Arsip Pemugaran Borobudur Diusulkan Menjadi Memory of The World

23 May 2016 Balai Konservasi Borobudur pada 17—19 Mei 2016 lmengadakan pameran Arsip Borobudur di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. Arsip Pemugaran Candi Borobudur tahun 1973—1983 itu, tahun ini diusulkan ke organisasi dunia UNESCO untuk menjadiMemory of The World. UNESCO sejak tahun 1992 meluncurkan ProgramMemory of the World(MoW) bertujuan untuk mengatasi amnesia kolektif melalui pelestarian koleksi arsip dan perpustakaan di seluruh dunia.

Beberapa dokumen bangsa Indonesia yang telah diakui menjadiMemory of the World atau Ingatan Dunia antara lain: Karya Sastra Babad Diponegoro, Karya Sastra La Galigo, Arsip VOC, dan Karya Sastra Nagara Kertagama atau Desawarnana karya Empu Prapanca. Diharapkan, dengan diakuinya Arsip Pemugaran Candi Borobudur sebagaiMemory of the World akan menambah satu lagi dokumen Indonesia yang diakui UNESCO sebagai milik dunia.

Arsip Pemugaran Candi Borobudur diusulkan menjadiMemory of the World karena memiliki dokumen yang sangat lengkap, di antaranya foto sejumlah 71.851 lembar,  kaca negatif sejumlah 7.24 keping, slide sejumlah 13.512 lembar, negative film sejumlah 65.741 lembar, buku Dokumentasi Candi Borobudur beberapa jilid, roll film seluloid 16mm sejumlah 6 buah, serta gambar dan peta kalkir sejumlah 6.43 lembar.

Pada pameran itu dipajang pula beberapa contoh arsip berupa kaca negatif, slide, negative film, serta miniatur Candi Borobudur. Ada sekitar 350 pengunjung yang sempat berkunjung ke pameran tersebut dan sebagin besar menuliskan di buku tamu. Sayangnya, sebagian besar pengunjung tidak tahu bahwa Candi Borobudur pernah mengalami beberapa kali pemugaran (baik skala kecil maupun besar). Para pengunjung tahunya bahwa Candi Borobudur ditemukan pertama kali sudah dalam keadaan utuh.

Pameran seperti ini diharapkan dapat memberi pemahaman kepada masyarakat umum bahwa Candi Borobudur ditemukan pertama kali dan mendapat perhatian di zaman pemerintahan Inggris, Thomas Rafles tahun 1811--1816 dalam keadaan rusak dan pernah mengalami pemugaran beberapa kali. Pemugaran besar-besaran dialami pada pemerintahan Suharto di tahun 1973—1983 (selama 10 tahun). Pemugaran besar-besaran itu, ungkap Dani Indra Permana, Staf Pokja Publikasi dan Dokumentasi Balai Konservasi Borobudur, menelan biaya sebesar US $ 16.500.000 menurut perhitungan di tahun 1978 (US $ 5.000.000 bantuan negara-negara anggota UNESCO, dan sisanya ditanggung pemerintah Indonesia).  Diharapkan masyarakat bisa menghargai Candi Borobudur sebagai cagar budaya yang harus dilindungi dan dilestarikan bersama-sama.

Pameran Arsip Candi Borobudur ini digelar dalam rangka rangkaian Workshop Finalisasi Dokumen Nominasi Arsip Borobudur sebagaiMemory of the World yang digelar di Yogyakarta pada tanggal 17—18 Mei 2016. Dari hasil ini kemudian diajukan ke UNESCO sebelum tanggal 31 Mei 2016.

Naskah dan foto:Suwandi 

Pameran Arsip Borobudur di Museum Benteng Vredeburg 17—19 Mei 2016, sumber foto: Suwandi/Tembi Pameran Arsip Borobudur di Museum Benteng Vredeburg 17—19 Mei 2016, sumber foto: Suwandi/Tembi Pameran Arsip Borobudur di Museum Benteng Vredeburg 17—19 Mei 2016, sumber foto: Suwandi/Tembi Pameran Arsip Borobudur di Museum Benteng Vredeburg 17—19 Mei 2016, sumber foto: Suwandi/Tembi Pameran Arsip Borobudur di Museum Benteng Vredeburg 17—19 Mei 2016, sumber foto: Suwandi/Tembi EDUKASI

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 30-05-16

    Sastra Bunyi dari Ga

    Satu formula perpaduan antara musik dan sastra khususnya puisi dari Gangsadewa disebutnya sebagai Sastra Bunyi. Pertunjukan ini dilakukan Rabu malam... more »
  • 30-05-16

    Karya Sastra Daerah

    Judul            : Anthology of ASEAN Literatures. The Islamic Period in Indonesian Literature... more »
  • 30-05-16

    Sharol dari Singapo

    Tembi Rumah Budaya Bantul Yogyakarta kembali dikunjungi oleh siswa-siswi Sekolah Seni Singapura pada Rabu, 24 Mei 2016. Mereka terdiri dari 16 siswa... more »
  • 28-05-16

    Jainem dan Annisa He

    Jainem adalah nama tokoh dalam kisah cerpen karya Ardi Susanti, berjudul ‘Jainem’ yang terkumpul dalam antologi cerpen ‘Pulang Ke Kotamu’. Annisa... more »
  • 28-05-16

    Lagu Puisi dari Sell

    Selli Kodong, seorang siswi SMA yang baru lulus dan sedang proses mendaftar di perguruan tinggi, memetik gitar sambil mengalunkan dua lagu puisi... more »
  • 28-05-16

    Festival Musik Tembi

    Lokakarya bertajuk “Gaul Bareng Ronggeng Deli: Tradisi Hybrid dari Selat Malaka” membuka penyelenggaraan Festival Musik Tembi 2016 hari kedua.... more »
  • 28-05-16

    Kamis Pon Pekan Ini

    Pranatamangsa: sampai dengan 21 Juni 2016 masih terhitung mangsa Karolas atau musim Keduabelas yang disebut Saddha, umurnya 41 hari. Saat panen... more »
  • 27-05-16

    Macapatan Malam Rabu

    Putaran ke-147 macapatan malam Rabu Pon di Tembi Rumah Budaya pada 17 Mei 2016, masih setia menggelar tikar untuk ‘njagani’ para pecinta macapat yang... more »
  • 27-05-16

    Dangdut Elektonik da

    Sampai saat ini musik dangdut masih menjadi musik yang disukai masyarakat kelas bawah. Konon karena liriknya yang sangat dekat dengan situasi dan... more »
  • 26-05-16

    Nyai Surti Dalam Sas

    Nyai Surti, salah satu judul cerpen dalam antologi cerpen ‘Pulang Ke Kotamu’ karya Ristia Herdiana digarap dalam bentuk drama oleh Kelompok Belajar... more »