Sebelum Tidur Dewantoro Mendongeng Di Tembi

Author:kombi / Date:24-05-2013 / Tag: Bale Rupa Pameran / Pameran

Sebelum Tidur Dewantoro 'Mendongeng' Di Tembi

Dongeng yang saya ketengahkan lewat media kertas serta menggunakan bolpoin hitam dan merah, adalah penggambaran sudut-sudut kelam manusia yang para tokohnya berada dalam dunia gelap, temaram dan seakan-akan penuh kepasrahan akan semuanya

Salah satu karya Dewantoro yang bisa dilihat di ruang pamer Tembi Rumah Budaya, Foto: Sartono
Para penari kelam

Dewantoro bukan sekadar mendongeng, tetapi sedang berkeluh-kesah, atau bahkan sedang melakukan agitasi. Begitulah yang tercemin dalam karya-karyanya yang dipamerkan di Tembi Rumah Budaya dari 16 hingga 29 Mei 2013.

Tajuk pamerannya, ‘Dongeng Sebelum Tidur’. Tetapi kisah yang didongengkan tidak seperti dongeng yang selama ini kita kenal, yang lebih banyak memberikan ajaran moral yang hitam putih. Dongeng yang ia sampaikan menyangkut kisah-kisah sosial, yang lazim disebut sebagai propaganda.

Memang Dewantoro tidak sedang melakukan propaganda. Ia menyebutnya sebagai sedang mendongeng. Tetapi, dongeng yang dia maksudkan bukan sebagai dongeng pada anak-anak untuk mengantarkan tidur, melainkan memberikan ‘kisah visual’ melalui gambar-gambar.

“Saya mencoba mengetengahkan dongeng dalam bentuk visual berupa gambar-gambar di mana setiap gambar akan dimaknai secara berbeda maupun masih ada kaitan satu dengan yang lainnya,” kata Dewantoro.

Dewantoro, seperti dia katakan, menghadirkan gambar-gambar yang dibuat dari pengalaman pribadi yang bersinggungan dengan berbagai peristiwa yang terjadi di sekelilingnya, yang dia lihat melalui media cetak maupun media audio visual.

Kisah-kisah gambarnya menyaikan warna merah dan hitam, ada goresan putih. Namun, warna merah mendominasi. Judul yang dipakai untuk menandai karya-karyanya memberikan kesan advokatif, yang tidak lepas dari persoalan sosial.

Ada karya yang berjudul “Memori dunia gelap’, ‘Si Perampas kepala’ ‘RIP’, ‘Kepala kotor’, “Menunggu sesuatu yang tak pasti’, ‘Mimpi buruk’, ‘Parade di lorong gelap’, ‘Perayaan atas kekalahan dia’. Semua karya di atas kertas atau dia sebut sebagai ‘pen on paper’ dan semua dalam ukuran kecil 21 cm x 29, 5 cm.

Salah satu dongeng dari karya Dewantoro yang dipamerkan di ruang pamer Tembi Rumah Budaya, Foto: Sartono
Perayaan atas kekalahan dia

Dewantoro selama 13 hari di Tembi Rumah Budaya, sedang memberi ‘dongeng’ kepada publik yang melihat karya-karyanya. Tema dongengnya kebanyakan, atau malah bahkan semunya, tentang sosial politik. Melihat simbol-simbol dari gambarnya, dongeng yang disampaikan sekaligus untuk memberikan advokasi pada orang lain. Dengan kata lain, dongengnya bersifat advokatif-agitatif.

Sebagai contoh satu gambar yang berjudul ‘Perayaan atas kekalahan dia’. Visual yang dihadirkan, meskipun memberi suasana pesta, tetapi pesta tersebut memberikan kesan murung. Sepertinya, kekalahan bagi Dewantoro menghasilkan kekecewaan, sehingga kalaupun mengadakan pesta, bukan untuk menyambut kebahagiaan.

Fajar Sidik, kurator pameran ini melihat, bahwa apa yang dilakukan Dewantoro melalui karyanya adalah upaya menghantarkan kita pada putaran waktu kekerasan yang melanda negeri ini, yang dulu dan kini masih terus berlangsung, dan oleh Dewantoro, diabadikan dengan gambaran dunia yang gelap sekaligus dunia yang terang.

