Rupa Puisi Perupa Dalam Sastra Bulan Purnama

15 Jan 2016 Sastra Bulan Purnama edisi ke-52, bulan Januari 2016, akan menampilkan para perupa, yang menulis puisi. Mereka masih tetap sebagai perupa, tetapi mereka juga menulis puisi. Memang tidak harus mereka disebut sebagai penyair. Mereka adalah para perupa yang tidak asing terhadap sastra, khususnya puisi dan bersahabat dengan para penyair dan sastrawan lainnya.

Para perupa yang akan tampil dalam Sastra Bulan Purnama edisi ke-52, Senin, 25 Januari 2016 ialah, Nasirun, Ong Hari Wahyu, Bambang Heras, Yoseph Wiyono, Loli Rahman, Nung Bonham, L.Surajiya Bartimus Yayan Prasetyo, Heti Palestina dan Wati Respati.

Temanya memang sengaja dipilih ‘Rupa Puisi Perupa’, karena untuk menunjukkan model puisi yang ditulis oleh para perupa, dan tidak perlu merujuk aliran seni rupa yang selama ini dikenal untuk memahami puisi mereka. Yang pasti, para perupa ini menyanpaikan idenya tidak dengan garis-garis dan warna yang kemudian disapukan di kanvas, melainkan merangkai kata, dan melakukan pilihan kata sebagaimana dilakukan penyair.

Keindahan puisinya tidak sama dengan keindahan karya lukisnya, namun mereka tetap menghadirkan keindahan melalui pilihan kata, irama dan seterusnya. Dalam kata lain, sebagai perupa mereka tidak meninggalkan estetika, yang dituangkan dalam bentuk puisi. Dari sini, kita bisa memahami bagaimana ‘rupa puisi’ yang ditulisnya.

Ada puisi yang sekilas seperti curahan hati, atau kalau dalam bahasa kamera digital dikenal sebagai selfi. Tapi curahan hati itu memberi kesan indah, sehingga enak untuk dibaca, dan curahan itu itu tidak terasa ‘merengek-rengek.’

Atau bisa dikatakan, curahan hati itu merupakan bentuk respon dari persoalan, yang kemudian diinternalisasi sehingga seolah persoalan itu menjadi persoalan hidupnya, dan kemudian dituliskan dalam bentuk puisi. Terasa romantais rasanya, dan itulah ‘rupa puisi’ yang sedang kita nikmati.

Anggap saja, pertunjukan puisi dari para perupa ini merupakan pameran, yang memadukan antara puisi dan seni lukis. Mereka (tidak hanya) memajang karya lukis, tetapi menyampaikan persoalan melalui visual lain, dalam hal ini kata dan performance, dan ini merupakan bentuk lain dari seni rupa, atau bisa disebut sebagai ekspresi budaya.

Dalam puisi, para perupa itu, selain menulis puisi juga menampilkan karya lukis, sehingga dua karya mereka ciptakan sekaligus: puisi dan seni lukis.

Ons Untoro

Lukisan karya Loli Rahman untuk puisi karyanya, foto: dok Tembi Lukisan karya Yoseph Wiyono untuk puisi karyanya, foto: dok Tembi Lukisan karya Nasirun yang diberi judul Tumbuh seperti judul puisinya, foto: dok Tembi Berita BUDAYA

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 19-01-16

    Konser Perkusi, Aksi

    Suguhan aksi Kelompok Studi Perkusi (Kesper) berhasil menyita perhatian para penonton. Dengan menampilkan suguhan yang atraktif membuat  ... more »
  • 19-01-16

    Sistem Religi Bonoke

    Judul   : Sistem Religi Komunitas Adat Bonokeling, di Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas Penulis   : Bambang... more »
  • 19-01-16

    Rekaman Gambar Pembu

    Buah kelapa boleh dikatakan identik dengan identitas Indonesia atau juga negara dan pulau-pulau di Asia-Pasifik. Buah ini menjadi sesuatu yang... more »
  • 18-01-16

    Bahasa Bagongan, Han

    Judul    : Bahasa Bagongan Penulis    : Soepomo Poedjosoedarmo, Laginem Penerbit    : Balai Bahasa, 2014... more »
  • 18-01-16

    Wisuda Kursus MC Bah

    Satu per satu nama-nama para wisudawan kursus master of ceremony (MC) Bahasa Jawa angkatan ke-33 Tembi Rumah Budaya dibacakan untuk kemudian naik... more »
  • 18-01-16

    Endhek Wiwitane Dhuw

    Peribahasa Jawa di atas secara harafiah berarti rendah permulaannya tinggi (pada) akhirnya. Hal ini bisa dicontohkan misalnya dengan pertumbuhan... more »
  • 16-01-16

    No Regrets, Menerjem

    Pertunjukan drama musikal berjudul “No Regrets” yang berlangsung pada Kamis 7 Januari 2016 di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta menuai decak kagum... more »
  • 16-01-16

    Rabu Pon Hari Baik,

    Perhitungan ini sering disebut perhitungan Panca Suda. Panca = 5 dan suda = kurang. Maksudnya 5 dikurangi 1 atau 5 kurang 1 sama dengan 4. Ada empat... more »
  • 16-01-16

    Indro Warkop Jadi Ko

    Kirab Jumenengan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Paku Alam X tanggal 7 Januari 2016 disambut antusias oleh ribuan orang Yogyakarta dan sekitarnya... more »
  • 15-01-16

    Rupa Puisi Perupa Da

    Sastra Bulan Purnama edisi ke-52, bulan Januari 2016, akan menampilkan para perupa, yang menulis puisi. Mereka masih tetap sebagai perupa, tetapi... more »