di sisi selatan dari Kolam Krapyak juga terdapat bekas Segaran (semacam laut buatan) yang kini menjadi lapangan sepakbola Dusun Krapyak Wetan. Luas lapangan ini sekitar 90 m x 100 m. Bekas Segaran Krapyak ini juga berada di Dusun Krapyak Wetan, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, yang berada sekitar 100 meter di sisi selatan bekas Kolam Krapyak.

Kini apa yang disebut sebagai Kolam Krapyak dan Segaran Krapyak bisa dikatakan tidak berbekas lagi. Sumur Tua Krapyak masih dapat disaksikan sekalipun kondisinya amat sangat memprihatinkan. Semua komponen tersebut pada masanya merupakan kelengkapan dari Panggung Krapyak dengan fungsinya masing-masing. Seperti Panggung Krapyak berfungsi sebagai tempat untuk berburu oleh raja di samping sebagai tempat untuk mengawasi musuh yang datang dari arah selatan. Kolam Krapyak dan Sumur Krapyak kemungkinan merupakan tempat untuk membersihkan hasil buruan. Sedangkan Segaran Krapyak kemungkinan merupakan tempat untuk rekreasi raja di sela-sela waktu berburu.

Naskah dan foto:a.sartono

Panggung Krapyak bagian dari Sumbu Filosofis Keraton Kasultanan Yogyakarta, difoto: Jumat, 29 juli 2016, foto: a.sartono Sisa Sumur Tua Krapyak dengan kondisi yang memprihatinkan, difoto: Jumat, 29 juli 2016, foto: a.sartono Kolam Krapyak telah menjadi halaman dan pemukiman penduduk, difoto: Jumat, 29 juli 2016, foto: a.sartono Segaran Krpayak yang telah menjadi lapangan, difoto: Jumat, 29 juli 2016, foto: a.sartono EDUKASI

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 31-08-16

    Rujukan untuk Mengen

    Judul            : Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia Penulis        ... more »
  • 30-08-16

    “Paket Kemerdekaan”

    Agustus tiba, Agustus pergi. Layaknya pengulangan yang tak akan berhenti, Agustus di Indonesia adalah perayaan yang memiliki “paketnya” sendiri.... more »
  • 30-08-16

    Wilayah Praja Mangku

    Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, tidak hanya terkenal setelah dibangunnya Kompleks Pemakaman Keluarga Suharto, Presiden RI ke-2... more »
  • 29-08-16

    Monolog dan Gerak Pu

    Dua puisi karya Resmiyati, yang dimuat dalam antologi puisi ‘Membelah Bulan’, masing-masing berjudul ‘Katresnan’ dan ‘Sephia 2’ diolah dalam bentuk... more »
  • 29-08-16

    Buku Pelajaran Sejar

    Judul            : Leerboek der Geschiedenis van Nederlandsch Oost-Indie Penulis  ... more »
  • 29-08-16

    Kawasan Panggung Kra

    Panggung Krapyak adalah salah satu bangunan cagar budaya yang berlokasi di Dusun Krapyak, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul... more »
  • 27-08-16

    Bayi Kelahiran Mangs

    Pranatamangsa: memasuki Mangsa Surya III Mangsa Katelu, 25 Agustus sampai dengan 17 September 2016, umur 24 hari. Candrane: Suta Manut ing Bapa,... more »
  • 27-08-16

    Topeng, Tradisi yang

    Topeng, merupakan salah satu koleksi di Museum Tembi Rumah Budaya Yogyakarta. Ada sekitar 15 topeng kuno yang dikumpulkan oleh Bapak Drs P Swantoro,... more »
  • 27-08-16

    Pameran Kriya Besar

    Tanggal 22-28 Agustus 2016 secara khusus Jogja Gallery, di Jl Pekapalan 1, Alun-alun Utara Yogyakarta  menyelenggarakan pameran besar kriya... more »
  • 26-08-16

    Teater Gandrik Penta

    Lakon “Orde Tabung” karya Heru Kesawa Murti akan dipentaskan Teater Gandrik dalam bentuk dramatic reading di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta (... more »