Gugon Tuhon

06 Nov 2015

Gugon tuhon lebih menggambarkan kepercayaan akan sesuatu yang tidak berdasarkan logika dan olahan akal budi. Kepercayaan yang dipercaya begitu saja tanpa memahami benar dalil-dalilnya.

Pepatah, ungkapan, atau peribahasa Jawa “gugon tuhon” secara harafiah berarti percaya (sesuatu), taat/menuruti (sesuatu).

Gugon tuhon umumnya masih sering dipegang atau menjadi pedoman bagi orang-orang yang tidak atau kurang mengerti dasar penalaran atau logika dari suatu fenomena, gejala, peristiwa yang dialami atau dilihatnya.

Sebagai satu contoh: ada orang naik kendaraan kemudian ada ular melintas di depan kendaraannya itu, maka orang yang bersangkutan lantas percaya begitu saja bahwa dirinya akan mendapatkan rintangan atau halangan. Hal demikian tentu tidak bisa dinalar atau dicerna akal. Bagaimana hubungan akan datangnya kecelakaan dan perihal ular melintas di jalan tersebut, apakah hal itu bisa dijelaskan ?

Gugon tuhon lain misalnya, ada orang lahir hari tertentu, jam tertentu, bulan dan tahun tertentu, maka nasib orang tersebut kemudian diramalkan bahwa kelak ia akan begini atau begitu. Apakah nasib hidup dan perjalanan hidup manusia ditentukan oleh hitung-hitungan atau othak-athik yang dilakukan manusia atas manusia? Hal macam ini sulit diterima nalar dan tidak jarang menjurus pada tahayul yang akhirnya mengabaikan peran Tuhan dalam laku hidup manusia. Orang tidak lagi menyandarkan dirinya pada ajaran dan kehendak Tuhan, melainkan berdasarkan hitung-hitungan yang dibuat manusia belaka.

Gugon tuhon lebih menggambarkan kepercayaan akan sesuatu yang tidak berdasarkan logika dan olahan akal budi. Kepercayaan yang dipercaya begitu saja tanpa memahami benar dalil-dalilnya. Aneka ramalan, tanda-tanda tertentu, gejala alam tertentu yang dikaitkan dengan bakal terjadinya sesuatu (gaib) sering berkaitan dengan gugon tuhon ini.

asartono

EDUKASI

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 07-11-15

    Pertunjukan Musik Et

    Acara malam itu dibuka dengan pementasan teatrikal oleh gabungan mahasiswa Jurusan Etnomusikologi, Tteater dan Tari yang mengangkat cerita tentang... more »
  • 07-11-15

    Kamis Kliwon Hari Ba

    Ada empat perhitungan yang menentukan risiko baik atau buruk dari arah kita bepergian, yaitu: slamet (selamat), lara (sakit), urip (hidup) dan pati (... more »
  • 07-11-15

    Ragusa Es Italia Yan

    Salah satu keunggulan es krim Ragusa yang paling terasa adalah tidak menggunakan bahan pengawet dan menggunakan susu sapi murni, sehingga es krim ini... more »
  • 06-11-15

    Gugon Tuhon

    Gugon tuhon lebih menggambarkan kepercayaan akan sesuatu yang tidak berdasarkan logika dan olahan akal budi. Kepercayaan yang dipercaya begitu saja... more »
  • 06-11-15

    Menghidupkan Angka D

    Lakon ini memadukan antara pertunjukan, seminar dan penelitian, yang ketiganya tak terpisahkan. Dalam kata lain, pertunjukan “100% Yogyakarta”, meski... more »
  • 06-11-15

    Kamus Jerman-Indones

    Perpustakaan Tembi punya banyak koleksi buku maupun naskah kuno. Sebagian koleksi tersebut tercatat diterbitkan jauh sebelum Indonesia merdeka.... more »
  • 05-11-15

    Tembang Kenangan Koe

    Lagu-lagu Koes Plus dan Koes Bersaudara akan dikumandangkan pada hari Sabtu, 7 November 2015, pukul 19.30 di Tembi Rumah Budaya dalam acara ‘Tembang... more »
  • 05-11-15

    Teater Koma Pentaska

    Naskah klasik Rusia akan diangkat oleh Teater Koma dalam produksi terbarunya "Inspektur Jendral," bercerita tentang kondisi pejabat dan aparat korup... more »
  • 05-11-15

    Festival Memedi Sawa

    Pada FMS kali ini bentuk memedi sawah, yang umumnya terbuat dari jerami atau sekam padi, semakin bervariasi dan beraneka ragam. Memedi sawah adalah... more »
  • 05-11-15

    Denmas Bekel 5 Novem

    Denmas Bekel 5 November 2015 more »