“Bayang metafora daging yang berkelibatan dalam visualisasi yang tanpa jiwa, tanpa rasa meninggalkan budi pekerti dan daya kearifan dan bijaksana,” kata Fajar Sidik.

Dewantoro, lahir di Solo, 31 Desember 1972. Sejak tahun 1995, artinya sejak dia berusia 23 tahun, telah melakukan banyak pameran bersama maupun pemeran tunggal, termasuk melakukan performance art. Dia telah melakukan 6 kali pameran tunggal, dan pameran di Tembi Rumah Budaya kali ini merupakan pameran tunggal ke-7. Tema yang sama, pernah dipamerkan di Bandung.

“Dongeng yang saya ketengahkan lewat media kertas serta menggunakan bolpoin hitam dan merah, adalah penggambaran sudut-sudut kelam manusia yang para tokohnya berada dalam dunia gelap, temaram dan seakan-akan penuh kepasrahan akan semuanya,” kata Dewantoro.

Pembukaan pameran karya Dewantoro dikunjungi oleh sekitar 75 orang , Foto: Sartono
Pengunjung menikmati karya2 Dewantoro

Setiap hari, mulai pukul 08.00 - 21.00 pameran karya Dewantoro yang bertajuk ‘Dongeng Sebelum Tidur; sampai tanggal 29 Mei 2013 masih bisa dilihat di ruang pameran Tembi Rumah Budaya, Jl. Parangtritis Km 8,5, Tembi, Timbulharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta.

Pameran yuk ..!

Ons Untoro

Foto:Sartono

Bale Rupa Pameran Source Link: Jakarta

Latest News

  • 09-05-14

    Pasinaon Basa Jawa K

    Tataran tutur bahasa Jawa saat ini lebih ringkas, hanya dibagi menjadi 4 jenis, yaitu: bahasa Ngoko-lugu, bahasa Ngoko-halus, bahasa Krama-limrah (... more »
  • 09-05-14

    Pager Piring, Pamera

    Pameran seni rupa tersebut berusaha untuk merespon dan mengaktualisasikan gagasan pager piring yang merupakan buah pemikiran Romo Mangun. Pager... more »
  • 09-05-14

    Bakdi Sumanto Meliha

    Bakdi Sumanto memfokuskan pada karya sastra Romo Mangun dengan “melacak” empat novel yaitu ‘Burung-Burung Manyar’, ‘Romo Rahardi’, ‘Trilogi Roro... more »
  • 08-05-14

    Ngudia Amrih Ditiru

    Pepatah ini ingin menekankan tentang pentingnya berpikir cerdas dan kreatif serta penuh inisiatif positif. Peniru atau pengambil gagasan atau ilmu... more »
  • 08-05-14

    Menyentuh Bunyi Bers

    Evelyn bertumbuh menjadi perkusionis handal. Kemampuannya yang kuat dalam merasakan getaran membuatnya menjadi musisi yang sangat sensitif dengan... more »
  • 07-05-14

    Jalan Mayor Suryotom

    Nama Loji Kecil Wetan diambilkan dari nama kampung Loji Kecil, yang di masa lalu merupakan pemukiman orang-orang Belanda. Lokasi kampung ini berada... more »
  • 07-05-14

    Geger Pecinan di Bat

    Geger Pacinan merupakan salah satu catatan sejarah kelam. Perang yang meletus di Batavia tersebut bermula dari kekhawatiran pemerintah Belanda... more »
  • 06-05-14

    Mengenang 15 Tahun K

    Romo Mangun sudah 15 tahun yang lalu meninggalkan kita, tetapi karya-karyanya masih terus bisa dinikmati dan dikunjungi. Selain menghasilkan banyak... more »
  • 06-05-14

    Pelajar SD BIAS Klat

    Tembi dipilih sebagai sasaran untuk tempat belajar kebudayaan Jawa karena Tembi relatif siap setiap saat untuk penyelenggaraan kegiatan itu.... more »
  • 06-05-14

    Perkampungan Nelayan

    Semak di kanan kiri sungai atau muara tersebut menjadi petunjuk bahwa tanah di sekitar tempat itu masih cukup baik untuk pertumbuhan tanaman.... more »