Tiga Fungsi Historiografi Dalam Seni Lukis Modern Indonesia

25 Feb 2016 Muhamad Agus Burhan yang akrab dipanggil Burhan adalah pengajar di jurusan Seni Lukis Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia (ISI), Yogyakarta, yang sekarang menjabat sebagai rektor ISI.  Seringkali dia datang ke Tembi Rumah Budaya untuk membuka pameran seni rupa atau hanya sekadar melihat pameran, atau bahkan hanya mampir dolan di Tembi. Sejak masih sebagai pengajar dan sekarang menjabat rektor, Burhan masih sering bertandang ke Tembi.   Gelarnya sekarang bertambah, tidak hanya doktor, melainkan telah menjadi guru besar. Maka di depan namanya tertulis Prof. Dr. Agus Burhan. Pidato pengukuhan dia sebagai guru besar pada Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta dilakukan Rabu pagi, 24 Februari 2016 di Concert Hall ISI Yogyakarta dengan judul “Sejarah Seni Lukis Modern Indonesia: Historiografi dan Fungsinya.” Menurut Burhan, sejarah menjadi penting untuk ditulis karena untuk menyampaikan berbagai fakta yang bermakna dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, jika dilihat dari jenis, struktur, maupun substansinya ada beberapa fungsi historiografi.   “Saya mencatat ada tiga fungsi historiografis. Pertama historiografi berfungsi untuk membangun kesadaran genetis atau asal-usul, karena dengan mengungkap fenomena masa lalu yang terjadi maka akan diketahui identitas suatu fenomena. Menentukan identitas dengan melacak genealoginya adalah hal yang lazim dilakukan,” kata Burhan.   Fungsi kedua, demkian Burhan melanjutkan, untuk keperluan didaktis, yaitu sebagai instrumen untuk meneruskan tradisi. Nilai-nilai, dan pengetahuan dari generasi ke generasi.   “Fungsi ketiga merupakan fungsi pragmatis. Dalam aspek dari fungsi pragmatis ini adalah untuk melegitimasi kekuasaan khususnya, dan situasi politik pada umumnya,” ujar  Burhan.   Dijelaskan oleh Burhan, dalam fungsi penguatan identitas, historiografi seni lukis dan seni rupa modern Indonesia diperlukan untuk memberikan makna tentang proses keindonesiaan, maupun dalam fungsi yang khusus untuk menjelaskan kehidupan dunia seni lukis modern Indonesia.   “Dalam setiap periode seni lukis dan seni rupa modern Indonesia bisa dilihat ungkapan bentuk-bentuk visual sebagai artefak yang merefleksikan paradigma estetik yang bersumber dari fakta-fakta sosial dan dari fakta-fakta kultural atau jiwa zaman yang sedang berkembang,” kata Burhan.   Menurut Burhan, setiap periode sejarah seni lukis dan seni rupa modern Indonesia tentu mengungkapkan pergulatan identitas atau kesadaran keindonesiaan. Dalam hal inilah, demikian kata Burhan, setiap historiografi tersebut mengandung pengetahuan tentang pergulatan jati diri bangsa.   “Dari ketiga jenis dan fungsi historiografi seni lukis dan seni rupa modern tersebut, kecenderungan pemahaman dan penulisan sejarah yang semakin komprehensif dari para pengkaji, penulis, dan pengajar harus terus menerus ditingkatkan. Cakrawala intelektualitas yang menghayati pemikiran kritis, analitik dan diskursif menjadi syarat utama dalam kebutuhan pemahaman tersebut,” ujar Burhan.   Ons Untoro Prof. Dr. M. Agus Burhan,.M.Hum, Rktor ISI Yogya setelah membacakan pidato pengukuhan Jabatan Guru Besar, foto: dok: Burhan Beberapa saat setelah selesai pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar, Agus Burhan, Rektor ISI Yogyakarta menggendong Butet Kertaredjasa mahasiswa DO ISI Yogya, foto: Kuss Indarto Berita BUDAYA

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 12-03-16

    Launching Antologi P

    Antologi puisi rupa berjudul ‘Anakku Sayang Ibu Pulang’, karya dari beberapa penyair, yang pernah tampil di Sastra Bulan Purnama, Sabtu malam, 5... more »
  • 12-03-16

    Kamis Legi Hari Baik

    Pranatamangsa masuk mangsa Kasanga (9), umurnya 25 hari, mulai 1 s/d 25 Maret, curah hujan mulai berkurang. Masa birahi anjing dan sejenisnya.... more »
  • 12-03-16

    Bubur Koyor Srikandi

    Koyor atau urat sapi mungkin tidak sepopuler bagian tubuh sapi lainnya. Tapi bagi sebagian orang, koyor justru tampil sebagai primadona. Koyor... more »
  • 12-03-16

    FIB UGM Gelar Festiv

    Tari Reog Ponorogo yang dipentaskan di depan hall lantai dasar Grha Sabha Pramana UGM, Yogyakarta, pada Selasa, 1 Maret 2016, mengundang perhatian... more »
  • 11-03-16

    Jupri Abdullah Pamer

    Setelah menggelar karyanya di ruang pamer Tembi Rumah Budaya, Jupri Abdullah memajang karyanya di Museum Negeri Banten, Jl Brigjen K.H. Syama’un No.... more »
  • 11-03-16

    Pesan Kebersamaan Ki

    Kirab atau pawai senantiasa menjadi acara yang dinanti-nanti masyarakat. Pada setiap kirab selalu saja di sekitar rute yang dilaluinya disesaki... more »
  • 11-03-16

    Atraksi Barongsai di

    Barongsai kini menjadi pertunjukan ‘live’yang mudah ditonton. Pada masa Orde Baru, seni tradisi ini hanya bisa dinikmati lewat film. Misalnya yang... more »
  • 11-03-16

    Denmas Bekel 11 Mare

    Denmas Bekel 11 Maret 2016 more »
  • 10-03-16

    Nana Ernawati, Penya

    Namanya Nana Ernawati, biasa dipanggil Nana. Anak-anak yang lebih muda sering memanggilnya Bu Nana. Penyair era tahun 1980-an, rasanya kenal dengan... more »
  • 10-03-16

    Wisrawa (1): Berada

    Anak lelaki bernama Wisrawa tersebut lahir, tumbuh dan menjadi besar di pertapaan. Maklum saja karena ia anak seorang Begawan pinunjul bernama... more »