Ngajogjakarta Hadiningrat. Djilid satoenggal

12 Feb 2014

Naskah Kuno

Judul : Ngajogjakarta Hadiningrat. Djilid satoenggal
Penulis : A.S. Dwidjasaraja
Penerbit : Mardi-Moelja, 1935, Ngajogjakarta
Bahasa : Jawa halus
Jumlah halaman : 28

Buku ini membahas tentang bangunan keraton dilihat secara lahiriah dan batiniah. Dari segi lahiriah adalah apa yang terlihat oleh mata. Misal alun-alun, sitihinggil, kedaton, berbagai tumbuhan yang ada dan lain-lain.

Ngajogjakarta Hadiningrat. Djilid satoenggal

Istana kerajaan Yogyakarta (Ngayogyakarta Hadinigrat) dibangun dengan berbagai pertimbangan, antara lain dari sisi pemilihan lokasi, luas dan bentuk bangunan (arsitektur) dan sebagainya. Pangeran Mangkubumi (Sultan Hamengku Buwana I, raja pertama) dalam membangun keraton, selain aspek lahiriah juga mempertimbangkan aspek batiniah atau kerohanian. Dengan harapan kerajaan Yogyakarta dapat seimbang dan maju bersama dari segi jasmani maupun rohani.

Buku ini membahas tentang bangunan keraton dilihat secara lahiriah dan batiniah. Dari segi lahiriah adalah apa yang terlihat oleh mata. Misal alun-alun, sitihinggil, kedaton, berbagai tumbuhan yang ada dan lain-lain.

Dari segi batiniah, bangunan tersebut dibuat sebagai lambang atau mempunyai makna tertentu. Misal Regol Brajanala, mempunyai makna supaya selalu ingat kehendak hati (braja = senjata, nala = hati, senjata sebagai alat/sarana agar mempunyai kehendak hati yang baik). Pohon jambu klampok arum, mempunyai makna bila berbicara jangan sampai menyinggung orang lain (buah pohon ini baunya sangat harum, sehingga bila berbicara hendaknya yang enak didengar).

Buku ini dilengkapi dengan denah keraton Yogyakarta, disertai keterangan kegunaan bangunan. Ada beberapa bangunan yang mengalami alih fungsi kegunaan, menyesuaikan dengan keadaan. Juga diuraikan tentang raja-raja yang pernah bertahta.

Baca yuk ..!

M. Kusalamani

Source Link: Jakarta

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 16-08-16

    Karyawan Bir Bintang

    Menjelang maghrib hari Kamis 11 Agustus 2016, Tembi Rumah Budaya dikunjungi oleh karyawan PT Bir Bintang Jakarta sejumlah 100 orang. Mereka datang ke... more »
  • 16-08-16

    Suara Malam dan Peso

    Sastra Bulan Purnama edisi ke-59, yang akan diselenggarakan Kamis, 18 Agsutus 2016, pukul 19.30 di Tembi Rumah Budaya, Sewon, Bantul, Yogyakarta akan... more »
  • 16-08-16

    Kapak Batu di Pajang

    Senin, 25 Juli 2016 Sunardi (43) warga Dusun Manukan, Kelurahan Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, DIY menemukan sebuah benda yang... more »
  • 15-08-16

    Ketika Politik Prakt

    Haruskah kita bersikap jujur di depan sebuah karya seni? Pertanyaan itu muncul dalam diri saya ketika hadir dalam pembukaan pameran tunggal karya-... more »
  • 15-08-16

    Menikmati Semangkuk

    Judul naskahnya ‘Semangkuk Sup Makan Siang  atau Cultuurstelsel’  karya Hedi Santosa yang dimainkan oleh Whani Dproject selama dua hari 10... more »
  • 15-08-16

    Dunia Indigo dalam E

    Karya Edo Adityo sebagai penyandang disabilitas dan sekaligus indigo mungkin terkesan sangat personal, ekspresif, unik, dan sekaligus magis. Dalam... more »
  • 13-08-16

    Buku untuk Orang Bel

    Judul        : Beknopte Handleiding om de Javaansche Taal te Leeren Spreken Penulis          : J.W. van... more »
  • 13-08-16

    Ada Tiga Hari dalam

    Pranatamangsa: memasuki Mangsa Surya II Mangsa Karo. Usia 23 hari hari terhitung mulai 2 s/d 24 Agustus 2016. Candrane: Bantala Rengka,  artinya... more »
  • 13-08-16

    ‘Membelah Bulan’ Kar

    ‘Membelah Bulan’ merupakan judul antologi puisi karya Resmiyati, seorang penyair perempuan dari Klaten, akan dilaunching di Sastra Bulan Purnama,... more »
  • 12-08-16

    Rupa Perupa Jawa Tim

    Perupa Jawa Timur, yang tergabung dalam kelompok Koperjati, kependekan dari Komunitas Perupa Jawa Timur, menyelenggarakan pameran di Jogja... more »