Karakter Perempuan pada Foto-foto Gendis

07 Apr 2016 Foto seringkali dipandang sebagai representasi realitas, termasuk manusia. Bahkan melalui foto, fotografer berusaha memvisualkan karakter manusia. Sejumlah self-portrait pesohor mencerminkan karakter mereka. Sementara itu menarik pula visualisasi karakter manusia sebagai fenomena sosial. Termasuk dalam pameran foto baru-baru ini oleh pasangan suami istri Eed Shol dan Dewi Gendis. Pada pameran ini, keduanya lebih fokus pada visualisasi karakter perempuan berdasarkan interaksi sosial mereka di Yogyakarta sejak 2011 setelah kepindahan mereka dari Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

Kedua fotografer profesional yang bergabung dalam Gendis Photoworks ini mencoba mendokumentasikan karakter perempuan dari sudut pandang perempuan. Atau dengan penjelasan lain, seperti disampaikan pada pengantar pameran, mereka memvisualkan romantisme sikap perempuan.

Karya-karya mereka merangkum dan mewujudkan estetika kekuatan karakter dari masing masing subyek. Dalam proses kreatif foto ini, mereka mengarahkan para pemeran untuk dapat masuk dalam penjiwaan sehingga terciptalah sebuah foto yang sesuai dengan ide serta konsep karya dalam balutan nuansa teaterikal, dimana obyek dalam karyanya dapat menjadi subyek seni peran, menurut narasi yang telah mereka siapkan.

Pameran bertajuk ‘10.1’ di Jogja Contemporary yang berakhir pada 24 Maret ini memeragakan 14 foto dengan beragam pengadeganan perempuan. Semua fotonya diberi judul ‘Attitude’ yang dibedakan angka urut. Dari foto-foto yang yang dipamerkan hanya 3 buah yang berwarna, lainnya hitam putih. Pilihan hitam putih ini agaknya tidak lepas dari suasana yang ingin dicapai. Kebanyakan karakter yang divisualkan mengesankan sisi kelam, sebagian besar mengekspresikan wajah datar atau muram. Terasa kesunyian yang mencekam.

Attitude #8, misalnya, menampilkan seorang perempuan yang duduk di pojok ruang. Tangannya mendekap lututnya yang ditekuk. Wajahnya menengadah dengan mata menerawang kosong. Bayangan terali besi menampak di dinding. Bahkan pada pengadeganan yang terkesan “netral”, suasananya tetaplah terbentuk. Pada Attitude #9 foto perempuan yang berdiri statis sendiri di tengah ruangan menjadi “berbicara” ketika tervisualkan bayangan tubuhnya baik di lantai maupun di dinding, bahkan bayangan di dinding pun memiliki bayangannya di lantai. Melalui efek cahaya, sesosok perempuan menampakkan banyak bayangan.

Termasuk pada foto pengantin yang seharusnya total mengekspresikan kegembiraan, kesan yang tertangkap adalah kegamangan dan kemisterian. Meski ditampilkan dalam foto berwarna, Attitude #1 tetap membawa rasa mencekam. Seorang perempuan berbalut pakaian pengantin berwarna putih, dengan kepala dan wajah tertutup kain, berlari seperti tak menjejak tanah. Kainnya memanjang hingga ke belakang, bergelombang di antara batang-batang pepohonan.  Warna kromatik pepohonan dan dedaunan menguatkan impresi ini.

Gendis dan Shol juga bermain dengan kontinuitas gerak pengadeganan untuk membangun narasi. Misalnya Attitude #7 menampakkan seorang perempuan yang tertawa lantas berdiri menyamping dengan tangan di mulut, mengesankan orang bergosip. Mereka juga menampilkan visualisasi simbolik dengan pesan yang mudah ditangkap. Misalnya dalam Attitude #6 seorang perempuan berteriak histeris di tengah tangan yang menuding, tangan yang mengepal dan tangan yang mencakar.

Foto-foto yang dipamerkan berbicara dengan beragam gaya visualisasi. Perempuan berpayung di dalam ruangan, perempuan menunduk dengan rambut riapan tertiup angin, perempuan di sisi angin puting beliung, perempuan memegang sangkar burung kosong di tengah tonggak-tonggak yang dihinggapi burung-burung gagak, dan sebagainya.

Semua foto ini berusaha menerjemahkan karakter perempuan yang mungkin juga bertolak dari stereotip perempuan. Yang jelas, pameran ini telah menunjukkan kemungkinan fotografi dalam mendokumentasikan realitas subyektif. Meski ini merupakan pameran perdana Gendis Photoworks, mereka telah menawarkan konsep dan visualisasi yang menarik.

Naskah dan foto:Barata

Pameran foto, Gendis Photoworks, Eed Shol, Dewi Gendis, Jogja Contemporary Pameran foto, Gendis Photoworks, Eed Shol, Dewi Gendis, Jogja Contemporary Pameran foto, Gendis Photoworks, Eed Shol, Dewi Gendis, Jogja Contemporary Pameran foto, Gendis Photoworks, Eed Shol, Dewi Gendis, Jogja Contemporary Pameran foto, Gendis Photoworks, Eed Shol, Dewi Gendis, Jogja Contemporary Pameran foto, Gendis Photoworks, Eed Shol, Dewi Gendis, Jogja Contemporary Berita BUDAYA

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 13-04-16

    Denmas Bekel 13 Apri

    Denmas Bekel 13 April 2016 more »
  • 13-04-16

    Pameran Keramik Tiga

    Pameran keramik di Tirana House yang berakhir pada 5 April lalu bisa dikatakan sebagai penegasan atas lahirnya sarjana perupa. Perupa yang dihasilkan... more »
  • 13-04-16

    Iqbal, Puisi dan Bio

    Penyair muda penuh bakat ini namanya Iqbal H Saputra, yang biasa dipanggil Iqbal. Lahir di Belitong, 8 November 1989, dan kini tinggal di Yogya.... more »
  • 12-04-16

    Eksplorasi Tanpa Beb

    Berkesenian sejatinya adalah sebuah proses. Penegasan pada proses ini berulang kali disampaikan sejumlah seniman terkemuka, baik sastrawan, pemain... more »
  • 12-04-16

    Bercermin dari Kehan

    Memasuki ruang pamer di Museum Perjuangan Yogyakarta, pertama-tama koleksi yang dihadirkan adalah replika kapal layar VOC, hasil rempah-rempah, dan... more »
  • 12-04-16

    Pameran Seni Rupa Tr

    Tropis: Keragaman Nusantara, itulah tema yang diambil dalam pameran seni rupa bersama angkatan 2014 Pasca-Sarjana ISI Yogyakarta. Pameran... more »
  • 11-04-16

    Sang Anak Pun ikut U

    Dalam pengertian umum foto sering ditempatkan sebagai kesaksian atas satu peristiwa. Lewat foto kita diminta percaya bahwa peristiwa itu benar... more »
  • 11-04-16

    Kesaksian Tentang Le

    Konon letusannya terdengar berkali-kali sampai terdengar di Prambanan. Pagi harinya terjadi hujan abu dan berlangsung selama dua hari. Ketebalannya... more »
  • 10-04-16

    Yoni Karanggede sete

    Yoni di situs Karanggede terletak di Kring Karanggede, Pedukuhan Ngireng-ireng, Kalurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Propinsi... more »
  • 09-04-16

    Kamis Wage Pekan Ini

    Pranatamangsa masuk mangsa Kasepuluh (10), umurnya 24 hari, mulai 26 Maret s/d 18 April. Musim padi tua, burung-burung sedang membuat sarang. Ternak-... more »