Konser Reog N Roll Bersama Slank

19 Sep 2015

Konser musik dianggap paling efektif untuk menyampaikan pesan sosial kepada masyarakat. Atas dasar itulah Kementerian Pariwisata menggandeng grup musik Slank untuk meningkatkan pemahaman dan kecintaan masyarakat terhadap seni dan budaya Indonesia lewat konser Reog N Roll.

Ini bukan konser Slank yang biasanya. Selain mengusung semangat nasionalisme yang disampaikan lewat lagu-lagu Slank, ada konser ini juga diramu dengan kekayaan budaya Indonesia dalam bentuk tari dan kesenian daerah. Digelar di 10 kota Indonesia, grup musik yang digawangi Kaka (vocal), Ridho (gitar), Ivanka (bass), Abdee (gitar) dan Bimbim (drum) menjanjikan akan memberikan konser yang berbeda.

Dengan tema besar: “Semangat Nasionalisme, Keindahan Alam & Kebudayaan Indonesiaku Untukmu”, Ide awal konser musik ini adalah ‘West meet East’, musik rock and roll milik Slank dibalut dengan kebudayaan Indonesia. Sebagai contoh pada setiap kota yang akan dikunjungi, sebagai pembuka akan ada tarian khas dari masing-masing kota. Reog yang merupakan kesenian budaya dari Jawa Timur diusung sebagai maskot konser ini.

Bertempat di kantor Kementerian Pariwisata, Jakarta Pusat Menteri Pariwisata Arif Yahya dalam rilis yang dikirimkan mengatakan, “Slank sebagai messenger, bukan sekadar musisi karena Slank adalah sebuah komunitas yang sejak dulu sangat perduli terhadap isu sosial yang dituangkan melalui musik.” Selain itu, Slank juga memiliki pengaruh kuat untuk mengajak masyarakat, terutama generasi muda untuk peduli terhadap keragaman seni Indonesia.

Konser pertama Reog N Roll akan berlangsung pada 9 Oktober 2015 di Four Points By Sheraton, Makassar, selanjutnya 11 Oktober 2015 di Medan International Convention Centre, Medan; 16 Oktober 2015 di Skenoo Gandaria City, Jakarta; 23 Oktober 2015 di Harris Hotel & Conventions, Bandung; 25 Oktober 2015 di Swiss Belhotel, Batam; 15 November 2015 di Dupan Convention Centre, Pekalongan; 20 November 2015 di Horison Hotel, Semarang; 22 November 2015 di GOR UNY, Yogyakarta; 27 November 2015 di GOR DBL Arena, Surabaya; dan terakhir 29 November 2015 di Taman Gong Kertalangu, Bali.

Satu efek khusus dalam konser dibocorkan, yakni efek Graphical Fire Flare akan digunakan pada lagu ‘Bang Bang Tut'. Efek ini diciptakan melalui kesenian debus, yang merupakan kesenian bela diri yang berasal dari Banten, Jawa Barat. Atraksi pemain debus seperti, memakan api, mengiris lengan, menusuk perut tanpa melukai tubuh akan disajikan dalam efek yang inovatif, yang memadukan multimedia dan tata cahaya teknologi tinggi.

Tentunya akan ada kejutan-kejutan lain yang disiapkan dalam konser Reog N Roll ini, tak ketinggalan berbagai kolaborasi bersama seniman lokal, seperti reog, kuda lumping, wayang kulit, tarian papua, dan masih banyak lagi. “Selama ini tradisional itu dianggap terbelakang, kita mau balikin itu bahwa tradisional itu cool, apalagi dikolaborasikan dengan Slank," kata Bimbim saat jumpa pers.

Berbeda dengan konser Slank pada umunnya, kali ini konser Reog N Roll membanderol tiket dengan harga Rp 200.000 s/d 800.000, tiket bisa didapatkan di kiostix.com.

Natalia S
Foto: Dokumentasi Kemenpar

Konser Reog N Roll Bersama Slank Konser Reog N Roll Bersama Slank Konser Reog N Roll Bersama Slank Berita BUDAYA

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 19-09-15

    Merti Bakpia 2015 Me

    Grebeg Bakpia ini diawali dengan kirab gunungan bakpia lanang (lelaki) dan gunung bakpia wedok (perempuan). Keseluruhan kue bakpia yang digunakan... more »
  • 19-09-15

    Konser Reog N Roll B

    Konser musik dianggap paling efektif untuk menyampaikan pesan sosial kepada masyarakat. Atas dasar itulah Kementerian Pariwisata menggandeng grup... more »
  • 19-09-15

    Nasi Goreng Mafia, S

    Ada beragam menu yang disajikan. Semua dengan nama berbau mafia. Nama-nama sangar ini sekaligus mencitrakan kesan menyengat, pedas, atau panas yang... more »
  • 19-09-15

    Naga Dina Senin Pon

    Pada bulan Besar ini ‘naga tahun’ dan ‘naga jatingarang’ menyatu di utara. Sedangkan tempat ‘naga dina’ berubah-ubah sesuai dengan hari dan pasaran.... more »
  • 18-09-15

    Liputan Majalah Kaja

    Gedung Kesenian Sobokarti dibangun oleh Belanda pada tahun 1930 yang aslinya bernama Volkstheater Sobokarti yang berarti tempat berkarya. Gedung ini... more »
  • 18-09-15

    Terima Kasih Bu Susi

    Acara penutupan pameran ini terasa istimewa karena tidak saja dilakukan oleh menteri, namun juga karena diiringi acara yang relatif lebih banyak dari... more »
  • 18-09-15

    Yogyakarta Night at

    Komunitas anak-anak muda ini telah menunjukkan aksi konkret dalam upaya memperkenalkan dan mencintai museum kepada publik. Dengan acara yang... more »
  • 17-09-15

    Arwinto Bersorban Aw

    Dalam antologi ini terdapat 101 puisi, yang dibagi dalam dua bab. Pada bagian pertama diberi judul “Pulang Ke Tubuh Sendiri” dan bagian kedua... more »
  • 17-09-15

    Jembatan Nambangan-N

    Hal yang menarik dari Jembatan Nambangan-Nangsri ini adalah pintu plat baja yang cukup besar. Pintu ini ditempatkan di ujung jembatan di wilayah... more »
  • 17-09-15

    Kegelisahan Rence Al

    Dampak sosial orkes ini juga nyata dirasakan. Dua kampung bertetangga yang sebelumnya bertikai akhirnya malah kini berdamai karena keduanya terlibat... more »