Pameran Lukisan Koleksi Tembi Rumah Budaya
Author:kombi / Date:03-08-2013 / Tag: Bale Rupa Pameran / PameranPameran Lukisan Koleksi Tembi Rumah Budaya
Ini kali ruang pamer di Tembi Rumah Budaya sampai tanggal 15 Agustus 2013, diisi lukisan koleksi Tembi Rumah Budaya dari sejumlah karya perupa yang pernah menggelar karyanya di sini. Ada 17 lukisan yang dipajang dari 100 lebih koleksi yang dimiliki.
Perjalanan ke Tunisia, karya Kana
Ini kali ruang pamer di Tembi Rumah Budaya sampai tanggal 15 Agustus 2013, diisi lukisan koleksi Tembi Rumah Budaya dari sejumlah karya perupa yang pernah menggelar karyanya di sini. Ada 17 lukisan yang dipajang dari 100 lebih koleksi yang dimiliki.
Satu karya yang memvisualkan sepatu, representasi dari traveling karya seorang pelukis perempuan, yang tinggal di Jakarta, bernama Kana. Lukisan ini diberi judul, ‘Perjalanan ke Tunisia’. Lukisan yang lain, berjudul ‘Lembah’ karya Priadi, pelukis tinggal di Surabaya dan sejumlah lukisan lain karya perupa berbeda.
Menyebut dua nama yang bertempat tinggal di kota berbeda, setidaknya untuk menunjukkan, bahwa ruang pamer Tembi Rumah Budaya terbuka bagi pelukis mana saja, tidak hanya pelukis dari Yogya. Seorang pelukis dari Bali pernah berpameran di ruang pamer Tembi.
Pelukis yang pernah pameran di Tembi Rumah Budaya, dan telah meninggal dunia adalah Lian Sahar, Harjiman. Dua pelukis dari generasi berbeda itu merupakan pelukis yang dikenal secara luas dan termasuk pelukis yang ‘diperhitungkan’.
Karena sifatnya pameran koleksi, maka tidak disertakan tema. Setiap karya yang dipamerkan memiliki tema sendiri dan pilihan gaya serta visual yang tidak sama. Lukisan karya AT Sitompul, yang sebenarnya lebih sebagai seni grafis, memberikan kisah melalui garis-garis rapi dan tertata. Pameran Sitompul, yang diselenggarakan dari tanggal 25 Januari-10 Februari 2008 di Tembi Rumah Budaya diberi tajuk ‘Psycho-Visual’
Lembah, karya Priadi
Dalam pengantarnya di katalog, Mikke Susanto, yang menjadi kurator pameran AT Sitompul menyebutkan, bahwa sejak awal Tompul, panggilan kesayangan AT Sitompul, sadar akan posisi seni grafis yang dianggap oleh banyak pengamat maupun kolektor di Indonesia merupakan seni yang ‘terpinggirkan’.
“Seni grafis dianggap kelas dua atau jenis seni rupa yang terus mengalami persoalan, kebangkrutan dan bahkan dianggap sekarat di Indonesia,” tulis Mikke Susanto.
Perempuan pelukis seringkali tidak ‘meneruskan proses kreatifnya’ ketika telah menjalani hidup berkeluarga. Namun, Kana lain, ia masih terus berkreasi di tengah tugas domestik yang mungkin membelenggunya.
Pada pameran Kana di Tembi Rumah Budaya 24 Agustus-14 September 2007, Kuss Indarto, seorang kurator, menuliskan mengenai Kana di katalognya sebagai berikut:
“Sosok pelukis semacam Kana ini memang bisa banyak berguru pada modus kreatif seniman-seniman yang telah merintis jalan dari keberhasilannya mengelola problem domestik. Banyak cermin yang bisa ditimba dari sana. Misalnya dari Wara Anindyah, Lucia Hartini, Astari Rasjid, atau deretan nama yang lebih ‘awang-awang’ sana: Frida Kahlo, Kathe Kollwitz dan lainnya”.
