Belajar Membuat Layang-layang Saat Bazar Buku

14 Mar 2016 Rasanya semakin jarang terlihat anak-anak yang bermain layang-layang. Mungkin karena lahan bermain yang semakin sempit, atau desakan hiburan dan permainan lain yang lebih canggih. Padahal bermain layang-layang punya keasyikan tersendiri. Barangkali para orang tua sekarang ada yang punya nostalgia indah tentang permainan ini.

Maka menjadi hal yang menyenangkan ketika menyaksikan sejumlah orang tua siswa beserta anak-anaknya belajar membuat layang-layang. Pagi itu, Sabtu, 5 Maret 2016, siswa-siswa Taman Kanak-kanak (TK) Lempuyang Wangi, Yogyakarta, asyik mengikat dua bilah kecil bambu, dipandu seorang instruktur. Sejumlah kertas minyak berwarna kuning tergeletak di dekatnya. Orang tua dan guru mereka ikut mempraktikkan, sekaligus membantu anak-anak ini.

Ade, instruktur dari 3G Production, dengan sabar dan gamblang mencontohkan pembuatan layang-layang setahap demi setahap. Ternyata cara membuatnya cukup mudah. Seperti yang diajarkan Ade, dimulai dengan mengikat bagian tengah sebilah bambu dengan benang. Titik mengikatnya harus membuat bambu seimbang. Setelah itu bambu vertikal ini diikatkan ke bambu horizontal. Lalu diikatkan benang di ujung bawah bambu vertikal, dan ditarik ke ujung kanan bambu horizontal, lantas dilanjutkan dengan mengikat ujung atas bambu vertikal. Berikutnya benang diikat di ujung kiri bambu horizontal, lalu diikatkan di ujung bawah bambu vertikal. Bambu horizontal akan sedikit melengkung ke bawah. Tahap selanjutnya, menempel kertas minyak pada rangka diagonal tersebut.

Acara ini, menurut Ade, berlangsung setiap hari, sejak 3 Maret sampai 9 Maret 2016. Waktunya dibagi dua. Pagi hari untuk sekolah-sekolah yang diundang, dengan usia siswa berkisar dari TK sampai kelas 2 Sekolah Dasar. Siang harinya, pukul 13.00-16.00 untuk umum. Setiap peserta dipungut biaya Rp 4.000.

Workshop ini merupakan bagian dari Pagelaran Buku Jogja yang diselenggarakan oleh 3G Production sebagai event organizer. Mungkin layang-layang dan buku memang punya kesamaan nasib di era digital dan multimedia ini. Mungkin sama-sama terpinggirkan atau tersaingi oleh televisi, internet, gadget dan semacamnya. 

Yang jelas, kata Ade, pihaknya ingin bazar buku tidak sekadar berjualan buku. Tapi ada kegiatan belajar berupaparticipating learning yang menarik dan menyenangkan. Kenapa kegiatan yang dipilih membuat layang-layang? Menurut Ade, layang-layang adalah mainan zaman dulu yang sekarang sudah jarang dimainkan sehingga perlu diperkenalkan lagi. Selain layang-layang, ada pula workshop membuat origami tapi hanya satu kali.

Selain workshop, ada pula talkshow tentang membangunbranding dalam bisnis online, belajar menjadi penulis, dan bedah beberapa judul buku. Selain itu, lomba macapat dan tari kreasi baru ikut menyemarakkan acara.

Buku-buku yang dipamerkan cukup beragam. Menurut Ade, dengan konsepupdating, buku-buku baru danbest seller dipajang di dalam gedung, sedangkan buku-buku obral dipajang di halaman gedung. Ada pula stand khusus buku-buku lama dan langka, yang umumnya berupa buku bekas. Acara ini diselenggarakan di Balai Pamungkas, dekat Stadion Kridosono.

Pagi itu, acara workshop membuat layang-layang bagi siswa TK Lempuyang Wangi pun selesai. Beberapa anak berlarian riang sambil membawa layang-layangnya. Sejumlah siswa berkostum polisi dari TK Kemala Bhayangkari ganti mengisi ruang workshop, siap membuat layang-layang.

Naskah dan foto:Barata

Workshop membuat layang-layang, Pagelaran Buku Jogja Workshop membuat layang-layang, Pagelaran Buku Jogja Workshop membuat layang-layang, Pagelaran Buku Jogja Workshop membuat layang-layang, Pagelaran Buku Jogja Workshop membuat layang-layang, Pagelaran Buku Jogja Workshop membuat layang-layang, Pagelaran Buku Jogja Berita BUDAYA

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 17-03-16

    Tumenga Sepa Tumungk

    Peribahasa Jawa di atas secara harafiah berarti mendongak (melihat ke atas) hambar melihat ke bawah sepi. Pepatah ini ingin menggambarkan keadaan... more »
  • 17-03-16

    Pawai Ogoh-Ogoh Yogy

    Dalam rangka memperingati Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1938, serangkaian acara dilangsungkan. Bagi umat Hindu terdapat serangkaian perayaan Nyepi... more »
  • 17-03-16

    Membedah Semarang Za

    Judul             : Semarang Tempo Dulu. Teori Desain Kawasan Bersejarah Penulis  ... more »
  • 16-03-16

    Denmas Bekel 16 Mare

    Denmas Bekel 16 Maret 2016 more »
  • 16-03-16

    23 Perupa Menangkap

    Fenomena alam yang luar biasa selalu disikapi oleh manusia dengan berbagai cara dan keyakinannya. Gerhana matahari seperti yang terjadi tanggal 9... more »
  • 16-03-16

    Donan Satria Yudha I

    Kepala Museum Biologi  UGM Yogyakarta Donan Satria Yudha Msc sedang membenahi museum yang dikelolanya itu supaya lebih maju, lebih dikenal, dan... more »
  • 15-03-16

    Ritual Sakral di Des

    Judul             : Kajian Bentuk Ritual dan Kepercayaan Masyarakat di Desa Sidetapa Penulis... more »
  • 15-03-16

    Upacara Tawur Agung,

    Ramainya wisatawan yang mengunjungi Candi Prambanan, Yogyakarta, tak mengurangi kekhidmatan umat Hindu dalam melangsungkan upacara Tawur Agung pada... more »
  • 15-03-16

    Tari Garba, Ungkapan

    Dalam pembukaan pameran seni rupa di PKKH UGM, Yogyakarta, Sabtu malam 27 Februari 2016, Sri Astari Rasjid juga mengundang koreografer dari Solo,... more »
  • 14-03-16

    Mahasiswa Jepang Bel

    Hari Jumat siang, 5 Maret 2016,  Tembi Rumah Budaya Yogyakarta dikunjungi oleh 8 mahasiswa dan 2 dosen kedokteran gigi  dari Jepang yang... more »