Dari 17 lukisan yang dipamerkan di Tembi Rumah Budaya, memang menampilkan karya dari berbeda gerenerasi, atau setidaknya pelukis dari usia yang berbeda-beda, meski dari kampus yang sama. Kana dan AT Sitompul lulusan ISI Yogya, tetapi dari angkatan yang berbeda. Priadi lulusan dari SSRI, angkatan lebih tua lagi.
Suasana Ruang Pamer Tembi Rumah Budaya
Priadi, yang berpameran di Tembi Rumah Budaya pada 13-24 Oktober 2010 menampilkan sekitar 20 karya, yang sebagian hadir dalam nuansa abstrak. Teman-teman Priadi semasa di SSRI, seperti Haris Purnomo, yang tinggal di Yogya, memberikan komentar atas pamerannya.
“Memang tak bisa dipungkiri gejolak berkesenian yang sudah sekian lama terpendam akhirnya tak cukup bisa dibendungnya, meledak juga. Begitulah yang terjadi dengan sahabatku Priadi, untuk lukisan-lukisan yang ia pamerkan kali ini adalah ledakan pertama endapan seni yang sudah puluhan tahun berkarat tertimbun jejak kegiatan hidupnya yang mungkin jauh dari kehidupan seni,” tulis Haris Purnomo.
Pameran koleksi Tembi Rumah Budaya ini untuk menunjukkan bahwa lukisan dari para perupa yang pernah berpameran di Tembi Rumah Budaya dan memberikan ‘kenangan’ satu lukisan, mendapat tempat yang layak dan penghargaan yang semestinya.
Pameran yuk ..!
Naskah & foto:Ons Untoro
Bale Rupa Pameran Source Link: JakartaLatest News
- 09-05-14
Pasinaon Basa Jawa K
Tataran tutur bahasa Jawa saat ini lebih ringkas, hanya dibagi menjadi 4 jenis, yaitu: bahasa Ngoko-lugu, bahasa Ngoko-halus, bahasa Krama-limrah (... more » - 09-05-14
Pager Piring, Pamera
Pameran seni rupa tersebut berusaha untuk merespon dan mengaktualisasikan gagasan pager piring yang merupakan buah pemikiran Romo Mangun. Pager... more » - 09-05-14
Bakdi Sumanto Meliha
Bakdi Sumanto memfokuskan pada karya sastra Romo Mangun dengan “melacak” empat novel yaitu ‘Burung-Burung Manyar’, ‘Romo Rahardi’, ‘Trilogi Roro... more » - 08-05-14
Ngudia Amrih Ditiru
Pepatah ini ingin menekankan tentang pentingnya berpikir cerdas dan kreatif serta penuh inisiatif positif. Peniru atau pengambil gagasan atau ilmu... more » - 08-05-14
Menyentuh Bunyi Bers
Evelyn bertumbuh menjadi perkusionis handal. Kemampuannya yang kuat dalam merasakan getaran membuatnya menjadi musisi yang sangat sensitif dengan... more » - 07-05-14
Jalan Mayor Suryotom
Nama Loji Kecil Wetan diambilkan dari nama kampung Loji Kecil, yang di masa lalu merupakan pemukiman orang-orang Belanda. Lokasi kampung ini berada... more » - 07-05-14
Geger Pecinan di Bat
Geger Pacinan merupakan salah satu catatan sejarah kelam. Perang yang meletus di Batavia tersebut bermula dari kekhawatiran pemerintah Belanda... more » - 06-05-14
Mengenang 15 Tahun K
Romo Mangun sudah 15 tahun yang lalu meninggalkan kita, tetapi karya-karyanya masih terus bisa dinikmati dan dikunjungi. Selain menghasilkan banyak... more » - 06-05-14
Pelajar SD BIAS Klat
Tembi dipilih sebagai sasaran untuk tempat belajar kebudayaan Jawa karena Tembi relatif siap setiap saat untuk penyelenggaraan kegiatan itu.... more » - 06-05-14
Perkampungan Nelayan
Semak di kanan kiri sungai atau muara tersebut menjadi petunjuk bahwa tanah di sekitar tempat itu masih cukup baik untuk pertumbuhan tanaman.... more »